Knp jeniuspay untuk akun bisnis belum ada ya
Banyak yang berpikiran bahwa ketika seseorang mulai berdagang atau berjualan, maka saat itu pula dia sudah berbisnis. Padahal, ada perbedaan nyata antara berdagang dan berbisnis lho! Tapi, kenapa dibedakan? Bukankah sama-sama berusaha untuk mendapatkan uang dengan menjual barang atau jasa?
Memang keduanya sama-sama menjual barang atau jasa, tapi berdagang dan berbisnis adalah dua hal yang berbeda. Memang gak ada yang salah pada keduanya. Namun, kalau mau usaha kita berumur panjang, ada baiknya kita mulai berpikir benar-benar layaknya seorang pebisnis. Biar lebih jelas, berikut dipaparkan beberapa hal yang membedakan antara berbisnis dan berdagang.
Berdagang
Orang yang berdagang pada umumnya hanya memiliki rencana untuk hari ini, serta apa yang akan dilakukannya hari ini agar dagangannya laku. Apa yang terjadi besok, minggu depan, bulan depan, bahkan tahun depan, gak pernah ada rencana yang pasti. Bahkan, terkadang orang yang berdagang juga gak tau apakah besok dia masih berjualan.
Karena gak ada rencana, maka kegiatan jualannya juga gak bakal dicatat secara detail. Umumnya, orang berdagang gak punya catatan keuangan khusus untuk penjualan. Bahkan kadang, dia gak memisahkan uang hasil jualannya dengan uang untuk belanja sehari-hari, sehingga bisa saja terjadi ketika dia hendak berjualan lagi, modalnya justru terpakai buat membeli keperluan pribadi.
Karena gak ada rencana dan catatan keuangan yang detail, maka biasanya pedagang juga gak punya catatan laba dan rugi. Biasanya yang terjadi adalah, ketika dia mengeluarkan uang sebagai modal untuk kulakan barang, dia kemudian menjual barang dengan selisih. Maka selisih inilah yang dihitung sebagai labanya.
Akibatnya, ya tentu jadi agak sulit baginya untuk mengetahui: usahanya berkembang atau gak sih? Jika kurang berkembang, dia juga akan kesulitan menemukan masalahnya di mana.
Berbisnis
Orang yang berbisnis memiliki rencana bisnis sejak awal. Meskipun belum terlalu mendetail, tetapi seenggaknya punya rencana untuk beberapa bulan ke depan. Semakin lama berbisnis, maka dia akan lebih visioner lagi sampai bertahun-tahun ke depan.
Karena memiliki rencana bisnis yang cukup realistis, maka dia juga akan memiliki metode untuk mengukur apakah bisnisnya sudah berjalan dengan baik atau belum. Salah satunya, dia akan sudah memiliki laporan keuangan yang dapat dipakai untuk menghitung laba dan rugi usahanya.
Bukan cuma menghitung laba dari selisih harga barang yang berhasil dijual, seorang pebisnis juga memperhitungkan banyak variabel untuk menentukan laba usahanya, mulai dengan menghitung operational cost, dan lain sebagainya.
Seorang pebisnis bukan cuma memikirkan bagaimana dagangannya laku, tapi dia juga berusaha menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Dia tau banget bahwa pelanggan lama sama berharganya dengan pelanggan baru, sehingga dia akan memikirkan cara agar pelanggan selalu mau kembali padanya ketika mereka membutuhkan barang atau jasanya.
Pentingnya Laporan Keuangan
Nah, kalau dilihat-lihat lagi, maka di sini hal terbesar yang membedakan antara berdagang dan berbisnis adalah pada pengelolaan keuangannya. Seorang pedagang bisa jadi mencampur antara keuangan pribadi dengan keuangan bisnis. Hal ini mungkin gak dia sadari, hingga kemudian terjadi masalah keuangan lantaran modal untuk bisnis tergerus untuk keperluan pribadinya. Sementara itu, seorang pemilik bisnis memiliki pengelolaan keuangan yang terpisah, singkatnya dia memiliki laporan keuangan.
Laporan keuangan memang merupakan satu aspek penting dalam bisnis. Maka, jika seseorang ingin “naik kelas” dari berdagang menjadi berbisnis, maka satu hal yang harus dilakukannya lebih dulu adalah dengan membuat catatan dan laporan keuangan yang detail dan rapi. Di bawah ini merupakan langkah-langkah untuk mulai membuat laporan keuangan dengan sederhana dan mudah.
- Catat setiap transaksi yang terjadi, baik aktivitas penjualan maupun pembelian. Pisahkan dalam lembaran yang berbeda, lebih baik lagi dalam file atau buku yang terpisah.
- Miliki rekening bank yang dikhususkan untuk bisnis, yang terpisah dari akun rekening pribadi. Segala jenis transaksi—uang keluar dan masuk—harus menggunakan rekening bisnis ini, gak boleh menggunakan rekening pribadi.
- Rincikan juga berbagai biaya yang muncul selama aktivitas bisnis, misalnya penggunaan listrik, pulsa, sewa tempat, dan sebagainya.
- Catat juga berbagai utang dan piutang yang terjadi dalam aktivitas bisnis. Catat lupa tanggal-tanggal jatuh temponya, ya!
Nah, untuk jenis laporan keuangannya bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing, tetapi umumnya akan terdiri atas:
- catatan pengeluaran,
- catatan pemasukan,
- kas utama,
- stok barang, dan
- inventaris.
Memang akan ada banyak hal yang harus dibuat, jika memang hendak membangun bisnis yang sukses dan sustain. Gak perlu khawatir, siapa saja pasti bisa melakukannya secara bertahap, asalkan memang punya semangat belajar.
Semoga sukses menaikkan kelas dari berdagang menjadi berbisnis, ya! Semoga artikel ini bermanfaat. Kalau kamu kepingin menuliskan pendapatmu mengenai artikel ini, jangan sungkan untuk tulis di kolom komentar!
Comments ( 3 )