Cerita Jenius-ku dimulai dari akhir tahun lalu ketika mulai mendaftarkan diri jadi nasabah Jenius SMBC Indonesia. Aku pun dengar mengenai Jenius sebagai digital banking dari keponakan milenial yang sudah menggunakan Jenius. Aku pun daftar menjadi nasabah Jenius di Sumarecon Mall Serpong yang mana saat itu kebetulan ada pameran di sana. Ketika daftar aku sempat bete karena antrean panjang dan sinyal kurang bagus. Akhirnya setelah 2 jam menunggu, aku pun jadi jadi nasabah Jenius dan kartu debit Jenius-nya pun jadi.
Alasan utamaku buka rekening Jenius adalah karena enak dan gak ribet. Selain itu, juga karena preparation mau ngetrip ke Nagoya, Jepang. Setelah dapat kartu dan aplikasinya aktif, aku mulai buka-buka website Jenius (http://www.jenius.com) untuk mempelajari apa saja fitur-fitur yang bisa digunakan di aplikasi Jenius. Ternyata fitur-fiturnya sangat membantu dalam life financing sehari-hari, seperti Flexi Saver dan Moneytory.
Tagline Jenius yang bilang simpler life, happier you terbukti banget lho saat membeli mata uang asing di aplikasi Jenius lewat m-Card. Awalnya sih aku belum tahu kalau di Jenius bisa dipakai untuk membeli yen, makanya sempat sibuk cari money changer yang rate-nya bagus buat bekal trip ke Nagoya. Pas tahu bisa beli yen langsung di aplikasi Jenius, aku tiap hari cek rate BI, rate yang ada di money changer, juga dan rate di Jenius. Begitu rate Jenius bagus, langsung klik beli yen. Wuih, enak banget bisa beli yen tanpa ribet harus antre ke luar kantor.
Akhirnya pada 26 November tahun 2019 aku pun berangkat ke Nagoya buat trip. Tentu aja aku bawa kartu debit Jenius. Sudah cek dan pelajari cara pemakaian kartu debit Jenius di Jepang—aku juga sudah cari tau cara ambil uang via ATM. Pertama kali pakai gesek kartu ini adalah pada waktu sampai di hotel. Aku sempat deg-degan menunggu ketika proses pembayaran pertama kali. Aku sempat kepikiran bakal gagal. Tapi kalaupun gagal, aku ya tinggal gesek ke ATM terdekat untuk ambil cash. Namun, ternyata proses pembarannya pun berhasil. Aku pun merasa lega sekali dan semakin pede menggunakan aplikasi Jenius ini.
Hari pertama trip, aku langsung jalan-jalan sambil tetap membawa kartu debit Jenius di dompet. Masuk ke toko craft dan langsung pilih-pilih yang mau dibeli. Pas bayar langsung gesek pakai kartu Jenius. Berhasil, berhasil, berhasil! Wih, senang banget saking gampangnya pakai Jenius di Jepang. Hampir semua toko menerima pembayaran dengan kartu debit Jenius. Jadi hari pertama sampai pulang semua transaksi menggunakan Jenius. Dari pembayaran hotel, di toko besar, bahkan di pasar tradisional juga bisa digunakan lho kalau merchant ada tanda VISA-nya. Aku juga sempat coba buat ambil via ATM. Dan itu juga gak ribet. Jadi waktu yen punyaku sudah menipis, pembeliannya pun juga bisa dilakukan di Jenius, makanya gak perlu ribet cari money changer selama di Nagoya. Traveling belum pernah segampang ini dalam transaksi sebelum punya Jenius. Dulu aku harus pegang uang cash dan mencari money changer jika bekal menipis. Sekarang sih tinggal klik saja, yen sudah ada dalam genggaman kita.
Terima kasih, Jenius, sudah sangat memudahkan tripku di Nagoya. Dengan memakai Jenius, uang receh hampir gak ada karena semua transaksi dipermudah dengan melakukan pembayaran lewat kartu debit Jenius. Bikin happy selama perjalanan, sampai pulang juga masih happy karena sisa yen yang ada bisa ditukarkan kembali dalam bentuk rupiah dengan bermodalkan aplikasi. Setelah mencoba pembelian yen, waktu USD turun langsung klik beli, dan waktu naik langsung klik jual. Segampang itu lho membeli valas di Jenius. Hasilnya pun bisa ditabung di Flexi Saver. Bisa buat investasi juga Jenius ini. Aku merasa luar biasa senang dan bangga sudah pakai Jenius. Terima kasih dan happy birthday yang keempat ya, Jenius! Semoga fitur Jenius semakin beragam dan punya makin banyak nasabah.
Comments ( 0 )