Hi Co.Creators! Ketemu lagi di Tech Monday Updates! Kali ini kita bahas tentang Google Cloud Run, yuk! Sebenarnya, apa sih Google Cloud Run? Dikutip dari laman resmi Google Cloud, Cloud Run adalah sebuah platform komputasi yang memungkinkan penggunanya untuk menjalankan aplikasi berbasis kontainer tanpa harus memikirkan tentang penyediaan, konfigurasi, dan pengelolaan server. Cloud Run yang merupakan teknologi berbasis Knative ini memungkinkan penggunanya untuk memilih apakah aplikasi kontainer akan dijalankan dengan menggunakan Cloud Run yang dikelola oleh Google atau dijalankan di atas Google Kubernetes Engine (GKE) dengan menggunakan Cloud Run on GKE.
Terus, fitur-fitur apa saja sih yang ditawarkan oleh Google Cloud Run? Yuk, kita cek!
- Dikelola penuh oleh Google.
- Redudansi: servis direplikasi ke beberapa Zone dalam sebuah regional GCP.
- Integrasi dengan Google Cloud Build, Container Registry, Docker, Stackdriver Monitoring, Logging, dan Error Reporting.
- Nama domain bisa disesuaikan.
- Autoscaling dengan cepat.
Meski punya fitur yang bikin gampang, tentu saja Google Cloud Run ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari Cloud Run ini di antaranya adalah:
- Servis yang dijalankan di Cloud Run akan memiliki servis URL dan sertifikat SSL yang dikelola oleh Google. Kalau kamu mau pakai nama domain yang sudah kamu punya, Cloud Run menyediakan fitur Domain Mappings.
- Cloud Run mengalokasikan maksimal 1 vCPU untuk setiap kontainer. Jumlah alokasi vCPU akan bertambah seiring dengan jumlah penambahan request pada kontainer. Kalau gak ada proses yang sedang berlangsung, jumlah kontainer yang dialokasikan oleh vCPU adalah 0 (nol).
- Masing-masing servis yang dijalankan di Cloud Run bisa dikelola dan diakses oleh GCP User/GCP service account/Google account yang telah memiliki role dan permission yang sesuai.
Sementara itu, kekurangan Google Cloud Run antara lain:
- Cloud Run baru tersedia di US-Central region. Kalau memiliki trafik yang berasal dari region yang berbeda kayak di Southeast Asia, mungkin akan ada peningkatan latency yang cukup signifikan pada aplikasi kamu.
- Aplikasi yang dijalankan di Cloud Run gak punya akses ke VPC/Compute Engine Network. Di samping itu, servis gak akan menjadi bagian dari Istio Service Mesh. Kalau kamu membutuhkan akses ke VPC/Compute Engine Network, maka gunakan Cloud Run on GKE.
- Servis yang dapat dijalankan pada Cloud Run terbatas pada aplikasi stateless HTTP. Kalau kamu punya aplikasi Database atau aplikasi berbasis gRPC, Cloud Run bukanlah pilihan yang tepat.
- Cloud Run menggunakan In-memory filesystem untuk menyimpan file. Kalau aplikasi kamu bertugas untuk menulis informasi ke dalam sebuah file, file tersebut hanya tersimpan di memori dan akan hilang ketika kontainer dihentikan. Dalam kata lain, Cloud Run masih belum terintegrasi dengan persistent disk di GCE maupun PV/PVC Kubernetes.
- Sebuah kontainer di Cloud Run hanya akan memproses maksimum 80 request konkuren. Jika jumlah request konkuren melewati jumlah maksimal, Cloud Run akan membuat kontainer baru.
- Cloud Run gak punya secret management. Apabila kamu memiliki berkas rahasia yang akan diakses oleh aplikasi, kamu harus menggunakan alternatif lain seperti dengan menyimpan file tersebut pada GCS Bucket yang terproteksi.
Nah itu dia perkenalan mengenai Google Cloud Run yang terbaru. Terima kasih ya sudah baca Tech Monday Updates minggu ini! Selamat mencoba Cloud Run ini untuk tim kamu! Kalau pengin diskusi, yuk tulis di kolom komentar.