Korea Selatan pasti jadi salah satu negara tujuan traveling populer zaman sekarang, kan? Apalagi buat penggemar K-Pop dan K-Drama. Pergi ke sana itu kayak wajib gitu hukumnya. Nah, kebetulan aku punya beberapa cerita suka duka pake Jenius di sana.
Mungkin ada yang mau bilang, kalau toh ada dukanya, kenapa kamu gak tuker aja duit aja dari rupiah ke won? Oh, maaf, gak semudah itu, Marimar. Aku tinggal di sana selama setahun. Kalau misalkan aku tukar duit dari rupiah ke won selama setahun, aku harus tukar berapa puluh jutaaa?! Tapi bukan itu sih alasan utamanya. Kebetulan aku dapat beasiswa, jadi kupikir aku gak butuh uang tambahan lagi. Cukup pakai beasiswa yang dikasih aja.
Namun ternyata, kenyataan berkata lain. Duit beasiswaku habis setengahnya untuk bayar tempat tinggal di sana. Yes, tempat tinggal di sana termasuk mahal kalau dibandingin sama di Indonesia. Jadi yah, aku cuma bisa bertahan hidup dengan sisa uang beasiswa itu.
Tapi, Tuhan memang baik. Karena Tuhan tahu hamba-Nya ini gak bisa kalau gak banyak jajan, Dia kasih rezeki dari jalan lain. Aku masih dapat kerjaan lepas ya hasilnya lumayan banget untuk tambahan hidup di Korea Selatan. Tentu saja aku cukup cerdik, honor dari kerjaanku itu aku minta langsung kirim ke Jenius. Kenapa? Karena jenius pakai logo VISA, tentu aku bisa pakai di mana pun dong? Iya atau iya? Pinter kan?!
Intinya dengan uang yang aku dapat dari jenius itu, hidupku jadi jauh lebih indah. Kayak lagu Adera, “Dan kau hadir mengubah segala, menjadi lebih indah.” Gitu deh.
Nah, tapi setelah punya uang di Jenius, aku belum berani dong coba untuk gesek di merchant. Soalnya takut kartunya ditolak, jadi malu kan kalau gitu.
Akhirnya, aku mulai memberanikan diri untuk mencoba. Untuk pertama kali, dengan dodolnya, aku coba untuk bayar transportasi umum. Yang asal tap tap itu. Kayak di Eropa. Aku kan suka kemakan omongan teman-temanku, ya. Jadi aku coba ngetap di transportasi umum di Korea Selatan. Oh ternyata, itu tidak bisa terjadi. Soalnya sistem yang dipakai di Korea Selatan beda sama yang dipakai di Eropa.
Oke, satu kali gagal. Tapi ini gara-gara kebodohanku.
Setelah itu, aku nggak coba-coba pakai lagi soalnya takut nggak bisa lagi. Sampai suatu hari, aku coba lagi buat bayar di restoran AYCE di sana. Awalnya aku ragu buat pakai kartu Jenius-ku lagi tuh. Takut aja sih sebenarnya. Tapi karena uang beasiswaku udah tipis, aku beranikan diri pakai Jenius.
Setelah aku bayar pakai Jenius dan uangku udah ter-debet, tiba-tiba kasirnya bilang nggak ter-debet. Paniklah aku di situ. Biar urusan sama kasirnya selesai, akhirnya aku bayar pakai kartuku yang lain.
Setelah itu, aku langsung cek akun media sosial jenius. Dan benar ternyata hari itu, memang lagi ada gangguan dengan server di jenius. Jujur, aku sempat panik sih. Tapi temanku, yang kebetulan kerja di Jenius, bilang aku gak perlu panik. Dan itu benar, cuma berselang beberapa jam dari itu, uangku sudah kembali. Huft. Lega sekali. Jadi, buat teman-teman yang panik kalau punya masalah kayak gini, jangan panik. Jenius pasti bakal balikin duit kalian kok kalau memang akhirnya transaksinya gagal seperti ini.
Oke, lanjut ya. Setelah kejadian uang yang sempat tersedot lalu balik ini, bukannya trauma, aku malah yakin transaksi pakai jenius ini aman. Cuma masalahnya, bakal ditolak lagi gak nih di tempat lain.
Akhirnya aku memberanikan diri nih buat bayar makanan di restoran lain. Dan, berhasil! Yeiy! Akhirnyaaa~!!!
Mulai dari saat itu, aku sering banget bayar pakai jenius. Bahkan di Busan dan Jeju pun, aku banyak pakai jenius untuk transaksi. Selain nggak ngurangin uang beasiswaku, aku nggak perlu ribet tarik uang di bank dan tinggal bayar pakai jenius. Udah gitu, aku nggak perlu mikir kurs mata uang asing, karena kurs mata uang asing di jenius itu bersahabat banget!!!
Sekian cerita traveling tipis-tipis ala aku. Semoga kalian terhibur ya!