Pasca bersua dengan Mas Dimas Novriandi di ajang pertemuan blogger BPK RI, saya jadi tertarik dengan Jenius. Yes, Mas Dimas sendiri pada saat itu–dan kalau mengacu pada profil LinkedIn-nya masih sampai sekarang–adalah PR dari Jenius SMBC Indonesia.
Tidak lama sesudah acara itu, saya langsung membuat akun Jenius. Usia Jenius ketika itu belum 1 tahun karena launching-nya baru pada bulan Agustus 2016. Jenius sendiri merupakan produk perbankan digital dari Bank SMBC Indonesia, bank yang awalnya dikenal sebagai bank tabungan pensiunan. Sebuah transformasi usaha yang cukup unik namun lumayan nendang juga.
Membuat akun Jenius tidaklah sulit, apalagi saya berkantor di Jakarta. Tinggal unduh aplikasinya di Play Store, lengkapi beberapa data, dan tinggal menunggu janjian dari orang Jenius untuk melakukan verifikasi. Tidak lama sesudah itu, aplikasi berikut kartu Jenius berlabel Visa yang berwarna oranye telah siap digunakan.
Kini, setiap kali gajian, maka hampir seluruh uang gaji tersebut saya lempar ke Jenius. Tiap dapat uang-uang lainnya juga demikian. Rekening lain tentunya tetap hidup dengan alasan tertentu. Rekening payroll ya karena tidak mungkin pindah bank, rekening payroll lama juga tidak diganti karena nomornya sudah beredar ke berbagai media online untuk pengiriman honor tulisan, sedangkan beberapa rekening lain tidak lagi saya gunakan.
Setidaknya ada 7 kelebihan Jenius yang membuat saya memilih produk perbankan digital ini sebagai andalan untuk mengelola keuangan sehari-hari.
Tiga Jenis Kantong
Jadi, di aplikasi Jenius itu dikenal 3 jenis kantong. Begitu gaji saya transfer, masuknya ke Active Balance. Nah, selain itu ada dua kantong lain dengan manfaat masing-masing. Ada kantong x-Card dari Jenius dan saya gunakan sehari-hari sebagai alat pembayaran untuk salah satu aplikasi transportasi online yang berwarna hijau.
YHA. KAN. HIJAU. SEMUA.
Plus, dalam beberapa bulan terakhir ada promo cashback sesudah pemakaian dengan jumlah yang untuk saya sendiri adalah pengeluaran 10 hari. Jadi, saya sudah pasti dapat cashback. HAHAHA. Oh, bahkan saya sudah hitung jika dibandingkan dengan promo pembayaran dari si aplikasi ojol, masih lebih menguntungkan cashback-nya Jenius.
Kantong lainnya adalah Save It. Tidak seperti Active Balance yang bisa mudah diapa-apakan, ketika uang dipindah ke kantong Save It ini tidak mudah diutak-utik dan malah bunganya juga lumayan.
Save It
Dalam fitur Save It ini dikenal 3 jenis tabungan. Pertama, Flexi Saver dengan bunga 5% per tahun yang bisa di-top up dan ditarik sesuka hati. Jadi, kalau kepepet banget, isi Flexi Saver bisa langsung withdraw. Saya menggunakan fitur ini untuk menyimpan uang yang akan digunakan untuk membayar kontrakan rumah. Untuk uang yang akan keluar senilai 22 juta rupiah, bunga yang diberikan oleh Jenius lumayan menyegarkan mata kalau lagi lihat mutasi.
Fitur selanjutnya adalah Dream Saver, namun saya sendiri belum menggunakannya. Saya lebih memilih menggunakan Maxi Saver. Produk ini sederhananya kita kenal sebagai deposito. Jadi ceritanya ya deposito digital. Sehingga lebih mudah daripada harus bikin ke bank dan tentu saja harus izin dari pekerjaan dan itu tidak selalu bisa dilakukan dengan mudah.
e-Wallet Center
Dari Active Balance, biasanya uang akan langsung saya larikan ke berbagai uang elektronik melalui fitur yang usianya terbilang baru di Jenius ini. Simpel banget.
Saya menggunakan e-Wallet Center untuk mengisi GO-PAY dan OVO. Untuk kedua uang elektronik ini saja, saya bisa habis 4 juta rupiah sebulan, soalnya listrik juga dilempar ke salah satu dari keduanya supaya bisa dapat cashback. Saya kan #TeamCashback 🙂
Tinggal mendaftarkan akunnya dan logo GO-PAY dan OVO itu sudah nangkring di e-Wallet Center saya, jadi kalau sehari-hari mau isi tinggal klik ikon itu lantas pencet Top Up dan sejauh ini belum pernah ada masalah dalam pengisian.
Oya, jika sudah melewati limit Free Transaction-nya Jenius yang nanti akan saya jelaskan juga, biaya pengisian di e-Wallet Center ini juga tidak semahal transfer antarbank. Jadi cukup membantu lah. Oya, selain GO-PAY dan OVO, ada LinkAja juga, hanya saya memang belum pakai.
Free Transaction
Ini sebenarnya salah satu fitur paling menarik dari Jenius yang membuatnya cocok jadi akun pengelola keuangan rumah tangga. Ada dua jenis transaksi yang diberikan cuma-cuma dengan limit tertentu tergantung prestasi. Interbank Transfer alias transfer antarbank menjadi andalan saya untuk transfer kemanapun. Semakin kesini, untungnya pemilik Jenius semakin banyak sehingga transfer pakai $Cashtag juga menjadi semakin sering.
ATM Cash Withdrawal juga sering saya gunakan tentu saja karena uang gaji sudah saya pindahkan semua ke Jenius. Jadi, saya bisa tarik tunai di bank mana saja dengan logo Visa sampai limit tertentu dan itu juga sangat membantu pekerjaan sehari-hari.
Flexi Cash
Ini juga fitur baru banget dari Jenius berupa pinjaman dana darurat yang bisa ditarik kapan saja dengan bunga pengembalian yang kompetitif.
Benar kita harus berhati-hati pada hutang, namun kalau pas kepepet sekali dan tidak ada solusi lain sementara banyak fintech yang bunganya mencekik, maka Flexi Cash jelas menjadi solusi yang bagus.
Bill
Ini bukan Bill Wilkins Conjuring 2, yha. Sebagaimana produk digital lain yang sangat memudahkan pembayaran, demikian pula pada Jenius. Berada di fitur Send It, ada tab Bill, yang membuat banyak saluran untuk pembayaran.
Ada pembayaran kartu kredit untuk kartu-kartu berikut: ANZ, Bank Mega, BRI, Bukopin, CIMB Niaga, Citibank, HSBC, ICBC, Maybank, OCBC NISP, Panin, Permata, Standard Chartered, dan UOB.
Mau berdonasi bisa juga melalui Baznas. Bayar tiket KAI juga mudah. Isi pulsa Three, Indosat Ooreedoo, Simpati, Smartfren, maupun XL/Axis juga sederhana.
Soal isi pulsa ini saya pernah saking butuhnya paket data karena internet Smartfren saya habis, maka saya jadi mengisi dua kali. Soalnya, yang pertama mau mengisi pakai salah satu marketplace, eh, nggak langsung terisi. Langsung pindah ke Jenius dan pengisiannya lancar.
Transportasi Kereta Api juga bisa pakai fitur ini. Plus pengguna AETRA, Palyja, PDAM Kota Semarang, PLN Pascabayar, dan PLN Prabayar juga dapat memakai fitur ini untuk melakukan pembayaran.
Satu lagi, sejauh ini saya menggunakan Jenius di jaringan mobile, bukan Wi-Fi gratisan sesuai e-mail dari Jenius untuk panduan keamanan. Ditunjang perlindungan pakai sidik jari dan password untuk limit transaksi yang ditetapkan, menurut saya Jenius sudah cukup aman untuk jadi andalan.
Ini #hari2jenius saya, bagaimana dengan kalian? Yuk berbagi kisah di Co/Create, yha~
Comments ( 0 )