Dulu, saya sering melihat iklan Jenius, tapi tidak mengerti maksudnya. Jenius itu apa, apa yang dia jual, apa yang dia tawarkan, jujur saja, saya tidak memahaminya.
Di sekitar tahun 2018, Jenius mulai semakin marak di kalangan mahasiswa. Jenius kerap membuka booth di kampus saya selama waktu-waktu tertentu untuk memudahkan registrasi. Saat itu, saya sudah paham apa itu Jenius karena banyaknya teman saya yang kerap memposting mengenai Jenius di media sosial.
Mendengar satu hal yang selalu digembor-gemborkan dan menjadi daya tarik utama konsumen, yaitu bebas biaya transfer antarbank, saya tetap tidak tergiur. Bahkan, tawaran bonus voucher belanja yang nilainya disesuaikan dengan saldo awal kita pun tak juga membuat saya tertarik untuk membuka rekening Jenius. Kenapa? Karena saat itu saya sudah menggunakan aplikasi yang juga memberikan bebas biaya transfer antarbank dengan sistem “penggantian uang”. Yah, bebas di sini nggak benar-benar nol rupiah juga sih, tapi cukup bayar 100-300 perak saja, lho. Itu jauhhh lebih murah dibanding biaya transfer antarbank normalnya (Rp6.500,00), kan?
Lalu, apa yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk membuka rekening Jenius?
Bebas biaya transfer antarbank kapan pun di mana pun
Lah, ujung-ujungnya karena alasan ini toh? Iya, soalnya aplikasi yang saya sebutkan tadi punya jam kerja dan antrean yang membuat transferan kita tidak langsung sampai ke tujuan. Selain itu, pengguna apliaksi ini juga semakin banyak dan menyebabkan sistem kerap overload yang berimbas pada lamanya waktu transfer hingga mencapai satu dua hari! Beberapa bulan lalu, saya sempat menjadi panitia kuliah lapangan dan mengurus bagian konsumsi. Transferan saya ke pihak catering tak kunjung sampai hingga melebihi batas pembayaran DP. Saat itulah saya merasa aplikasi tersebut tak lagi efektif untuk mengikuti pola hidup saya yang serba cepat.
Kebetulan, di awal tahun, saya menjabat sebagi Ketua Divisi Public Relation untuk sebuah event yang didakan himpunan saya. Salah satu program kerja saya adalah bekerja sama dengan banyak media partner. Dikarenakan satu dan lain hal, saya harus bekerja dengan cepat, mengingat singkatnya waktu yang tersisa menjelang acara. Belum lagi, bank para media partner tersebut amat beragam. Di saat seperti ini, Jenius benar-benar dapat diandalkan.
Kemudian, untuk kamu yang suka belanja di online shop seperti saya, pasti tahu dong sistem “rebutan” (saat sudah memesan barang, pembayaran harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu). Saya pernah berbelanja di olshop yang memberi batas waktu pembayaran hanya tiga jam, bayangkan! Untunglah, Jenius dapat membantu saya mendapatkan barang yang saya dambakan, hihi.
Satu lagi! Setelah memiliki rekening Jenius, saya tidak ragu lagi unuk langsung membuka akun reksadana dan mulai berinvestasi di salah satu platform reksadana Indonesia yang sudah dikenal banyak orang. Kenapa? Tentu kamu tidak mau uangmu habis untuk biaya transfer antarbank saat hendak berinvestasi, kan? Ohya, nggak cuma reksa dana. Kalau kamu berinvestasi saham pun, kamu harus mentransfer uangmu ke Rekening Dana Nasabah yang bisa jadi berbeda dari bank yang kamu gunakan. Biaya admin yang tampaknya kecil pun kalau dikumpulkan bisa digunakan untuk berinvestasi, lho.
Selain itu, tahukah kamu bahwa sistem reksadana tersebut hanya mau menerima dana yang hendak diinvestasikan dari rekening atas nama kita sendiri? Aplikasi yang saya gunakan sebelumnya tidak memungkinkan hal ini karena bukti transfer yang ada bukan atas nama kita sendiri.
Apakah hanya karena itu saja? Oh, tentu tidak. Masih banyak hal lain yang membuat saya semakin pede untuk membuka rekening Jenius. Apa sajakah itu?
Kembali lagi ke online shop, kamu tentu tahu apa saja bank yang kerap digunakan olshop. Saya tidak memiliki rekening dari bank tersebut karena saya tahu biaya administrasinya mahal. Ini dia alasan kedua saya akhirnya jatuh cinta pada Jenius, yaitu bebas biaya administrasi bulanan! Kamu tahu nggak sih kalau di bank-bank lainnya, bungamu kalah besar nominalnya dibanding biaya administrasi? Bagaimana hal itu bisa disebut menabung? Berhubung saya adalah orang yang senang menabung (beneran!), saya sangat tertarik dengan penawaran dan salah satu fiturnya, yaitu Save It. Terdapat tiga pilihan fitur Save It, yakni Flexi Saver, Dream Saver, dan Maxi Saver.
Saya sendiri menggunakan Flexi Saver yang menawarkan bunga 5% per tahunnya. Dream Saver menawarkan bunga yang sama. Bedanya, uang yang ditabung dalam Dream Saver tidak bisa diambil hingga jangka waktu tertentu sesuai dengan goal yang telah kamu tetapkan untuk dicapai. Selain itu, kita bisa membuat banyak Dream Saver untuk berbagai keperluan dan mengatur penarikan dana otomatis untuk disimpan ke Dream Saver kita. Menurut saya, fitur ini sangat cocok untuk kamu-kamu yang sangat susah untuk TIDAK membelanjakan uangmu atau lupa menyisihkan uang untuk ditabung.
Saya pribadi lebih senang menyimpan semua uang saya di Flexi Saver yang sangat fleksibel di mana uang dapat disimpan atau ditarik kembali ke Active Balance dan digunakan kapan pun saya membutuhkannya.
Jadi, sehari-hari saya membiarkan Active Balance saya nol. Hal ini karena bunga dihitung harian dan dibayarkan setiap bulan. Jadi, uang yang tidak kamu gunakan lebih baik ditabung saja, bukan?
Maxi Saver menawarkan bunga yang lebih tinggi dari dua pilihan sebelumnya, tetapi batas minimal saldo tabunganmu adalah sebesar sepuluh juta rupiah. Hmm, jadi semakin semangat dan tertantang untuk menabung, ‘kan?
NEXT.
Siapa sih yang sekarang tidak memanfaatkan teknologi cashless? Apalagi promo diskon dan cashback yang ditawarkan begitu menggiurkan. Saya pun tak luput dari perkembangan teknologi ini. Hampir semua aplikasi uang elektronik ter-install di gawai saya. Begitu sampai kasir, tinggal pilih, mau bayar pakai aplikasi yang mana, ya kali ini? Nah, Jenius punya fitur yang sangat berguna supaya tidak memperpanjang antrean kasir dan bikin orang-orang kesel ketika saldo uang elektronikmu tidak cukup. Namanya e-Wallet Center.
Mau top up Gopay? OVO? X X? Nggak perlu ribet nyari, semuanya bisa muncul di Dashboardmu. Tinggal masukkan nominalnya saja. Apalagi kalau kamu sudah menyimpan nomor telepon yang terhubung dengan aplikasi-aplikasi tersebut, kamu bahkan nggak perlu masukin password lagi! Bener-bener efektif dan efisien ‘kan? Eits, nggak hanya teknologinya yang cepat, kamu pun juga harus gerak cepat dalam mengakses dan mempertimbangkan timing yang tepat untuk melakukan top up. Jujur, kesel juga kalo liat orang leleeet banget dalam menggunakan teknologi yang dibuat untuk memudahkan manusia hidup di zaman yang serba cepat ini.
Lanjut. Ada fitur Jenius yang kekinian banget, mirip username di media sosial, deh. Namanya $Cashtag. Jadi, kalau mau transfer ke sesama pengguna Jenius, nggak perlu pakai nomor rekening, tapi langsung masukkin aja $Cashtagnya.
Terakhir, fitur yang aku suka banget adalah Jenius Help di mana pengguna bisa berkomunikasi dengan customer service Jenius secara realtime melalui chat. Saya pribadi sudah pernah menggunakan fitur ini dua kali.
Well, sebenarnya masih banyak fitur lain Jenius yang belum saya sebutkan, seperti Split Bills, Pay Me, dan lain-lain. Ditambah lagi, Jenius selalu memberikan promo menarik seperti cashback, diskon, dan voucher bagi para pelanggan setia. Jenius juga memberikan ruang yang terbuka dalam menerima aspirasi para penggunanya demi meningkatkan performa aplikasi perbankan tersebut. Yang jelas, berkat Jenius, saya bisa melakukan banyak hal dalam kehidupan saya secara maksimal. Saya rasa, Jenius merupakan pilihan tepat untuk menjalani hari-hari saya yang serba cepat. Itulah #hari2jenius bagi saya.
Comments ( 0 )