Setuju banget, fasilitas Pay Later memang mempermudah banget buat bayar ini itu saat saldo di rekening mulai tipis. Tapi karena seolah ada ‘dana ekstra’ jadi gampang kalap. Tetap harus ingat yang mana kebutuhan dan keinginan supaya gak timbul masalah finansial di kemudian hari.
Gaya hidup bisa jadi salah salah satu penyebab finansial menjadi berantakan karena gagal memisahkan antara keuangan untuk gaya hidup/entertainment dan keuangan untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau gak diatur dengan baik, finansial seseorang bisa jadi berantakan dan pengeluaran bisa melebihi budget.
Dalam Co.Creation Week 2022, salah satu Co.Creator memiliki masalah finansial yang berhubungan dengan gaya hidup sehingga memutuskan untuk ikut financial workshop.
Kira-kira apa masalah finansial Jati?
Masalah Finansial Jati
Salah satu Co.Creator bernama Jati memiliki masalah finansial yang disebabkan karena gaya hidupnya. Masalah finansial yang dihadapi Jati sekarang adalah 50% penghasilannya habis untuk gaya hidup karena kemudahan pembayaran menggunakan kartu kredit yang sudah terkoneksi dengan e-commerce.
Hasilnya, uang yang dikeluarkan Jati melebihi budget yang sudah dikhususkan untuk gaya hidup/entertainment.
Akibatnya, sekarang Jati harus membayar kartu kredit dan ia gak punya uang sisa untuk disisihkan sebagai tabungan dan aset. Lalu, apa solusi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keuangan Jati?
Baca juga: Cara Atur Cash Flow saat Kuliah di Luar Negeri
Solusi Finansial yang Bisa Dilakukan untuk Memperbaiki Keuangan Jati
Demi memperbaiki finansialnya, akhirnya Jati terdorong untuk mengikuti financial workshop dari Jenius. Setelah mengikuti financial workshop, Jati pun mendapatkan beberapa solusi yang bisa dilakukan agar keuangannya lekas membaik, di antaranya:
1. Hapus Penggunaan Kartu Kredit sebagai Metode Pembayaran
Karena Jati punya kebiasaan pakai kartu kredit dan belum bisa mengatur arus kas, jadi Jati harus menghapus metode pembayaran dengan kartu kredit dari seluruh e-commerce biar gak menambah utang baru.
Selain itu, Jati juga harus disiplin saat berbelanja biar gak melebihi budget yang sudah ditetapkan. Jika Jati punya utang konsumtif, ia harus fokus untuk melunaskan utang konsumtif dahulu.
Nah, kalau Jati sudah punya kebiasaan baik dalam mengelola uang dan gak impulsif, Jati bisa memakai kartu kredit sebagai metode dengan catatan:
- hanya menggunakan kartu kredit untuk membeli barang yang penting,
- membeli barang sesuai dengan kemampuan, dan
- membayar tagihan tepat waktu.
Baca juga: Menentukan Tujuan Finansial Buat yang Sudah Berkeluarga
2. Menonaktifkan Seluruh Fasilitas Pay Later
Solusi lain yang bisa dilakukan yaitu dengan gak mengaktifkan fasilitas pay later. Sebenarnya, Jati boleh saja mengaktifkan pay later asal tidak dipakai sehingga tidak harus membayar tagihan nantinya.
Fasilitas pay later baru boleh dipakai kalau Jati sudah punya kebiasaan baik seperti bijak saat memakai pay later, cermat dalam memakai promo jika memakai pay later, dan hanya memakainya saat dibutuhkan saja.
3. Review Ulang Budget Entertainment
Solusi selanjutnya yang bisa dilakukan yaitu Jati perlu me-review ulang budget entertainment dan mengalihkan 10-15 % uang untuk tabungan rutin dengan set autodebet di setiap tanggal gajian. Agar lebih teratur, Jati bisa membuat budgeting keuangan bulanan seperti:
- 50% untuk kebutuhan pokok (belanja bulanan, biaya transportasi, pulsa, dan lain-lain)
- 35% untuk entertainment (belanja, jalan-jalan)
- 15% untuk tabungan
Nah, agar budgeting jadi lebih mudah, Jati dapat menggunakan sistem kantong untuk setiap pos keuangan agar budget entertainment gak tercampur dengan budget lainnya. Untuk mereviu ulang budget, Jati bisa harus membiasakan diri mencatat cash flow sehingga bisa mengukur kesehatan finansialnya sendiri.
4. Tutup Kartu Kredit Setelah Melunasi Utang
Apabila masih tergoda untuk belanja konsumtif, maka Jati perlu menutup kartu kredit setelah melunasi semua utangnya agar bisa disiplin dalam membelanjakan uangnya dan tetap sesuai dengan budget. Ia boleh punya asal sudah paham kegunaan kartu kredit dan bisa mengerem impulsive buying-nya.
Baca juga: 3 Mitos Kartu Kredit yang Perlu Dicek Kebenarannya
Itulah Kisah Jati dalam memperbaiki finansialnya serta solusi yang diterapkan. Kalau kamu punya masalah finansial yang sama seperti Jati dan berhasil untuk memperbaiki keuangan kembali, bisa share tips-tipsnya di kolom komentar ya!
Comments ( 3 )