Gali lobang tutup lobang mah sudah biasa… 🙂
Sudah menjadi tradisi kata bang Oma irama… 😀 d(~_*)b
“Mendingan meninggal daripada lunasin utang.”
Pernah dengar pernyataan tersebut? Well, tingkat keputusasaan akan orang yang terlilit utang memang tinggi banget. Bahkan gak sedikit orang yang sudah berutang gak tau kapan utang tersebut bakalan lunas.
Hal ini tentu bikin kita bertanya-tanya, sebenarnya boleh gak sih berutang? Kok produk kayak kartu kredit, pay later, atau pinjaman online makin merebak?
Sebenarnya hal ini terkait dengan cara atau perilaku kamu mengelola keuangan, Co.Creator. Mengelola uang dengan baik tuh gak ada hubungannya lho sama kecerdasan karena lebih berhubungan dengan perilaku kamu. Bagaimanapun, perilaku sukar diajarkan, bahkan ke orang-orang cerdas sekalipun.
Dalam artikel yang berisi rangkuman kelas finansial online yang diisi oleh Mbak Ghita Argasasmita (Director Integrita Financial), kita bakal bahas soal utang.
Baca juga: Menentukan Tujuan Finansial Buat yang Sudah Berkeluarga
Mengenali dulu cara kerja utang
Untuk mendapatkan benefit dari sebuah produk, tentu kamu mesti tau cara kerjanya—seperti utang dalam kartu kredit. Yang jelas, utang memiliki bunga. Berapa uang yang kamu pinjam? Berapa lama kamu bakal melunasinya?
Makin lama jangka waktu yang kamu pilih, maka bakal besar jumlah bunga yang harus dibayar. Kalau telat bayar, ada persentase tambahan yang akan dikenakan. Nah, kreditor/pemberi utang bakal dapat keuntungan dari pembayaran bunga/charge tersebut.
Biasanya, kita gampang tergoda dengan cicilan sekian bulan dengan bunga rendah tanpa “menghitung”. Makanya, biar melek, kamu mesti tau berapa total rupiah yang alias bunga yang mesti kamu bayar nanti.
Selain itu, pastikan juga kapan tanggal cetak pembayaran sampai jatuh tempo kartu kredit kamu. Jangan sampai kamu hanya mampu bayar minimum payment dan akhirnya kena charge lagi di bulan berikutnya.
Sebenarnya “produk” utang banyak jenisnya, antara lain KTA (kredit tanpa agunan), KPR (kredit pemilikan rumah), KPA (kredit pemilikan apartemen), pegadaian, pay later, kartu kredit, multiguna, P2P (peer to peer) lending, dan lain sebagainya.
Beda produk, beda “cara kerja” penghitungan bunga. Misal dalam KPR/KPA terdapat bunga efektif ataupun bunga flat. Pahami dulu metode bunga tersebut. Singkat kata, kamu harus kuasai atau pahami dulu cara kerjanya sehingga bisa mengatur utang yang harus kamu lunasi.
Yang paling penting, kamu mesti memikirkan 4 hal ini ketika berutang:
- Kesehatan keuangan; kamu harus bisa mempertanggungjawabkan utang kamu—ada tolok ukurnya.
- Tujuan berutang; jangan sampai berutang tapi gak tau mau buat apa, tujuan bisa untuk punya kendaraan (hemat transportasi nantinya).
- Sumber pembayaran; kamu tau dari mana nanti bayar utangnya pakai apa.
- Produktivitas; miliki mindset beli barang dengan manfaat nantinya.
Untuk tau kesehatan keuanganmu, mungkin bisa pakai sistem pengeluaran dengan perbandingan 4:3:2:1 dengan masing-masing pos pengeluaran primer, cicilan, tabungan dan investasi, serta hiburan.
Baca juga: Investasi Anti-boncos dengan Money Management
Boleh gak sih kita berutang?
Buatlah daftar utang dan daftar harta. Daftar harta meliputi harta likuid (uang tunai, reksa dana, logam mulia, tabungan, deposito); harta investasi (rumah lain, tanah, saham, dll), dan harta yang digunakan (rumah tinggal, perhiasan, gadget, laptop, barang berharga lainnya).
Buat juga daftar utang yang meliputi utang konsumtif (kartu kredit, pay later, KTA) dan utang produktif (KPR, cicilan kendaraan). Nah, harta bersih kamu adalah daftar harta dikurangi daftar utang. Jika hasilnya negatif, itu berarti warning buat kamu agar gak berutang lagi.
Jika ingin berutang, pastikan berpotensi produktivitas, dan perhatikan beberapa poin berikut: (a) bukan untuk konsumsi harian, (b) beli experience bernilai mahal, © berpotensi jadi pemasukan, dan (d) hati-hati dengan BI Checking.
Mindset yang perlu diperhatikan
- Merasa cukup meski sulit. Kamu mungkin sering ngerasa kalah dan ketinggalan, sehingga rela menanggung risiko lebih besar. Contoh merasa ketinggalan pakai HP baru padahal HP lama masih bagus.
- Perbandingan sosial. Kita sering kali membanding-bandingkan diri tanpa lihat proses. Kita gak perlu membandingkan dirimu dengan orang lain lho, Co.Creator.
- Tau kapan merasa cukup. Hal ini bisa dilakukan jika punya self-awareness tinggi. Bisa dimulai dengan melakukan financial checkup secara teratur. Nantinya bakal terpikirkan tiap kali mengambil keputusan keuangan.
- Menguasai skala prioritas dengan memahami batas “butuh” dan “ingin”. Gak semua pengeluaran adalah kebutuhan. Nah, konteks di sini tuh adalah pendapatan. Kalau pendapatan gak mendukung, artinya standar pengeluaran pokok masih terlalu tinggi.
Baca juga: Cara Hidup SLOW ala Kungkang
Well, itu tadi penjelasan soal cara mengelola utang dengan benar. Produk utang pun banyak, dan ketika ingin berutang, pastikan kamu paham cara kerjanya serta kemampuan keuangan kamu ya, Co.Creators!
Berutang gak selamanya buruk asal kamu bisa mendapatkan benefit, apalagi menjaga cash flow biar gak berantakan. Ada yang punya pengalaman soal utang atau mau share kelas finansial kemarin? Tulis di kolom komentar, ya!
Comments ( 1 )