Jujur aku ga pernah kepikiran untuk daftar Pocari Sweat Run Indonesia 2023 kategori Half Marathon dan offline di Bandung. Awalnya mau daftar kategori 10K dan salah satu teman memberikan semangat untuk daftar Half Marathon. Begitu banyak perdebatan batin dan pikiran di isi kepala dan hatiku gimana nanti untuk bisa sampai finish line. Persiapan menjelang HM bisa dikatakan kurang karena baru memulai latihan 1,5 bulan menjelang Pocari Sweat Run 2023. Namun aku diserang batuk pilek parah selama 3 minggu menjelang race, tapi aku tetap hajar untuk latihan.
Untuk mempercepat masa pemulihan, yang pertama aku lakukan adalah tidur awal, biasanya tidur di atas jam 10 malam sekarang jam 9 malam. Tidak lupa untuk minum multivitamin, air putih sebelum tidur dan mengurangi akses media sosial di malam hari. Kedua aku memulai latihan. Waktu latihan aku memilih di 2 waktu yaitu pagi hari mulai jam 05.30 pagi dan kalaupun waktu sore melihat situasi kondisi, tetapi diantara 2 waktu tersebut aku lebih sering dan nyaman berolahraga di pagi hari. Aku tidak mematok per latihan harus berapa kilometer dan berapa personal best yang harus aku capai, justru aku malah memikirkan untuk mencari pace ternyaman. Dan yang terakhir adalah peralatan tempur yang akan aku persiapkan untuk race nanti.
Aku mengikuti 2x session long run yang diadakan Pocari Sport Run, yang pertama tanggal 11 Juni di Kantor BTPN Mega Kuningan dan yang kedua di Plaza Senayan. Session long run pertama aku ikut kategori 7km dengan pace 07:30 dan aku berhasil mencapai pace di 07:39 dengan jarak 9,8 km dalam waktu 01:13:13. Pencapaian yang sangat signifikan karena aku sama sekali tidak terpikirkan akan bisa sampe di pace 7. Session Long run kedua di Plaza Senayan dengan jarak 8,45km dengan pace 8:29 dalam waktu 01:11:43.
Selain mengikuti session long run, aku juga latihan lari sendiri dengan rute sekitar rumah dan rata-rata jarak tempuh 6km-11km. Dari beberapa latihan lari itu, aku melihat ada perubahan signifikan pada pace dengan jarak tempuh yang sama yaitu 8km dan 9km. Jarak tempuh 8km (2x latihan) didapatkan hasil pace dari 8:00/km (01 :04:06) naik menjadi 07:51/km (01:03:09), dan jarak tempuh 9km (3x latihan) didapatkan hasil pace dari 8:00/km (1:12 :45) lalu turun ke 8:09/km (01:13:23) dan kemudian naik lagi ke 8:06/km (01:12:53) . Lari terjauhku dijarak 11,4km dengan pace 8:09/km dalam waktu 01:32:52. Di pace 07:51/km atau h-3 sebelum race cidera lutut di kaki kiri menyerang yang membuatku cukup frustasi dan skip latihan di 2 hari terakhir menjelang race. Dengan cepat aku segera menghubungi kaka sepupuku yang merupakan dokter untuk meminta resep pereda nyeri dan tidak lupa aku kompres dengan es batu dan membalurkan salep pereda nyeri di area lutut kaki kiriku yang cidera. Indikasi cidera lututku adalah saat medan menanjak aku mencoba untuk berlari dan tidak lama aku merasakan awalnya lutut mulai nyeri kemudia merambat sampai ke area paha dan sampai ke area atas paha.
D-day of the race. Aku hanya berdoa dan berharap lututku akan baik-baik saja selama race. Tidak lupa aku mengoleskan salep pereda nyeri dan minum obat. Flag off Half Marathon dimulai pukul 05.30 pagi dan cuaca Bandung pagi itu sangat dingin. Tidak lupa sebelumnya aku sudah melakukan pemanasan bersama dengan para runners. Race kategori Half Marathon dimulai, dan aku tidak menyangka aku bisa bertahan berlari tanpa henti sampai di 5km. Kemudian melewati medan menanjak dan aku hanya berjalan cepat untuk mencegah cidera kambuh. Akhirnya aku pun bisa berlari di belakang pacer HM. Begitu senangnya aku karena aku mampu untuk bertahan tanpa ada rasa lelah sedikitpun. Tidak lupa setiap water station aku berhenti untuk meminum Pocari Sweat supaya tidak dehidrasi dan berharap bisa mencegah cidera lututku.
Tak terasa ternyata aku sudah menempuh di jarak 14km, saat itu badanku sudah mulai lelah dan di 15km aku sudah merasakan lututku sakit, namun aku masih lanjut untuk berlari tanpa memikirkan rasa sakit itu. Ga disangka sakit semakin menjalar, aku memutuskan untuk berhenti di water station di 17km dan meminta bantuan fisioterapi untuk mengecek kondisi lututku. Pergulatan batin dan pikiran berharap masih bisa lanjut karena aku ingin bisa mendapat personal best di 02:50:00. Aku hanya bisa berpasrah dan bertanya ke kaka fisioterapi apakah aku masih bisa lanjut apa tidak. Kemudia kaka fisioterapi bertanya waktu cut off sampai jam berapa, dan aku dengan cepat menjawab sampai jam 09.00 ka. Kaka fisioterapi kemudia mengecek kondisi lututku dan mengatakan aku masih bisa lanjut namun jangan di push dan harus pelan-pelan. Dengan sigap aku langsung bangun dan mendapat cheering dari kaka fisioterapi semoga aku bisa sampai di finish line under cut off. Tidak lupa aku mengucapkan terima kasih aku minum Pocari Sweat lagi dan lanjut untuk jalan cepat namun tidak terlalu di push. Belum ada 500 m aku mencoba untuk berlari pelan namun nyeri lutut membuat kakiku terkunci dan hanya bisa jalan cepat walaupun pincang. Dimulai dari pelan, cepat dan berlari aku lakukan di 18km, 19km dan 20km.
Titik puncak aku semangat untuk berlari dan tidak memikirkan rasa sakit lutut di 20km. Cheering dari teman-teman sponsor, warga Bandung dan teman-teman runner yang sudah finish duluan menepoki dan berteriak memberi semangat karena sebetar lagi finish. Saat itu air mataku sudah ingin keluar karena terharu dan akhirnya aku sekuat tenaga untuk berlari walaupun pincang. Serasa mendapatkan booster, di 20km menuju finish line aku push berlari dan tidak peduli dengan rasa sakit. 200 meter menjelang finish line aku semakin mengencangkan lariku dan betapa bahagia melihat gerbang finish line di depan mata banget. Akhirnya kedua kakiku berhasil bertahan menginjak finish line di waktu 03:11:57 dengan pace 8:48/km. Aku bangga dengan diriku yang masih bertahan dengan kondisi sakit dan tidak menyerah. Walaupun aku tidak mendapatkan personal best di 21,1km, namun aku berhasil mendapat personal best (based on Strava) di 10km dengan waktu 01:21:22 dengan pace 8:08/km. Aku bangga menyelesaikan dan menantang diriku untuk di Half Marathon. Yaasss i did it. Virgin Half Marathon yang membuat aku semakin yakin aku mampu untuk mengalahkan keterbatasanku. Terima kasih Pocari Sweat Run Indonessa 2023 atas pengalaman yang tidak akan aku lupakan dan Lari bareng Jenius kali ini Gokil, Mantap dan Matul.
Semoga ini bukan race terakhirku, tetapi ini menjadi awal untuk aku terus mengikuti race berikutnya. See ya in the next race dan berharap aku bisa memecahkan personal best half marathon di 02:30:00.