Hi, Co.Creators! Perkenalkan, saya Handayani Tanuwijaya atau singkatnya Handa, UX Writer di Jenius. Kalau di artikel sebelumnya kamu sudah berkenalan dengan UX Writing lewat How Do I Work as a UX Writer in Jenius yang ditulis oleh Dea, di sini saya mau memperkenalkan para wordsmith lainnya. Kami akan membagikan kisah, kesah, dan petuah terkait dunia UX Writing.
FYI, UX Writer di Jenius—dan kebanyakan tech company lainnya di belahan dunia—itu gak banyak. Meski kami minoritas dengan total populasi 4 jiwa, bukan berarti keberadaan kami gak patut diperhitungkan. Karena apalah arti sebuah interface kalau gak bisa berbicara, kan?
Here we are…
Handayani Tanuwijaya (Handa) | Cat whisperer & Writing for fun(d)
Mulanya menjadi UX Writer…
Setelah 6 tahun jadi jurnalis hura-hura alias jurnalis di media lifestyle, akhirnya saya mengiakan tawaran teman untuk “hijrah” ke startup di bidang travel. Agak ragu karena saya gak suka traveling (suka kalau dibayarin) dan gak tau apa pun soal industri travel.
Saat itu namanya bukan UX Writer, melainkan Product Copywriter. Little did I know, kalau role itu dikenal dengan UX Writer. Mulanya saya pikir saya “hanya” menulis untuk produk (ya gak salah juga sih kalau dipikir-pikir), tapi yang berbeda adalah saya “memanusiakan” produk teknologi lewat tulisan.
Semuanya learning by doing. Mulai dari belajar design thinking, menajamkan pola pikir kritis, menerapkan desain user-centric, dan berempati dengan user. Mulanya benci, lalu suka, kemudian ketagihan. Kalau sebelumnya saya “memanusiakan” dunia travel, di Jenius saya mencoba “memanusiakan” kegiatan finansial yang katanya ribet dan kaku.
Skillset menjadi UX Writer...
Selain menulis (tentunya), yang paling utama adalah belajar mengenai design thinking. Meski judulnya UX writer, pada dasarnya kamu mendesain sesuatu dan menjadi bagian dari UX Design. Selanjutnya tajamkan empati karena ini adalah tools utama ketika kamu menulis. Kamu harus bisa memosisikan diri sebagai user. Yang terakhir, always be curious and ask why. Often people (or users) don’t say what they mean.
Things you probably don’t know about UX Writer...
UX writers don’t cry. We bleed on a blank interface!
Atika Sulistyan (Tika) | UX Writer by day, (Netflix) marathon runner at night
Mulanya menjadi UX Writer…
Sebelumnya, saya pernah menjadi ahli gizi di sebuah rumah sakit. Latar belakang pendidikan saya pun juga di Gizi Kesehatan. Saya berkenalan dengan dunia tulis-menulis ketika bekerja di startup kecil yang fokus di bidang katering makanan.
Salah satu tugas saya adalah membuat konten untuk online campaign. Saya menulis untuk segala macam media (aplikasi, website, e-mail, newsletter, ads). Dari sekian banyak yang saya lakukan, ternyata saya paling enjoy ketika menulis.
Setelahnya, saya mulai mencari pekerjaan yang berhubungan dengan tulis-menulis. Saat itu saya belum tau ada yang namanya UX Writer. Gak lama kemudian saya diterima di startup bidang travel sebagai Product Copywriter (nama lain UX Writer) dan kini di Jenius. Sejak itu keterusan deh jadi UX Writer.
Skillset menjadi UX Writer…
Kemampuan tulis-menulis, meriset, design thinking, komunikasi (verbal dan nonverbal), serta mendengar secara aktif. Maksud mendengar secara aktif adalah kamu berkonsentrasi penuh, memahami, dan mengingat apa yang dibicarakan lawan bicaramu. Kemampuan negosiasi juga dibutuhkan ketika harus berhadapan dengan stakeholders.
Things you probably don’t know about UX Writer...
Grammar itu penting, tetapi dalam konteks UX writing itu bukan segalanya!
Amadea Aditya (Dea) | Writer by accident & A lowkey storyteller
Mulanya menjadi UX Writer…
Lulusan Psikologi kok bisa jadi UX Writer sih? Semua dimulai dari ketidaksengajaan. Mulanya saya magang di tim produk Jenius dan mengerjakan berbagai hal, salah satunya menulis copy untuk aplikasi.
Selanjutnya saya ditawari untuk lanjut menjadi freelance dengan jabatan UX Writer. Saat itu bilangnya hanya formalitas, eh jadinya keterusan hingga menjadi karyawan full-time. Jadi bisa dibilang saya memulai karier sebagai UX Writer karena “dicemplungin” sama atasan.
Meski gak sengaja, ternyata latar belakang psikologi membantu saya untuk bisa berempati dengan user. Ketertarikan saya pada research juga tersalurkan ketika melakukan copy testing ke user pada saat User Testing.
Skillset menjadi UX Writer…
Selain kemampuan dasar menulis, bisa dan mau berempati juga hal penting yang harus dimiliki. Empati berguna untuk memosisikan diri sebagai user dan menghasilkan copy yang tepat guna. Hal lainnya adalah teliti. Sebagai UX Writer terkadang keburu pusing karena hari-hari yang dilihat adalah deretan kata, tapi justru ini sangat penting.
Things you probably don’t know about UX Writer…
Mencari satu kata untuk mengisi button itu lebih lama dibanding menulis satu kalimat.
Billie Hadisutirto (Billie) | Pemasak amatir & Penikmat film
Mulanya menjadi UX Writer…
Dunia tulis-menulis bukan hal yang baru buat saya. Total sudah 11 tahun saya berprofesi sebagai penulis. Saya memulai karier di dunia advertising sebagai copywriter dan pindah ke startup sebagai scriptwriter dan copywriter pada tahun 2016.
Perkenalan saya dengan UX Writing itu baru di tahun 2018 ketika tim saya yaitu marketing bertransisi ke tim produk. Intinya sih saya masuk ke dunia UX Writing itu karena diceburin dan bukan atas kemauan sendiri, hahaha.
Skillset menjadi UX Writer…
- Empati. Pola pikir ini penting karena seorang UX Writer harus bisa berpikir dan bertindak sebagai user untuk menghasilkan produk yang sesuai kebutuhan.
- Kritis. Pondasi penting karena dari rasa ingin tau lalu kita jadi mencari why-nya, dan setelah tau dan paham “why”, kita bisa menciptakan “why” baru untuk target market yang dituju. Si rasa ingin tau juga bisa nganterin kita ke berbagai lubang Alice in Wonderland, yang gak tau kapan bisa berguna infonya, hehehe.
- Lapang dada. Sering kali produk seorang UX Writer itu sifatnya unsung hero karena bentuknya adalah microcopy yang keberadaannya sering kali diabaikan user. Sekalipun dibaca, paling hanya sekelebat. Tapi justru keberadaan microcopy ini sangat krusial karena tanpa mereka, user bisa bingung harus ke mana dan melakukan apa.
Things you probably don’t know about UX Writer…
UX Writer adalah unsung hero yang paling sebal ketika mendengar komentar, “Ah, gampang kan cuma ganti satu kata?” UX Writer juga merupakan pekerjaan masa kini yang sulit dijelaskan ke generasi boomer.
Comments ( 0 )