Kita terbiasa mengikuti sosok public figure yang kita amati di media. Sedikit banyak mereka memberi pengaruh pada kita, bisa dalam bentuk opini mereka kita dengarkan, produk yang mereka pakai ingin kita gunakan juga, aktivitas mereka menarik perhatian kita, atau hal lainnnya.
Ketika zaman begitu cepat berubah mengarah pada era digitalisasi, public figure pun meluas menjadi sosok yang hadir dalam ranah digital juga. Mereka yang aktif menulis melalui blog, mereka yang aktif mem-posting foto atau pendapat di social media, atau mereka yang aktif memproduksi video, memiliki kehadiran yang diperhatikan banyak orang di dunia digital.
Hal ini seakan-akan membuat semua orang merasa siapa pun, asalkan mereka memiliki social media, punya kesempatan untuk menjadi sosok yang berpengaruh tersebut. Lama-lama, peran di dunia digital ini akhirnya bertransisi menjadi sebuah profesi dan gak sedikit yang ingin menjadi sosok yang umum kita sebut sebagai social media influencer tersebut.
Walaupun begitu, menjadi social media influencer gak semudah mem-posting foto yang enak dilihat saja. Ada banyak hal yang perlu kamu ketahui kalau kamu ingin menjadi salah satunya.
Ini pula yang diharapkan ingin diraih Berrybenka melalui B-Project, sebuah program yang memberikan pelatihan kepada anak muda dengan latar belakang fashion, beauty, dan photography, untuk menjadi sosok yang bisa berpengaruh dalam dunia digital.
Melalui sesi meet-up hasil kerja sama antara Jenius dan B-Project, dua sosok yang terbilang aktif di dunia digital diundang untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka. Ivan Loviano, blogger sekaligus pemilik akun Instagram @iphann, dan Haqi Achmad, penulis skenario film “Ada Cinta di SMA”, mengutarakan pendapat mereka soal apa yang harus dimiliki dan dibentuk para calon social media influencer.
Semua dirangkum dalam tiga hal berikut:
Jadi diri sendiri
Tunjukkan apa yang kamu sukai melalui social media. Jangan mengikuti tren sehingga kamu menjadi sama dengan orang lain. Ciptakan tren dengan jadi dirimu sendiri.
Bangun personal branding
Follower tidak menjamin, yang penting adalah seberapa jauh kamu bisa memberi pengaruh kepada orang lain. Mulai bayangkan kamu ingin jadi sosok seperti apa dan dipersepsikan bagaimana oleh orang lain, dari situ kamu bisa membangun persona dirimu yang unik.
Jadi storyteller
Hindari mencantumkan quotes yang udah ada di luar sana, apalagi membuat tulisan yang berbeda dengan foto yang ditampilkan. Kenali dirimu lebih dalam dan temukan apa yang menjadi jati dirimu, lalu tunjukkan melalui caption yang bercerita.
Kalau memang kamu ingin menekuni bidang ini, baik karena kamu suka menulis, suka fotografi atau suka berbagi cerita dengan siapa saja, tentunya banyak persiapan yang harus kamu lakukan. Selain tiga hal di atas, kamu juga harus memiliki persiapan lainnya yang mendukung. Misalnya, memiliki kamera digital yang menunjang kualitas konten atau waktu dan uang lebih untuk mengunjungi tujuan-tujuan wisata menarik yang ingin diceritakan. Semuanya butuh perencanaan keuangan yang matang.
Kamu bisa memanfaatkan Dream Saver dari Jenius, mulai buat simpanan untuk memenuhi kebutuhan tadi. Dream Saver membantu kamu secara otomatis mengkalkulasi dan menyisihkan uang secara harian, mingguan, atau bulanan, sehingga keinginanmu bisa tercapai. Pastikan kamu menentukan prioritas utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Coba ikuti cara mulai mewujudkan mimpimu dengan Dream Saver melalui video berikut ini:
Selain itu, menjadi social media influencer tentu bisa dilakukan sambil menjalani pekerjaan lain. Tapi apabila kamu ingin fokus menjadi social media influencer saja atau masih menjalani pendidikan dan belum bekerja, tentunya kamu belum memiliki pendapatan tetap. Untuk beberapa orang, misalnya travel blogger/influencer, kamu akan butuh kartu kredit untuk kegiatan traveling kamu, seperti membeli tiket pesawat atau transaksi di luar negeri. Sayangnya, syarat mengajukan kartu kredit adalah harus memiliki pendapatan tetap. Ini membuat kamu akan tergantung pada keluarga atau teman yang memiliki kartu kredit untuk melakukan transaksi yang mengharuskan penggunaan kartu kredit.
Di sini, Jenius bisa menjadi solusi. Ketika membuat akun Jenius, kamu tidak hanya akan memiliki kartu debit utama atau m-Card, tapi kamu juga akan memiliki kartu debit virtual atau e-Card. e-Card bisa kamu pakai untuk berbagai transaksi online karena e-Card dilengkapi dengan VISA. Jadi, selama merchant tersebut menerima pembayaran dengan jaringan VISA, kamu bisa bisa melakukan transaksi dengan e-Card. Mulai dari pembelian tiket pesawat hingga aplikasi di smartphone yang membutuhkan kartu kredit, bisa tetap kamu lakukan tanpa bergantung pada teman atau saudara pemegang kartu kredit.
Selain itu, bagi para pengguna kartu kredit, umumnya kamu perlu mengajukan permintaan kenaikan limit kartu kreditmu apabila kamu harus melakukan transaksi melebihi limit. Hal ini tidak mudah karena kamu harus menghubungi pihak bank dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan. Di Jenius, kamu bisa menentukan sendiri limit transaksi harian e-Card. Semua bisa kamu atur sendiri dari dalam aplikasi Jenius, dari smartphone-mu.
Nah, kalau sudah mengetahui informasi di atas, kamu sudah siap menjadi social media influencer. Persona seperti apa nih yang ingin kamu bangun?