“Gimana sih rasanya kuliah di luar negeri?” Saya sering mendapatkan pertanyaan ini selama menjalani pendidikan S-2 di London, Inggris.
“Rasanya campur aduk!” Begitulah saya menjawab pertanyaan tersebut.

Gambar 1: Difoto oleh Hilman Prakoso, Dokumentasi Pribadi
Kuliah di Inggris memang menyenangkan karena setiap hari bisa menikmati keindahan kota, wisata kuliner, jalan-jalan, dan hangout bareng teman-teman.
Namun di sisi lain, biaya hidup di London tuh mahal banget! Sebagai mahasiswa, saya dituntut mampu beradaptasi dengan keadaan dan harus pintar mengatur keuangan.
Untungnya, pelajar internasional di Inggris diperbolehkan bekerja part-time selama 20 jam per minggu. Kesempatan bekerja ini banyak digunakan oleh mahasiswa buat menambah uang jajan, sekaligus mendapatkan pengalaman tambahan.
Nah, dalam kesempatan ini saya bakal berbagi mengenai pengalaman dan tips mengelola keuangan selama kuliah di London, Inggris. Simak yuk!
Hidup Serbamahal
Berkat kuliah di Inggris, saya merasakan kehidupan di salah satu kota termahal dunia.
Saya mendapatkan kesempatan kuliah di Inggris melalui beasiswa dari Pemerintah Inggris bernama Chevening Award. Selama satu tahun kuliah, Chevening menanggung biaya pendidikan, kebutuhan dasar hidup, dan biaya visa.
Baca juga: Persiapan Kuliah di Inggris dengan Beasiswa Chevening
Sebagian besar uang beasiswa terpakai untuk kehidupan sehari-hari seperti menyewa flat, biaya makan, sampai ongkos transportasi. Kalau mau jalan-jalan atau berbelanja, tentunya mesti pakai uang sendiri.
Beberapa tahun belakangan ini, Inggris mengalami krisis yang membuat kebutuhan hidup makin mahal. Harga sewa flat, misalnya, makin meroket.

Gambar 2: Difoto oleh Hilman Prakoso, Dokumentasi Pribadi
Berdasarkan situs HomeLet, rata-rata harga sewa one bedroom flat di London pada Januari 2023 ini sebesar £1,200 – £2,000 (sekitar Rp22 juta sampai Rp37 juta) per bulan. Harga ini belum termasuk energy bills, yang nilainya mencapai £140 (sekitar Rp2,6 juta) per bulan.
Harga sewa flat ditentukan beberapa hal seperti lokasi dan aksesibilitas. Flat di sentral London tentu saja lebih mahal dibandingkan di Zona 3 dan 4. Namun, tinggal jauh dari pusat kota menghabiskan ongkos perjalanan lebih besar. Serbasalah juga, ya.
Belajar Masak Sendiri dan Rutin Bersepeda
Biar kondisi finansial tetap sehat, saya berusaha menghemat pengeluaran dengan rutin memasak sendiri dan mengurangi perjalanan menggunakan kendaraan umum.
Selain itu, sebisa mungkin ke mana-mana saya bersepeda atau berjalan kaki. Dengan bersepeda ke kampus, saya menghemat ongkos naik kereta bawah tanah dan bus umum yang biasanya menghabiskan biaya £100-£200 per bulan.
Bersepeda dan berjalan kaki juga bikin tubuh terasa lebih sehat, serta cara menyenangkan buat mengeksplorasi sudut-sudut London yang indah.
Baca juga: Kesaktian Kartu Debit Jenius saat Dinas ke London
Kerja dengan Visa Pelajar
Selama tinggal di Inggris, saya punya pengalaman bekerja part-time di industri kuliner. Saya pun mendapatkan tawaran kerja ini dari teman mahasiswa.
Di Inggris, pelajar internasional memang diperbolehkan bekerja selama 20 jam per minggu. Pelajar bisa kerja lebih dari 20 jam per minggu saat libur, serta sebelum dan sesudah masa pendidikan (selama visa masih berlaku).
Buat yang penasaran terkait kebijakan part-time, kamu bisa cek di sini, ya: https://www.ukcisa.org.uk/Information–Advice/Working/Student-work..
Ada beragam pekerjaan part-time yang bisa dilakukan seperti di restoran, kafe, dan pubs. Kamu juga bisa bekerja sebagai peneliti atau asisten dosen di kampus.
Mengatur Jadwal Kerja
Pada kondisi normal, saya membatasi bekerja selama 16 jam per minggu. Saat musim liburan, saya bekerja 24 jam per minggu.
Agar jadwal kuliah gak terganggu, saya bekerja pada Sabtu dan Minggu pukul 11:00 sampai 20:00. Atau bekerja setelah selesai kuliah pukul 14:00-20:00.
Hal yang menarik, jadwal kerja part-time di London sangat fleksibel. Jadi, saya bisa mengatur jadwal kerja biar gak bentrok sama jadwal kuliah.
Manajer di tempat kerja juga sangat pengertian. Saya bisa minta off ketika banyak tugas kuliah, sakit, atau punya rencana traveling.
Kartu Asuransi Nasional
Untuk bisa bekerja di Inggris, setiap orang perlu membuat National Insurance Number—atau Nomor Asuransi Nasional.
Proses membuat aplikasi kartu ini gak begitu sulit selama kamu memenuhi ketentuan bekerja part-time dan punya dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Proses pendaftaran kartu ini bisa dilakukan secara online di https://www.gov.uk/national-insurance.

Gambar 3: Dokumentasi Pribadi
Gaji Minimum
Setiap tempat kerja di Inggris wajib mengikuti aturan resmi gaji minimum. Kalau cari kerja, pastikan perusahaan kamu jujur dan mematuhi ketentuan ini, ya!
Berdasarkan situs https://www.gov.uk/national-minimum-wage-rates, rates minimum kerja pada April 2023 adalah £10,42 per jam untuk pekerja berusia 23 tahun ke atas. Kalau kamu masih berusia 21-22 tahun, gaji minimum kamu £10,18 per jam.
Gaji minimum ini berlaku untuk pekerja, termasuk pekerja part-time, pekerja asing, mereka yang masih magang, dan pekerja berkebutuhan khusus. Kalau bekerja sebagai self-employed, kamu bisa menentukan tarif kamu sendiri.
Baca juga: Liburan ke Australia Bareng Jenius saat Hamil? Siapa Takut!
Aplikasi Cari Kerja
Ada beberapa cara untuk cari kerja. Pertama, mendaftar langsung ke perusahaan dengan cara drop CV. Kedua, kamu juga bisa kerja dengan mendaftar pada aplikasi pekerjaan, seperti gumtree.com/jobs, jobsite.co.uk, atau studentjob.co.uk. Ketiga, kamu bisa memanfaatkan koneksi yang kamu punya. Beberapa kali saya dapat kerja sebagai freelance photographer dari teman atau kenalan yang tinggal di London, Inggris.
Persiapan Kelola Keuangan
Untuk membantu mengelola uang dan bertransaksi, saya pakai Jenius. Karena Jenius punya banyak fitur yang bisa memudahkan transaksi keuangan selama tinggal di luar negeri. Misalnya, ada fitur Send It yang memudahkan saya mengirim uang ke sesama Jenius serta bank lain.
Sejak menggunakan Jenius, saya juga gak perlu repot lagi ke money changer untuk menukar mata uang asing. Melalui aplikasi Jenius saya bisa beli, nabung, jual, kirim, dan terima Mata Uang Asing, termasuk GBP secara praktis.
Update kurs juga mudah banget karena bisa dicek langsung di aplikasi Jenius. Dengan begitu, saya bisa menentukan nilai pembelian atau penjualan mata uang asing berdasarkan kurs.

Gambar 4: Dokumentasi Pribadi
Jenius juga menyediakan simulasi nilai tukar untuk melihat gambaran mata uang asing yang akan saya transaksikan. Saya bisa menghitung konversinya menggunakan kalkulator dari menu Jenius Help di aplikasi Jenius.
Selain itu, Jenius juga bisa dipakai untuk berbelanja di supermarket dan sebagai pengganti Oyster Card untuk naik transportasi umum, seperti kereta bawah tanah (London Underground) dan bus tingkat. Tinggal tap-in dan tap-out kartu Jenius di stasiun, saya bisa bepergian ke mana pun.
Baca juga: Jalan-Jalan Bareng Jenius ke Singapura
Nah, begitulah pengalaman saya mengelola keuangan selama jadi mahasiswa di London, Inggris.
Sebagai mahasiswa internasional, kuliah sambil kerja merupakan hal biasa. Kuliah sambil bekerja bikin mahasiswa mempunyai pendapatan tambahan, menambah pengalaman, dan teman.
Ada saatnya nanti susah banget mengatur waktu antara kuliah dan bekerja. Namun, jangan lupa ya bahwa tujuan kamu ke luar negeri adalah untuk belajar!
*) Gambar utama (banner), beserta Gambar 1 & 2 dalam artikel ini
merupakan jepretan dari Hilman Prakoso.
Comments ( 0 )