Hi Co.Creators!
Perkenalkan aku Khansa ziz Fathima – Digital Banking UI/UX Specialist, Bank SMBC Indonesia. Di ulang tahun keempat Jenius, aku akan menceritakan perjalanan bersama tim squad ku dalam membangun fitur Moneytory.
Berawal dari Portfolio
Menurut kamu, mana yang lebih gampang, membuat tujuan finansial atau memulainya? Kalau kita bertanya ke anak muda saat ini apa yang ingin dibeli beberapa bulan ke depan, mereka bakal menjawabnya dengan mudah. Mungkin ada yang sudah berencana membeli monitor untuk workstation yang lebih nyaman untuk bekerja dari rumah, atau bahkan mengikuti tren dengan membeli sepeda. Sayangnya, keinginan ini kadang hanya jadi impian belaka karena sulitnya menabung. Hayo… ngaku… siapa yang hidup dari gaji ke gaji? Gak usah malu, aku sendiri pun salah satunya kok.
Dulu, sebagai fresh graduate, aku kesulitan mengatur keuangan saat menerima gaji. Karena merasa gajiku cepat banget habisnya, aku mulai mengikuti beberapa akun edukasi finansial di media sosial. Niatnya sih biar insyaf, tapi sayangnya edukasi ini rasanya cuma masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri. Saat itu aku bingung mau mulai dari mana dan ngerasa kondisi finansialku itu gak terlalu penting. Meski kata para suhu aku bisa mulai dari mencatat setiap pengeluaran, aku cuma bertahan satu minggu dengan aplikasi pencatatan. Menurutku, ya sudahlah, saat ini gajiku pun masih cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Mungkin nanti kalau sudah agak tua aja belajar kelola keuangannya.
Turns out, life always has its own surprises. Tiba-tiba aku harus resign dari pekerjaanku karena terkena penyakit kronis yang membutuhkan waktu lama untuk penyembuhan. Penyesalan itu mulai terasa ketika menerima gaji terakhir sebelum resign. Yang terlintas di benakku adalah, “Kenapa gak hemat ya dari dulu?” Aku pun harus memutar otak untuk menghemat sisa gaji untuk enam bulan ke depan. Mulai dari belajar dasar-dasar financial planning, sampai coba-coba investasi. Sayangnya, saat itu belum ada aplikasi yang bisa membantuku kembali ke jalan yang benar. Bank dan e-wallet cuma menyediakan mutasi rekening yang datanya harus kita olah sendiri, padahal pengeluaranku ada di mana-mana, mulai dari cash sampai e-wallet.
Sebagai nasabah setia Jenius, aku merasa Jenius punya potensi buat jadi lebih dari sekadar bank. Salah satunya adalah fitur In & Out yang punya kategori transaksi. Di dalam In and Out, kita bisa mengatur kategori setiap transaksi dan melakukan filter. Misalnya, kamu bisa filter berapa kali top up e-wallet di bulan Agustus, atau berapa kali transfer selama seminggu yang lalu. Sayangnya, Jenius belum memberikan total dari setiap kategori, jadi kita cuma bisa melihat rinciannya dan menghitung secara manual. Padahal bakal sangat membantu kalau bisa melihat total tiap kategori tiap bulannya. Karena saat itu sedang belajar UI/UX, aku berpikir untuk mencoba menuangkan ide tersebut melalui case study. Fake it till you make it, right? Akhirnya, aku mencoba membuat fitur expense tracker dan budgeting di dalam Jenius sebagai tugas akhir kursus UI/UX-ku.
Ceritaku Membangun Moneytory Dimulai!
Setelah kursus berakhir, aku memutuskan untuk pivot karier dari marketing ke UI/UX dengan melamar ke berbagai perusahaan. Bermodalkan case study yang dibuat sebelumnya, aku mencoba melamar ke Jenius. Setelah melalui proses seleksi, aku diterima dan ditempatkan di divisi yang sedang mengerjakan Moneytory! Ternyata fitur ini sudah mulai dibuat sejak tahun 2016. Sebagai desainer pemula, aku sangat bersyukur diberikan kesempatan bergabung dengan teman-teman Jenius dan mengerjakan fitur yang aku harap bisa membantu kehidupan finansial banyak orang.
Mulai bulan Desember 2019, aku pun mencoba untuk mempelajari data-data tentang Moneytory. Mulai dari hasil riset, desain-desain sebelumnya, sampai hasil usability testing—menguji desain yang sudah dibuat ke pengguna aplikasi dengan bantuan para Jenius Co.Create.
Aku pun menggabungkan hasil riset dan desain yang sudah ada dengan desain yang aku buat. Berbekal data tersebut, aku mulai membuat desain fitur Moneytory versiku dengan bantuan tim UI/UX. Proses desain ini berjalan selama satu bulan, sampai akhirnya aku melakukan usability testing.
Foto protoype saat usability testing
Kamu, Co.Creators, sangat berperan besar dalam pembuatan fitur ini. Setelah mengobrol, aku mendapatkan banyak sekali insight menarik yang kepingin aku aplikasikan. Salah satunya desain awal Moneytory gak punya kemampuan mengatur periode sesuai tanggal menerima gaji. Berkat usulan kamu, masukan ini pun aku tambahkan karena sangat berguna buat pengguna. Terima kasih, Co.Creators!
Setelah melalui proses usability testing, waktunya berkolaborasi dengan para developer untuk mewujudkannya. Bersama tim, kami mengupas tuntas desain Moneytory dari awal sampai akhir dari sisi teknis—proses ini disebut grooming. Setelah proses grooming selesai, developer mulai membuat Moneytory. It’s getting real and coming to live! It’s really exciting and surreal to see your ideas being developed.
Sembari tim produk membuat PFM, kami berdiskusi dengan tim Brandcomm untuk membuat nama dari fitur ini. Proses ini memakan waktu lumayan panjang dengan proses brainstorming yang seru, sampai akhirnya kami menemukan beberapa kandidat nama dan memilih Moneytory. Dengan Moneytory, kamu bisa punya buku harian tentang finansial yang selalu menemanimu. Harapan kami, Moneytory bisa membantu pengguna Jenius untuk mengatur keuangan dengan lebih cerdas. No more living paycheck to paycheck!
Foto setelah grooming bareng tim squad-ku
Tenang, perjalanan Moneytory gak bakal berakhir sampai di sini. Setelah diluncurkan pada tanggal 15 Juni, kami mencatat setiap feedback dan saran user untuk pengembangan ke depannya. Kalau saat ini Moneytory dapat mencatat transaksi keuangan dan melakukan pengategorian secara otomatis, beberapa bulan lagi Moneytory bisa… banyak lagi! Sayangnya aku belum bisa bilang sekarang nih. Pokoknya kamu ikutin terus update Moneytory dan Jenius, ya! Sedikit bocoran dari aku, semakin sering kamu bertransaksi, fitur Moneytory kamu bakal makin kece nantinya.
Comments ( 0 )