Sukses selalu buat otorku tersayang yang cantik, keren dan smart …..🥰🥰🥰
Siapa yang sudah baca cerpen-cerpen Kompetisi Menulis Fiksi Jenius Co.Create? Atau jangan-jangan kamu salah satu peserta kompetisi tersebut? Well, menulis fiksi memang seru banget ya, apalagi kalau yang kamu tulis adalah cerita dengan plot kesukaanmu.
Tapi… lebih asyik lagi kalau hobi menyenangkan ini bisa menghasilkan pendapatan tambahan. Wuih, memangnya menulis fiksi bisa jadi side hustle yang menjanjikan? Yap, jawabannya… bisa banget!
Tenang, ini bukan hoaks! Soalnya beberapa waktu lalu kami sempat bertemu di dunia maya dengan Kak Sara Maureen, penulis fiksi yang aktif mengepos cerita-ceritanya dalam digital publishing platform. Dalam kesempatan tersebut, kami sempat ngobrolin banyak hal mengenai menulis cerita di platform digital sampai akhirnya jadi side hustle menjanjikan. Penasaran? Yuk simak ceritanya!
View this post on Instagram
Berawal dari hobi membaca
Sejak sekolah dasar, Kak Sara sudah hobi baca. Saat itu dia suka banget baca majalah Bobo. Selain segmen cerita bergambar, dia juga suka baca cerpen-cerpen di sana, bahkan suka berimajinasi adegan yang dituliskan oleh si penulis. Menginjak bangku sekolah menengah, dia pun mulai penasaran dengan bacaan yang lebih “tebal” seperti novel.
Kecintaannya membaca novel pun berbanding lurus dengan kesukaannya menulis. Novel dengan tema menarik bikin imajinasinya meluap, dan dia pun jadi suka berandai-andai dan punya “jalan cerita tersendiri” dari novel yang dia baca.
Dari situlah dia mulai menulis cerita pendek. Bahkan, dia sempat berkhayal tulisannya diterbitkan oleh penerbit besar. Sayangnya, dia gak pernah berani memublikasikannya.
“Aku suka insecure duluan naskahnya ditolak, jadi gak pernah berani kirim ke penerbit (konvensional). Terus ujung-ujungnya aku enggan menyelesaikan tulisanku. Ujung-ujungnya udah overthinking sendiri dan gak nulis,” ungkapnya diakhiri tawa.
Baca juga: 5 Langkah Bikin Hobi Kamu Jadi Bisnis
Menulis harus dibawa fun
Kemudian, ketika muncul berbagai platform digital sebagai wadah menulis, Kak Sara mulai berpikir apakah bisa dia menulis dengan rutin. Apalagi dia gak perlu cemas dengan layak terbit atau gak, bahkan bisa sekalian minta feedback sama pembaca—itu pun kalau ada.
“Ada satu orang yang baca tulisanku aja aku tuh udah ngerasa seneng, Kak,” ujarnya jujur.
Akhirnya Kak Sara pun membulatkan tekad untuk mulai menulis fiksi. Dia mulai mengesampingkan hal negatif kayak “karyaku gak layak” dan “karyaku jelek dan gak ada yang suka”. Kalau berpikir begitu terus, pasti gak ke mana-mana dan malah jadi beban pikiran.
“Lagi pula, menulis kan hobi aku. Hobi kan harusnya bikin senang.” Karyanya pun mulai dipublikasikan di salah satu digital publishing tanpa ada ekspektasi apa pun. Perempuan yang punya koleksi lengkap buku Sitta Karina ini menulis apa yang dia suka.
“Maksudku, aku bakal nulis cerita yang kiranya bakalan aku baca. Jadi bawaannya happy terus, gak ada pressure sama sekali. Syukur-syukur ada yang baca dan ikutan suka.”
Bagi penulis yang suka banget dengan fitur Dream Saver karena suka beli barang impian dan hobi unboxing ini, menulis tuh harus dibawa fun dan happy karena dia sendiri juga sibuk dengan pekerjaan tetapnya sebagai karyawan di salah satu startup asing yang jam kerjanya 9 to 6.
Nah, menurutnya “menulis fiksi” ini jadi semacam stress release dari pekerjaan hariannya. Menulis baginya gak ada beban, jadinya lancar terus deh. Memang benar ya, sebuah aktivitas gak bisa dibilang hobi kalau kamu tertekan saat menjalaninya!
Asyik dibaca: Kumpulan Cerita Pemenang Kompetisi Menulis Fiksi Jenius Co.Create
Menulis fiksi sebagai side hustle versi Kak Sara
Awalnya, Kak Sara memang menulis untuk diri sendiri. Dia mem-posting tulisannya untuk dibagikan secara gratis. Namun, siapa sangka tulisannya ternyata disambut respons positif para pembaca di platform tersebut? Karena digital publishing tersebut juga memakai sistem koin untuk berbayar, dia pun iseng menggembok chapter selanjutnya yang mana mengharuskan pembaca “membeli” di tiap chapter. Dia sih menduga hanya segelintir orang yang mau, tapi ternyata banyak banget yang rela mengeluarkan kocek untuk beli koin agar bisa baca karya Kak Sara.
Dari situlah Kak Sara berpikir sebenarnya menulis fiksi pun bisa jadi lahan pendapatan yang menjanjikan. Dia makin bersemangat menulis dan mulai bikin plot ataupun draf novel baru yang kadang ditulis ketika bosan dengan tulisan yang dia garap. Ternyata challenging dan asyik banget. Yang tadinya cuma cari gambar gratis buat jadi kover karyanya, Kak Sara mulai berpikir untuk “profesional” dengan mencari beberapa ilustrator untuk bikin ilustrasi karyanya biar makin ciamik dengan uang hasil dari “koin” yang dia dapat.
Tiap penulis, baginya, punya cara tersendiri untuk bikin tulisannya jadi sumber cuan. Ada yang diterbitkan lewat penerbit besar, ada yang lewat tulisan di blog lewat adsense, ada yang jadi ghost writer, ada pula yang seperti dirinya yang “diterbitkan” lewat digital publishing. Semua sama baiknya, dan dan masing-masing punya kelebihan maupun kekurangan masing-masing.
Baca juga: Mau Tulisan Fiksi Kamu Makin Ciamik? Ini Buku-Buku yang Wajib Dibaca
“Aku sendiri memilih menekuni di digital publishing karena cara menggaet pembaca yang lebih luas. Kalau diterbitkan (dijadikan buku), biasanya dapet pembaca karena pembaca tersebut bakal beli bukunya di toko (konvensional/digital), dan harus beli karya secara menyeluruh satu buku. Sementara kalau digital, dia bisa dapet contoh awal bab, belinya pun per bab. Waktu luang para pembaca pun ketika lagi buka HP atau tab,” ujar Kak Sara.
Kak Sara pun mulai makin serius menulis di sana. Bahkan dia bikin Instagram khusus buat karya-karyanya biar bisa lebih dekat dengan para pembaca. Karena menulis adalah hobi, semua terasa menyenangkan. Tulisannya pun sering kali masuk top three, pembaca tulisannya makin besar, bahkan penghasilan pendapatan per bulan dari menulis melebihi gaji pekerjaan tetapnya sebagai karyawan lho!
Semua hal itu menstimulus dirinya untuk terus berkarya. Sebelum selesai tulisan yang satu, dia sudah bikin plot tulisan lainnya. “Nulis tuh gak usah ikutan tren, tulis aja apa yang sekiranya kamu suka dan bakal kamu baca. Aku yakin pasti ada yang baca.”
Selain itu, ada nasihat nih dari Kak Sara buat yang suka menulis, menulislah karena kamu kepingin menulis. Jangan terlebih dulu bermimpi jadi terkenal, punya uang banyak dari menulis, dan sebagainya karena gak bakal ada yang tau “kesempatan” itu datang. Jadi, just writing! Kalau ditanya apakah menulis bisa jadi side hustle yang menjanjikan, bisa banget. Tapi, jangan dijadikan tujuan utama terlebih dulu.
Baca juga: Detik Tanpa Jeda – Sitta Karina
Waaah… inspiring banget cerita Jenius dari Kak Sara. Semoga teman-teman Co.Creator yang suka nulis dan baca fiksi jadi termotivasi untuk giat menulis dan pengalaman Kak Sara Maureen bisa jadikan inspirasi kamu, ya!
Ayo, langsung tulis karya kamu dan jangan insecure! Jangan lupa baca tulisan fiksi yang kamu suka sebagai bank ide tulisanmu. Ada yang mau berbagi pengalaman serupa kayak Kak Sara? Bisa banget kamu komen di bawah, ya!
Comments ( 1 )