Saya coba memberi tanggapan yang objektif. Tidak berusaha berlebihan menyenangkan hati tim Jenius, tapi juga tidak menjatuhkan, karena tujuannya memang memberi umpan balik untuk kenyamanan bersama.
Saya mengapresiasi Jenius yang terus berkembang dan berinovasi, salah satunya dengan menghadirkan akun bisnis bagi para pemilik usaha. Saya sendiri terbantu dengan adanya fitur ini, yang mana dalam satu akun bisa mendapatkan dua rekening sekaligus tanpa ribet. Di bank lain, untuk mendapatkan akun bisnis, pemilik usaha harus membuka akun lain yang prosesnya memang tidak berbeda dengan ketika membuat akun personal, hanya saja harus ada tambahan dokumen lainnya. Tentu sedikit repot.
Dengan adanya akun bisnis ini, pencatatan pemasukan dan pengeluaran untuk usaha jadi lebih rapi karena tidak tercampur dengan transaksi pribadi, sebab nomor rekening dan cashtag yang dipakai pun terpisah. Bukan hanya itu, keuntungan dari akun bisnis ini adalah karena statusnya tertaut dan ada dalam satu aplikasi yang sama dengan akun personal, jadi tinggal tap untuk pindah-pindah akun.
Keuntungan lainnya? Hmm… Tidak ada. Saya belum merasakan benefit lain selain yang di sebutkan di atas. Tidak ada perbedaan dengan akun personal.
Jenius boleh berbangga diri sebagai digital banking pertama di Indonesia, tapi ketika masuk ke area “akun bisnis”, mau tidak mau Jenius harus siap dibandingkan dengan bank lain yang sudah lebih dulu memilikinya.
* * *
Seperti yang saya tahu, Jenius masih belum bisa membuka akun atas nama korporasi, dengan kata lain, akun bisnis ini pun penggunaannya masih terbatas untuk pemilik usaha pribadi/non-korporasi, karena di bank lain pun, akun bisnis ada dua jenis: untuk personal dan perusahaan.
Berikut masukan untuk tim Jenius:
1) Ketika pembukaan akun bisnis, selain harus membuat cashtag, lebih bagus jika nasabah diharuskan mengisi nama usahanya.
2) Pada bagian menu, nama di atas ‘view profile’ lebih baik berubah menjadi nama usaha/toko/merchant yang di buat pada poin (1) ketika berpindah ke akun bisnis. Walaupun warna header-nya berubah, tetap saja membingungkan.
3) Laman statements akun personal dan bisnis dibuat terpisah, tapi kenapa profile dan settings-nya sama? Bikin pusing😵 Lebih bagus jika di bawah nama lengkap (di atas no rekening) pada laman profile akun bisnis ditambah nama usaha/toko/merchant. Lalu bagian ‘profile information’ dihilangkan. Begitu juga dengan menu/lanam settings di akun bisnis dihilangkan saja, karena pengaturannya bisa dari akun personal. Jangan ada pengaturan ini itu yang tidak perlu di akun bisnis.
4) Pemilik usaha non-korporasi bukan berarti bisnisnya kecil. Ada yang pegawainya puluhan bahkan lebih. Nah, tipe pengusaha seperti ini, ada juga yang terkadang memberikan akun/rekening bisnisnya untuk dikelola oleh bagian atau orang kepercayaannya (fitur ini sudah ada di aplikasi Bisnistkit). Karena akun bisnis Jenius tertaut dengan akun personal, bagaimana jika akun bisnis ini dijadikan sebagai sub-akun, bukan akun dengan kedudukan setara akun personal. Dengan demikian, pemilik akun personal bisa menambah pegawai untuk mengelolanya.
5) Lanjutan dari poin (4). Pemilik akun personal bisa bolak-balik lihat akun bisnis, tapi pegawainya hanya bisa buka akun bisnis saja. Untuk itu, untuk mengakalinya, akun pegawainya ini dibuat sedikit berbeda. Loginnya dengan menambahkan cara tertentu misal:
sub+(email), contoh [email protected]
sub+(no hp), contoh sub+08123456789
Dengan cara ini, pegawai langsung dialihkan ke laman akun bisnis tanpa ada hak akses ke akun personal. Kalau pegawainya punya akun Jenius dan punya usaha sendiri, berarti dia bisa punya 3 profil di aplikasi, sementara jika bukan pengguna Jenius, bisa login lewat web untuk mengelolanya.
* * *
Mungkin saat ini itu saja umpan balik yang bisa saya berikan. Memang lebih banyak seputar tampilan antarmuka. Jika sudah ada pembaruan, mari bicara tentang fitur lainnya.
Sudah jadi, setengah matang, atau masih mentah?
Menurut saya, jika dikatakan sudah matang sih belum, setengah matang pun belum. Bagi saya ini masih ada di tahap pengujian dari mentah menuju setengah matang. Tapi saya mengapresiasi tim Jenius yang secara terang-terangan meminta masukkan dari nasabah. Jangan terburu-buru. Mari kita lihat perkembangannya pada pembaruan selanjutnya.