wah pengalaman yang sangat inspiratif kak! Keep it going
Salam kenal, aku Evelyn—yang biasa akrab dipanggil “Eve” atau “Epe”. Aku pemilik KROMA, kedai kafe berkedok rumah yang terletak di Jakarta Selatan. Aku membangun KROMA bersama partnerku, Edward, sejak tahun 2015.
Survive-nya KROMA sampai sekarang merupakan tantangan yang sangat besar buat kami berdua. Selain karena gak punya pengalaman di dunia food and beverage, kami juga gak punya pengalaman di bidang accounting, finance, marketing, human resource… whoa, whatever, you name it!
Aku lulus dari jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual), sedangkan Edward merupakan lulusan Arsitektur. Pada dasarnya kami sangat menyukai profesi kami sebagai desainer dan gak pernah kepikiran bakal membuat kedai kopi. Bahkan nama KROMA tadinya kami persiapkan untuk studio desain produk kami—karena inilah satu-satunya bidang yang bisa menyatukan kami.
Aku dan Edward berteman baik sejak SMA. Pertemanan ini dipererat dengan seringnya Edward mengajak aku untuk coffee shop hoping. Saking kompaknya, kami sering ngobrol tanpa mengenal waktu. Di samping itu kami senang bercerita dan sangat menghargai pertemuan—entah itu dengan teman lama dan orang baru, apalagi yang datang dari latar belakang berbeda—dan berawal dari impian sederhana, saat itu kami berpikir kayaknya seru kalau kami punya tempat nongkrong sendiri.
Tadinya aku mau membuat kafe untuk berjualan popsicle semacam Paletas! Tokyo. Tahun tersebut memang merupakan awal mula specialty coffee shop mulai berkembang—dengan munculnya 1/15 Coffee, Anomali, dan Tanamera Coffee—yang mendorong kami untuk membuat kedai kopi. Pada tahun itu juga, kami lagi sering-seringnya mampir ke That’s Life Coffee dan Coffeewar. Kami senang dengan vibe kedua tempat ini—That’s Life yang homey dan Coffeewar yang seru jadi melting pot. Kami banyak menyadur behavior dari kedua tempat tersebut.
Long story short, selama hampir 6 tahun ini kami pindah dari Jalan Gandaria, Panglima Polim, dengan masing-masing kekurangan dan kelebihannya, sampai hari ini kami menempati rumah di Dharmawangsa. Kami tertampar dengan kenyataan bahwa dalam membangun sebuah bisnis ada banyak idealisme yang harus dipatahkan supaya bisa tetap berjalan. Kalau ditanya suka dan dukanya lebih banyak mana, tentu saja jawabannya seimbang! Kami banyak belajar dari berbagai kekurangan yang kami miliki sejak awal membangun KROMA. Hal ini terbayar ketika aku harus flashback to those years, banyak perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih baik yang sudah kami capai.
Rumah di Dharmawangsa menjadi rumah yang paling memenuhi standar ideal kami untuk membangun KROMA. Kami ingin menjadikan KROMA sebagai rumah yang nyaman untuk teman-teman bisa belajar, bekerja, dan produktif. Hal itu yang menginspirasi kami membuat tagar #betahdirumah.
Kami pun sangat senang berkolaborasi. Kami sering mengadakan acara kreatif di Gandaria dan Panglima Polim. Sayangnya, pandemi hadir gak lama setelah kami pindah ke Dharmawangsa sehingga hal yang biasa kami lakukan gak bisa dilakukan untuk sementara ini. Kalau pernah ke berkunjung dan menghabiskan waktu kamu di KROMA, kamu akan merasakan bahwa tempat ini bukan tempat untuk berjualan kopi saja karena kami juga menjadikan KROMA sebagai kanvas untuk media berkarya kami.
Sekian cerita dari rumah kami, semoga apa yang aku ceritakan di sini bisa mendorong teman-teman untuk terus semangat menjalankan bisnisnya. Aku harap kita bisa bertemu di KROMA dalam waktu dekat, yaaa! Kalau mau ada yang ditanyakan, silakan tulis di kolom komentar ya, Co.Creators!
Comments ( 2 )