Dulu waktu kecil, kalau lagi main game selalu dianggap sebagai anak nakal yang gak mau belajar. Singkat kata, main game identik dengan label negatif. Padahal itu gak sepenuhnya benar karena main game bisa merangsang kreativitas bahkan merangsang otak untuk bisa berstrategi.
Kemudian siapa sangka sekarang main game bisa di-streaming banyak orang, ada atlet dan pertandingan, serta bisa jadi sumber keuangan?
Dalam Jenius Talk Co.Creation Week 2022 bertajuk “Esport Level Up: From Hobby to Income Stream” yang dipandu oleh Momo Chan (Caster & Streamer), pembahasan mengenai esport pun dikupas tuntas bersama Irliansyah Wijanarko (Co-Founder & Chief Officer RevivaLTV) & Lius Andre (Professional Esport Talent).
Baca juga: 5 Langkah Bikin Hobi Kamu Jadi Bisnis
Industri esport yang terus tumbuh
Berbeda dengan zaman dulu, kini main game bisa ditonton bahkan dijadikan turnamen layaknya olahraga fisik. Gak tanggung-tanggung, sampai SEA Games menyelenggarakan esport juga lho. Hal ini tentu menunjukkan betapa prestise industri esport.
Bahkan pada tahun 2021 lalu, perputaran uang dalam industri ini lebih dari Rp30 triliun, melebihi industri musik dan film. “Pasti bakalan growing (industri ini),” ungkap Irliansyah.
Esport sebagai industri baru yang potensial
Seperti halnya olahraga sepak bola, banyak yang jadi fans tim atau pemainnya. Bahkan, menginspirasi mereka untuk ikut jejak para pro player esport. (Aku pun nge-fans sama atlet dengan sebutan “Lemon” saat memainkan Mobile Legends.)
Namun bukan hanya buat yang main game, sebenarnya apa pun keahlian yang dimiliki, kamu juga tetap bisa berkecimpung di dunia esport. Hal ini tentu saja karena industri esport serupa dengan industri lain yang membutuhkan tenaga kerja dengan job desc masing-masing.
“Kamu bisa jadi atlet (esport)-nya, jadi content creator, marketing, dan masih banyak lagi,” ungkap Irliansyah. “Esport bisa jadi industri baru yang punya potensi dan peluang besar ke depannya.”
Bahkan yang bekerja di RevivaLTV totalnya ada 64 pekerja. Baginya, potensi esport di Indonesia mirip dengan eksistensi kriket di India dan american football di Amerika. Bisa dibilang, industri ini amat sangat potensial.
Baca juga: Online Dating: Yay or Nay?
Menjadi pro player di industri esport
Lius pun bercerita mengenai sepak terjangnya dalam menjadi pemain esport profesional. Diawali dari hobi main game sejak SD, ia pun sering bermain di warnet (warung internet).
Kemudian suatu ketika ia mengikuti event di mal Jakarta Barat. Ia terinspirasi untuk gabung dalam industri tersebut dan akhirnya masuk ke developer Mobile Legends Bang Bang kemudian menjadi talent.
Lius juga sering ditanya mengenai bagaimana cara menjadi pro player yang bisa berada di tim yang kuat. “Kalau spesifik jadi pro player, ya harus ngejaga win rate tetap bagus, memahami makro dan mikro mengenai game, dan sering ikutan trial.”

Sumber: Jenius Co.Create
Namun, ia menambahkan bahwa seenggaknya ada 4 cara untuk join ke tim profesional ketika sudah menjaga win rate, yaitu:
- mengikuti open trial yang diadakan beberapa tim profesioanl saat off season,
- mempertahankan MMR (match making rate) yang tinggi—meski perlu usaha keras untuk push rank sampai eksistensi kamu masuk radar tim,
- sering main bareng pro player sehingga direkomendasikan, dan
- mengikuti dan memenangkan berbagai turnamen sehingga bisa dilirik dan di-scouting langsung.
Yang perlu diingat, menurut Lius, makin ke sini makin kompetitif. Jadi, gak segampang teori dan penjelasannya.
Baca juga: Dari Hobi Menulis Fiksi Jadi Side Hustle Sumber Cuan
Serba-serbi turnamen esport dan penghasilannya
Irliansyah menjelaskan bahwa terdapat 3 kompetisi dalam esport, yaitu sebagai berikut.
- Turnamen resmi dari publisher. Turnamen ini yang paling bergengsi karena selain uang tunai yang cukup banyak, exposure kamu maupun tim bisa makin bertambah.
- Turnamen dari organisasi pemerintah. Dari sini biasanya kamu akan diikutsertakan dalam turnamen resmi skala internasional seperti SEA Games. Psst… tahun lalu Indonesia mendapatkan 2 emas, 3 perak, dan 1 perunggu, lho!
- Turnamen third party. Misalnya RevivaLTV menyelenggarakan turnamen regional.
Apabila membahas pemasukan ataupun penghasilan, Irliansyah dan Lius—bahkan Momo Chan—sepakat bahwa industri esport sangat menjanjikan. Irliansyah mengatakan kalau income buat liga utama paling kecil sudah di atas UMR Jakarta, bahkan ada yang sampai Rp25 juta per bulan.
Bukan cuma itu, biasanya jika player sudah makin terkenal dengan exposure tinggi, banyak juga job lain yang datang seperti endorsement, partnership, sampai job seperti caster. Perlu dicatat, itu di luar dari income bulanannya lho, Co.Creators.
FYI, grafik perputaran industri esport sejak tahun 2016 sampai sekarang selalu menukik ke atas lho. Jadi, gak mungkin gak menjanjikan deh industri ini.
Baca juga: Ikut Jenius Conference untuk Melangkah Menuju Masa Depan Mudah
Kamu tampaknya juga bisa mulai dari hal kecil dengan login ke game, terus nge-push rank seperti yang mereka paparkan biar bisa jadi pro player. Kamu juga bisa beli skin keren yang bisa dilakukan dengan membayar pakai Jenius.
Tentunya Jenius bantu kamu buat melangkah mudah jadi pro player dengan berbagai fitur canggih.
Aku sendiri jadi menimbang-nimbang, rasanya aku perlu mendalami lagi untuk bermain Mobile Legends. Ada yang mau main bareng sama aku? Aku pakai Pharsa dan Estes nih, yuk push rank bareng!
Comments ( 0 )