Jalan-jalan itu seru. Tapi, buat kaum low budget kayak saya… jalan-jalan tanpa tujuan itu cuma berakhir dengan penyesalan. Apalagi kalau jalan-jalannya sekadar untuk foto dan panjat sosial di Instagram tanpa menikmati esensi dari perjalanan itu sendiri. Karena bagi saya, ada banyak hal seru yang bisa dikulik saat jalan-jalan; teman, pemandangan dan pengalaman baru yang seru.
#Jalan2jenius di Bangka Belitung
Karena nggak suka jalan-jalan yang ala kadarnya, saya berprinsip untuk melakukan “satu misi satu perjalanan”. Itu kenapa saya langsung bersemangat setiap ada kesempatan untuk menjadi relawan di suatu daerah. Dan tahun ini, saya berkesempatan untuk menjadi relawan kesehatan dalam acara National Initiatives for Community Empowerment di Bangka Belitung.
Senang sekaligus deg-degan, karena saya akan bertemu banyak hal baru yang belum pernah saya temui sebelumnya. Harapan saya sederhana saat itu, semua proker yang sudah disusun berjalan lancar dan nggak ada drama di antara tim delegasi. Soal jalan-jalan? Saya anggap ini sebagai bonus.
Kami mengabdi selama seminggu di Desa Kemuja, Kabupaten Bangka. Selama di sana, waktu kami banyak digunakan untuk diskusi proker, pelaksanaan dan rapat evaluasi. Proker yang kami lakukan di antaranya adalah edukasi tentang kewarganegaraan, sosialisasi PHBS (cuci tangan dan sikat gigi), social mapping potensi desa, membuat eco brick dan pemeriksaan kesehatan.
Semua proker berjalan lancar sejak awal pelaksanaannya. Namun, karena sudah berjalan lima hari, kami mulai merasa lelah. Bukan soal pengabdiannya, tapi soal waktu tidur yang kurang karena harus rapat evaluasi hingga larut malam. Jadi, nggak heran kalau di tengah rapat, salah satu delegasi nyeletuk, “Kita nggak mau jalan-jalan? Mumpung di Bangka Belitung, lho”. Saya langsung bersemangat dan cari destinasi seru yang dekat lokasi pengabdian. “Pulau Panjang, yuk!”, ajak saya ke mereka.
Panitia langsung diskusi dan setuju asalkan semua proker sudah selesai dilaksanakan. Semua delegasi langsung senang sebelum akhirnya panitia bilang, “Tapi bayar masing-masing, ya”. Saya yang uang tunainya tinggal selembar langsung diam dan bingung. Nggak mungkin saya pinjam uang delegasi yang lain. Selain baru kenal, malu juga sih ketahuan nggak punya uang.
Pas lagi mikir jalan keluar, tiba-tiba saya ingat kalau sempat simpan uang di Flexi Saver Jenius. Langsung deh saya cek untuk memastikan berapa jumlah saldo yang ada di sana. Walaupun nggak banyak, setidaknya saya bisa pakai uang yang ada untuk jalan-jalan. Karena lokasi ATM jauh dan mager kemana-mana, saya langsung minta tolong ambilkan uang tunai ke teman satu tim. Saya tinggal kirim uang ke rekeningnya lewat aplikasi Jenius, lalu dia kasih uang tunai sejumlah yang saya kirimkan. Saya jadi punya uang dan selamat dari rasa malu berkat Jenius.
Destinasi kami hanya dua, yaitu ke danau Kali Biru dan Pulau Panjang. Sesampainya saya di sana, saya langsung dibuat takjub dan jatuh cinta. Semua beban yang di kepala langsung sirna dan berganti dengan rasa bahagia. Bahkan, kami serasa berada di pulau pribadi karena hanya kami saja yang ada di Pulau Panjang. Saya memanfaatkan waktu yang ada di sana untuk foto sebentar, lalu duduk sambil menikmati keindahan alam yang ada di depan mata.
Ternyata, misi #jalan2jenius yang saya punya diawal bukan sekadar omong kosong. Semua terlaksana dan berakhir bahagia. Saya bukan cuma dapat pengalaman baru, tapi juga keluarga baru yang bikin susah move on. Saya jadi sadar kalau pada akhirnya, perjalanan adalah momen untuk saya belajar hal baru. Seperti di perjalanan kali ini, saya bisa belajar tentang bagaimana cara pejabat desa merangkul para pemuda untuk ikut serta dalam membangun desa. Saya juga jadi belajar bahasa Bangka, walaupun yang saya ingat hanya “aok” yang artinya “iya”. Hal unik selama di sana adalah, saya nggak menemukan es teh manis di angkringan; sebagai gantinya, saya diperkenalkan susu kedelai khas Bangka yang rasanya bikin saya rindu balik ke sana.
Dan terakhir, saya jadi punya “rumah” ketika berkunjung ke daerah asal mereka, tinggal kasih kabar dan bertemu. Seperti hari kemarin… saya bertemu dengan Karin (fasilitator acara) dan Bu Siti (ibu pemilik tempat kami menginap) yang sedang berkunjung ke Jakarta. Saya sayang mereka, orang asing yang kini menjadi keluarga baru saya.
Saya jadi semakin percaya kalau hambatan finansial bukan halangan untuk bisa jalan-jalan. Kita hanya perlu cari cara andalan untuk bisa sampai ke destinasi tujuan. Kalau saya, saya akan ikut kegiatan sosial untuk wujudin “satu misi satu perjalanan”, serta simpan uang di Flexi Saver Jenius untuk persiapan dana jalan-jalan selanjutnya. Kalau kamu, apa cara andalanmu untuk bisa jalan-jalan? Ceritain juga yuk #jalan2jenius versimu di Jenius Cocreate.
Kalau kamu tertarik untuk buat akun Jenius, kamu tinggal download aplikasi Jenius dan registrasi langsung dari smartphone. Isi data pribadi yang dibutuhkan, lalu aktivasi akun Jenius kamu dengan datang ke Jenius atau panggil Jenius Crew ke tempatmu. Kapan lagi bisa setor dan tarik tabungan dari aplikasi dengan mudah? Yuk, buka akun Jenius kamu sekarang!
Artikel ini sebelumnya diikutsertakan pada Co.Create Blog Competition beberapa waktu lalu. Baca artikel asli Novi, di sini.
Comments ( 0 )