Hi Co.Creators! Siapa di sini yang kepingin jadi visual designer?
Well, menjadi visual designer atau graphic designer sering kali dianggap sebagai karier impian, terutama buat kamu yang punya hobi gambar, suka seni dan kreativitas, atau pengin menghindari sesuatu yang berbau matematika atau fisika. 😋
Namun, kayak profesi lainnya, banyak tantangan yang harus dihadapi. Mari kita telusuri beberapa fakta yang membuat karier ini menarik sekaligus menantang!
Serunya Jadi Visual Designer
Biar lebih menyenangkan, kita bahas dulu dari yang seru dulu deh…!
- Ekspresi Kreatif
Visual designer memiliki kebebasan untuk menuangkan ide dan kreativitas mereka. Setiap proyek adalah kesempatan untuk menciptakan sesuatu yang unik dan bisa sekaligus membangun portofolio.
- Agile
Di era digital saat ini, kebutuhan akan konten visual terus meningkat. Dari branding, tampilan user experience (UX), media sosial, hingga iklan… Visual designer sangat dibutuhkan. Bahkan bisa dibilang, hampir di semua bidang!
- Fleksibilitas Kerja
Sekarang banyak desainer yang bekerja secara freelance, lho. Hal ini memungkinkan mereka untuk menentukan jadwal dan tempat kerja sendiri.
- Pengembangan Diri
Dunia desain terus berkembang dengan tren, media, dan teknologi baru. Hal ini memberikan kesempatan untuk continuous learning dan terus update dan beradaptasi dengan sesuatu yang baru.
Begitulah kurang lebih yang banyak orang ketahui tentang karier Visual Designer. Nah, sekarang giliran saya mau sharing tentang sesuatu yang mungkin gak banyak orang tau tentang journey dari proses mendesain.
Baca juga: Panduan Praktis Kelola Keuangan untuk First Jobber
Visual Designer = Beyond Designing
Setiap menghadapi klien baru dengan bidang usaha yang baru dan berbeda-beda, mau gak mau kita harus mempelajari hal baru tersebut.
Dalam contoh kasus yang pernah saya alami deh. Saya pernah menangani sebuah proyek untuk membuat branding kedai kopi lokal yang memproduksi dan mengolah kopi sendiri serta mendistribusikan produk kopinya ke kedai kopi lainnya.
Permintaan atau brief dari klien cukup simpel, yaitu bikin logo, kemasan, dan perlengkapan lainnya dengan nama brand “Brown Sugar”.
Namun, sebagai seorang visual designer gak hanya tinggal mendesain sesuai brief, tapi ada hal di luar desain yang harus dikuasai. Saya kasih tau di bawah, ya.
- Desainer = Tukang Cari Masalah
Ya… sebenarnya bisa saja saya kerjakan sesuai brief, tapi di situlah tugas saya men-challenge brief-nya. Gak hanya sekadar mendesain logo yang estetik, tapi juga kadang “mencari masalah” yang kemudian hasilnya bisa memberi purpose atau meaning yang lebih dalam untuk brand tersebut. In return, saya bisa mendapat brief yang berpotensi menjadi proyek yang bagus untuk portofolio saya.
- Desainer = Good Listener
Jadi desainer yang baik tuh bisa dimulai dengan menjadi pendengar yang baik untuk paham kebutuhan klien. Soalnya, terkadang yang mereka utarakan ke dalam brief menjadi bias antara want dan need.
- Desainer = Detektif
Bermodal pertanyaan, “Maaf, Mbak sebagai owner kenapa memilih nama Brand Brown Sugar?”
Menurut sang owner, dengan visi dan misi ingin menjadi kopi terbaik di dan dari Indonesia, nama Brown Sugar dipilih biar gampang diterima oleh semua kalangan, termasuk ekspatriat alias kalangan mancanegara.
Meski demikian, beliau tetap ingin menyisipkan unsur lokal. Dan begitulah alasan di balik nama Brown Sugar.
- Desainer = Negosiator
“Menurut saya nama Brown Sugar mirip nama band di kafe Mbak,” ujar saya sambil bercanda. “Gimana kalau beri saya waktu untuk propose mencari nama brand baru?”
Kemudian saya yang awam tentang kopi minta waktu beberapa hari untuk mempelajari sedikit tentang dunia perkopian. Saya pun kembali datang mempresentasikan beberapa alternatif nama brand.
- Desainer = Salesman
Berbekal dari hasil mendengar semua yang perlu diketahui dari klien, diramu dengan pengetahuan dari berbagai sumber di internet, diolah dengan proses thinking—bahkan overthinking—akhirnya terpilihlah nama brand Redsoil Coffee (nama disamarkan, ya 🤭).
Baca juga: Bahas Proses Kreatif yang Unthinkable di Co.Create ON
Di sinilah peran kita sebagai “sales” yang akan menjual ide dan konsep; looking back dari visi dan misi yang sebelumnya sudah diutarakan, bagaimana coffee shop ini akan menjadi kopi terbaik di Indonesia,
Beberapa pertanyaan yang muncul adalah, “Kenapa sih brand ini bisa mengeklaim menjadi kopi terbaik di dan dari Indonesia?”
Jawabannya adalah… tanahnya.
Tanah Indonesia yang subur menciptakan variasi rasa kopi yang memiliki karakter khas dan unik dari setiap asal daerahnya.
Dari tanah yang merah dan subur, kemudian dibuat menjadi lebih eksotis dan muncullah nama Redsoil. Saat itu semua yang hadir sepakat dengan konsep dan nama brand barunya.
Setelah proses brand naming selesai, barulah dimulai proses desain logo, berbagai kebutuhan kemasan, pernak pernik di store, sampai guide untuk media sosial.
Namun, pada praktiknya, gak semua klien bisa se-open minded itu karena tiap klien punya masalah yang berbeda-beda. Budget yang dialokasikan pun juga berbeda. Makanya, tugas seorang visual designer adalah mencarikan solusi kreatif dari semua masalah mereka.
Sering juga saya menghadapi klien yang berkeras hati, yang kemudian saya belajar untuk pick the battle, me-manage energi untuk berkarya, memilih proyek desain yang “ya udah dikerjain aja, toh dapet duitnya”, atau “proyek desain yang bisa bagus untuk membangun portofolio”.
Selain banyak serunya, ada juga tantangan yang dihadapi!
- Persaingan Ketat
Dengan banyaknya orang yang masuk bidang ini, persaingan jadi sangat ketat. Desainer perlu terus mengasah keterampilan dan membangun portofolio yang menonjol. Belum lagi kemudahan yang ditawarkan oleh AI, situs logo maupundesign maker instant, sampai software dan apps yang sangat mudah untuk mendesain.
- Tuntutan Klien
Klien sering kali memiliki ekspektasi tinggi dan mungkin meminta revisi yang banyak. Walau kadang sudah final, bisa saja file-nya jadi “Final (rev2), final.final(rev final)” 🙂 Maka dari itu, kemampuan berkomunikasi menggunakan soft skill dan memahami kebutuhan klien bisa menjadi kunci sukses.
- Tenggat Waktu yang Ketat
Proyek sering kali datang dengan deadline yang ketat dan mepet, jadi menuntut kemampuan manajemen waktu yang sangat baik.
- Pentingnya Branding Diri
Di dunia yang sangat cluttered, semua bisa menjadi desainer, maka sangat perlu membangun branding pribadi untuk menarik perhatian dan mendapatkan klien.
Baca juga: Mau Tambah Skill? Ikut 5 Rekomendasi Kelas & Bootcamp Digital Ini
Menjadi visual designer bisa menjadi karier impian buat kamu yang mencintai kreativitas dan tantangan. Dengan permintaan yang terus tumbuh dan kesempatan untuk berinovasi, profesi ini menawarkan banyak potensi.
Namun, penting juga untuk bersiap menghadapi tantangan yang ada. Dengan kombinasi ketekunan, keterampilan, dan kemampuan beradaptasi, kamu pun bisa meraih kesuksesan di dunia visual desain.
So, apakah kamu tertarik untuk “mendesain”?
Comments ( 0 )