Udah disimpen artikelnya, biar nanti pas keadaan aman bisa eksekusi…! 🙂
Kira-kira, sudah berapa lama kamu berada di rumah saja? Apakah kamu kangen jalan-jalan naik transportasi umum, terus cari tempat makan yang enak tapi murah? Kalau iya, sama banget! Nah, kali ini HalteMin mau ajak kamu, baik yang tinggal di Jakarta maupun tidak, untuk jadi turis di ibu kota untuk mencicipi kuliner nusantara. Sebelumnya, mari anggap pandemi ini sudah berlalu, ya. Jadi, kamu sudah bisa bebas bepergian dan jalan-jalan.
Pada suatu pagi yang indah, bayangkan kamu “terdampar” di Bandara Soekarno-Hatta. Kamu bakalan “terbang” lagi pada malam harinya dan punya waktu sekitar 12 jam sebelum kembali. Daripada kelamaan di bandara, kamu memilih untuk menjelajahi Jakarta, kota yang luasnya 2,5 kali kota Medan ini.
Namun, kamu tidak mau mendatangi tempat-tempat yang sudah biasa, pernah, atau sering dikunjungi oleh kebanyakan orang. Kamu juga kepingin makan-makan enak plus ngopi-ngopi sedap, tapi yang jelas bukan di tempat-tempat yang cabangnya bisa kamu temui di nyaris tiap mal di seluruh Indonesia. Dan, psst… kalau bisa, jangan sampai bikin kantong bolong, mengingat di Jakarta tuh konon—katanya—serbamahal.
Baca juga: Mengenal Transportasi Umum Jakarta dengan Peta Bersama FDTJ (Forum Diskusi Transportasi Jakarta)
Sebelum mulai menjelajah, jangan lupa top up kartu TapCash edisi khusus Jenius Co.Create punya kamu lewat aplikasi Jenius di Android kamu yang bisa pakai NFC. Kamu akan membutuhkannya untuk naik-turun kereta atau bus. Sekalian juga isi semua dompet digital kamu lewat e-Wallet Center. Selain akan membantu mengurangi kontak fisik, kamu kan juga tidak tahu kedai mana yang sedang ada promosi lewat dompet digital yang mana.
Kalau sudah, yuk mulai perjalanannya! Dari bandara, kamu bakal naik kereta Railink menuju Stasiun KA Bandara BNI City! Sampai di sana, kamu bakal keluar dari stasiun dan cari sarapan melewati Terowongan Kendal yang dihiasi mural keren dan tentunya layak diabadikan. Belok ke kiri sekitar 50 meter, kamu akan sampai di Dimsum Arsyif yang terletak tepat di depan Stumpy Coffee. Kamu bisa makan dimsum (Rp12.000 per porsi isi 4 potong) yang enak sambil minum kopinya Stumpy (Rp19.000) yang segar di dalam kedai. Selesai sarapan, kamu balik melewati terowongan ke arah Stasiun MRT Dukuh Atas menuju tujuan berikutnya: Haji Nawi.
Dari Stasiun MRT Haji Nawi, kamu ke luar ke sisi jalan ke arah Pondok Labu, kemudian belok kanan ke Jalan Madrasah Nomor 50, yang berjarak sekitar 250 meter. Kamu akan mampir di Yogurt House untuk mencicipi yoghurt jerman (Rp15.000) di tempat, atau bisa beli yang frozen untuk dibawa pulang. Pemiliknya adalah seorang perempuan asal Jerman yang sudah lama tinggal di Jakarta dan fasih berbahasa Indonesia. Si oma juga menjual pai apel dan krim yang enaknya kebangetan! Sebelum ke sini, pastikan kamu sudah memesannya terlebih dulu, ya! Selanjutnya, Send It uangnya pakai Jenius, jadi nanti pai-nya sudah disiapkan dan tinggal kamu bawa pulang.
Kemudian kembali ke Jalan Fatmawati dan menyeberang ke Halte Kemendikbud untuk naik bus Transjakarta nomor 1E ke arah Pondok Labu ke pemberhentian Jalan Pinang Raya. Dari sini kamu bakal jalan kaki ke arah Blok M sejauh 450 meter, terus belok kiri ke Jalan H. Kamang Nomor 38 menuju objek wisata pertama yang akan kita kunjungi: Museum Layang-Layang Indonesia!
Di rumah joglo dengan halaman luas dan rindang tersebut tersimpan sekitar 600 koleksi layang-layang dari seluruh Indonesia dan dunia, mulai dari yang berukuran 2 sentimeter sampai yang berekor dengan panjang 85 meter! Pada akhir pekan, selain melihat koleksi, kamu bisa membuat dan menerbangkan layang-layang buatan sendiri hanya dengan membayar tiket Rp15.000.
Sudah hampir jam 12 siang nih! Kamu pasti sudah kelaparan, kan? Biar makannya nanti tidak perlu pusing berpikir berapa banyak kalori yang bakalan diasup, kamu bakar energi dulu dengan jalan kaki sepanjang satu kali lagu Hey Jude dari The Beatles ke Tahu Gimbal Semarang Pak Yono. Kamu akan melewati Halte Pinang Raya dan Toserba Aneka Buana, andalan warga Pondok Labu. Selain tahu gimbalnya (Rp20.000) yang memang terkenal lezat, Pak Yono juga menyediakan nasi goreng babat yang tidak kalah sedap.
Setelah kenyang, kembali lagi naik Transjakarta 1E dan turun di Halte Pasar Mede. Kamu akan menyeberangi jalan, lalu kurang dari 100 meter kamu bakalan tiba di Sunyi House of Coffee and Hope. Kafe yang satu ini sangat unik karena mempekerjakan teman tuli. Kamu bisa bersantai sejenak sambil belajar cara memesan kopi dalam bahasa isyarat dan cara mengeja abjad Bisindo—Bahasa Isyarat Indonesia. Setidaknya kamu bisa belajar memberi isyarat nama sendiri sambil sekalian menikmati es kopi susu sunyi (Rp18.000) yang segar sebelum melanjutkan perjalanan.
Kembali ke Halte Pasar Mede, kita masih akan naik bus yang sama ke Terminal Blok M dan berganti bus di Platform 1—dengan naik yang Nomor 1 ke arah Kota. Sebagai alternatif, kamu bisa berhenti di Stasiun MRT terdekat dan naik MRT hingga Bundaran HI. Dari sana kamu bisa berjalan kaki ke Jalan Kebon Kacang menyambangi sebuah gerai berwarna hijau telur asin yang menjual jajanan khas sedap kota khatulistiwa: bakwan pontianak! Yang paling diminati orang adalah bakwan isi udang rebon (Rp2.000) tapi mereka juga jual yang isinya rebon, cabai rawit, dan teri.
Sebelum kembali naik Transjakarta ke arah kota, kamu bisa berhenti sejenak berfoto dengan latar Monumen Selamat Datang. Harus diakui, selain Monumen Nasional, patung sepasang pemuda-pemudi tersebut adalah salah satu ciri khas kota tuan rumah Asian Games 1962 dan 2018 ini. Sudut foto yang juga tidak kalah cantik adalah di jalur hijau sebelum masuk ke Halte Bundaran HI menuju halte tujuan selanjutnya, Kota.
Kali ini kamu akan mengunjungi Museum Mandiri yang menempati bangunan cantik bertarikh 1933, tepat di seberang Halte Kota. Hanya dengan tiket Rp5.000, kamu bisa melihat dan belajar tentang sejarah perbankan, khususnya Bank Mandiri. Kalau beruntung, kamu bisa menyaksikan pameran khusus seperti Leonardo Opera Omnia yang berlangsung hingga awal Maret 2020 lalu. Pameran tersebut menampilkan koleksi reproduksi HD digital imaging dengan skala sesuai ukuran asli dari 17 lukisan mahakarya maestro Italia, Leonardo da Vinci. Keren banget, kan?
Wah, hari sudah semakin sore! Saatnya duduk santai sambil menikmati pemandangan menjelang matahari tenggelam di Join x Jeera Coffee. Kedai kopi yang terletak di halaman parkir Kantor Imigrasi Jakarta Barat ini berjarak sekitar 600 meter dari Museum Mandiri. Kalau Sunyi House mempekerjakan teman tuli, barista kedai ini adalah teman-teman mantan pengguna narkoba yang sudah jera. Setelah membeli es kopi susu karamel bernama Paradise (Rp30.000) di kasir, yuk naik untuk menikmati pemandangan langit senja Museum Sejarah Jakarta dan Taman Fatahillah yang cantik dengan bingkai dedaunan.
Sekarang saatnya makan malam! Kembali Halte Kota untuk naik Transjakarta Nomor 12 yang ke Sunter dan turun di Jembatan Merah. Dari sana, berjalanlah sekitar 600 meter ke arah Mangga Besar ke gedung bernama Bina Flora. Di halaman parkirnya, ada rumah makan terbuka bernama Mie Terempa’k yang menyajikan makanan khas dari Kepulauan Anambas. Selain mi yang disajikan dengan potongan ikan tuna pedas (Rp20.000), menu kesukaan HalteMin lain di sini adalah luti gendang atau roti goreng isi suwiran ikan. Enaknya tak terperikan!
Tidak terasa, sudah hampir 11 jam kamu menghabiskan waktu menjelajah Jakarta. Saatnya kembali pulang. Kali ini gunakan moda transportasi kereta dari Stasiun Mangga Besar yang berjarak sekitar 700 meter dari Mie Terempa’k. Namun, sebelumnya mampir dulu ke Moven Coffee di samping stasiun. Yang wajib dicoba di sini adalah cinnamon roll-nya (Rp20.000) dengan banyak pilihan rasa. Dari Stasiun Mangga Besar kita akan naik kereta ke Manggarai, kemudian dilanjutkan dengan naik kereta Railink ke Bandara Soekarno-Hatta.
Sekarang mari hitung pengeluaran kamu selama jadi turis 12 jam di Jakarta. Kalau kamu bisa memaksimalkan penggunaan Send It untuk setiap transaksi yang dilakukan, maka dengan mudah bisa dilihat riwayat transaksi yang terjadi lewat Moneytory. Demikian juga kalau kamu menggunakan berbagai dompet digital yang tadi sudah diisi. Sementara itu, semua biaya perjalanan juga sudah terhitung dengan sendirinya dengan TapCash.
Baca juga: Sepeda: Solusi Mobilitas yang Lebih daripada Sekadar Gaya Hidup
Selama 12 jam, kamu sudah menggunakan berbagai moda transportasi umum dan menghabiskan biaya sebesar Rp30.000 dan menempuh jarak sekitar 54 kilometer. Di sisi lain, kamu pun sudah berjalan kaki sejauh 5 kilometer dengan biaya Rp0. Dua museum yang telah kamu kunjungi hanya menghabiskan uang sebanyak Rp20.000 sedangkan biaya makan, ngopi, dan jajan di 9 tempat menghabiskan uang sebesar Rp158.000. Jadi, total pengeluaran kamu adalah Rp208.000! Tidak bikin dompet kamu jebol, kan?
Yuk, jadi turis di ibu kota kuliner nusantara Jakarta, tempat kamu bisa menikmati berbagai jenis makanan dari hampir seluruh wilayah Indonesia, bahkan dunia!
Psst… sekadar informasi buat kamu, informasi lengkap tentang tempat-tempat yang disebutkan di atas bisa kamu baca di Instagram @darihalte_kehalte dan Twitter @drhaltekehalte, lho!
Comments ( 2 )