“Kenapa ya turnover karyawan tinggi? Apakah gaji buat mereka kurang?”
“Omzet sih selalu ada, tapi usaha kenapa begini-begini aja, ya?”
Keluhan-keluhan di atas sering banget kita dengar ketika seseorang baru memulai bisnis. Sudah dibikin pusing dengan biaya tetap yang harus masuk dalam instrumen keuangan, pebisnis pemula juga dibuat bingung dengan menentukan gaji atau upah karyawannya. Nah, dalam Co.Create Business Class lalu, Mbak Ghita Argasasmita selaku Director Integrita Financial, mengupas tuntas pembahasan mengenai bagaimana menentukan gaji karyawan dalam sebuah bisnis. Buat kamu yang ketinggalan kelas online-nya, bisa intip summary-nya di sini.
Baca juga: Bisnis Musiman: Menjanjikan atau Gak Sih?
Masalah yang Sering Dialami Para Pelaku UMKM
Para pelaku UMKM sering kali mengeluh tentang bisnis mereka yang terasa gak ada kemajuan. Mereka ngerasa usaha mereka banyak yang order, tapi gak ada pemasukan yang signifikan. Bisa dibilang aset usaha mereka gak bertambah, bahkan susah banget menciptakan inovasi. Padahal, sekali lagi, penjualan terasa cukup tinggi.
Nah, penyebab masalah terbesar yang dikeluhkan di atas biasanya karena salah menentukan biaya tetap yang harus dibayar setiap bulan, dan 2 hal yang sering kali jadi penyebabnya adalah (1) biaya sewa dan (2) biaya gaji karyawan. Untuk poin pertama, sebenarnya gak semua bisnis mengharuskan menyewa tempat, kecuali memang diperlukan seperti restoran atau jadi tempat untuk memproduksi barang. Untuk yang kedua, mesti ditelaah juga apakah yang kamu lakukan berdagang, ataukah memang berbisnis. Kalaupun berbisnis, mesti digarisbawahi gak semua usaha memerlukan karyawan.
Baca juga: Kamu Masih Berdagang atau Sudah Berbisnis? Berikut Bedanya!
Menganalisis Penyebab Masalah Biaya
Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan untuk menganalisis sumber masalah biaya tersebut?
- Membuat neraca keuangan. Dengan membuat ini, kamu bakal tau kondisi terkini usaha kamu, di mana level usahamu sekarang. Selain itu, neraca keuangan juga berfungsi buat kasih kamu gambaran mengenai posisi kekayaan usaha atau kemampuan usaha kamu karena merupakan tolok ukur keberhasilan sebuah usaha.
- Membuat laporan laba/rugi. Ketika membuat laporan ini, kamu akan mengetahui keuntungan usahamu yang benar. Kamu bakalan bisa membedakan antara omzet dan penjualan bersih. Perlu diingat, kamu juga mesti mencatat seluruh biaya usahamu dengan teliti. Dengan adanya laporan laba/rugi, kamu jadi tau biaya yang “menempel” dalam penjualanmu kayak bayar gas, listrik, packaging, dan sebagainya.
- Membuat arus kas. Adanya arus kas akan membuatmu waspada akan tiap pengeluaranmu. Harus diingat, kas adalah urat nadi sebuah usaha, jadi kamu harus memastikan ada uang tunai yang bisa masuk ke aset lancar. Jangan sampai pengeluaran menggerus pemasukan!
Baca juga: Dari Karyawan Jadi Pengusaha, Ini Beberapa Hal yang Harus Kamu Perhatikan
Menentukan Gaji Karyawan
Setelah tau skema biaya dalam usahamu, dalam kelas online tersebut Mbak Ghita juga menambahkan bahwa angka ideal untuk menggaji adalah 15% dari rata-rata omzet bulanan selama 6-12 bulan. Meski demikian, juga harus diperhatikan beberapa langkah dalam menentukan gaji karyawan
Pertama, analisis fase usahamu sekarang. Apakah masih dalam tahap bertumbuh (kurang dari 5 tahun)? Atau sudah mapan (lebih dari 5 tahun)? Seperti yang dibahas sebelumnya, hal yang paling membebankan usaha adalah biaya tetap, salah satunya gaji karyawan. Tentunya kamu bisa tau tahap usahamu dengan melihat laporan keuangan yang sudah dibuat. Kedua, mirroring dengan kondisi neraca. Segera pastikan dengan rentang fase di atas, apakah usaha kamu ada kemajuan? Apakah bertumbuh?
Ketiga, kamu harus menganalisis skill yang dibutuhkan. Bisa jadi karena sekarang fase usahamu dalam tahap bertumbuh, catatan keuangan gak memungkinkan untuk merekrut karyawan. Kalau sudah begitu, “karyawan” dalam bisnismu adalah dirimu sendiri. Lho, itu sih berdagang, bukannya berbisnis? Bisnis gak cuma dilihat dari situ. Gak masalah kok ketika kondisinya masih belum mampu mempekerjakan karyawan dan dilakukan sendiri. Keempat, tentukan karyawan yang dibutuhkan dengan skema harian, pekerja lepas, kontrak, atau tetap. Becermin pada fase ketiga, kebutuhan akan karyawan bisa dikondisikan tergantung fase tahap mana bisnismu.
Kelima, apakah usaha bakal terganggu kalau gaji disesuaikan dengan harga market—yang mana harus survei terlebih dulu? Skema yang dipakai untuk membayar gaji karyawan adalah menyesuaikan UMR. Kalau belum bisa, ada opsi untuk cari freelance yang bisa dibayarkan per proyek. Menurut Mbak Ghita, biaya karyawan termasuk ke dalam biaya penjualan. Jadi, berapa pun produksi yang dihasilkan—entah naik atau turun—biaya buat gaji karyawan bakalan tetap.
Baca juga: 3 Rekomendasi Bisnis Milik Co.Creators Buat Kamu
Nah, sekian ringkasan kelas bisnis soal menentukan gaji karyawan bareng Jenius. Inspiring, right? Makanya jangan sampai ketinggalan kelas-kelas yang diadakan Jenius Co.Create karena di sana kamu bisa bertanya langsung dengan para expert. Kalau punya pengalaman mengenai topik ini, kamu bisa lho share di kolom komentar.
*) Seluruh bahan artikel berasal dari materi Co.Create Business Class: Menentukan Gaji Karyawan #barengjenius bersama Ghita Argasasmita.
Comments ( 0 )