Pulang..

Saya sudah 13 tahun ini merantau.. Untungnya memang saya tinggal tidak terlalu jauh dari rumah, hanya perlu 50 menit naik pesawat.

Tetapi dengan pandemi ini, mikir juga kalau mau pulang ke rumah..

Ayah sudah ga muda lagi, kebetulan beliau punya riwayat penyakit diabetes..

Jadi saya putuskan untuk tidak pulang dan stay dulu sampai semua ini berakhir..

Bagiku, pulang itu suatu hal yang menyenangkan di awal dan sedih di akhir.. waktu tau harus balik ke tempat rantau itu rasanya .. ga bisa dipakai buat kata kata.. Walaupun cuman 50 menit naik pesawat, bukan berarti saya bisa pulang pergi setiap bulan.. Dalam satu tahun, saya bisa pulang 2-3 kali saja.

Jika sudah di rumah, bisa makan makanan kampung halaman..

bisa bercanda tawa dan berkeluh kesah dengan orang rumah..

bisa bertemu dengan kawan kawan lama..

Apakah arti pulang dari kalian?

Pulang adalah momen untuk kembali, mengisi ulang energi yang habis terbagi pada hal-hal yang disadari atau tidak disadari. Pulang tidak selalu menuju masa lalu atau hal-hal yang sudah terlewati waktu dahulu, pulang bisa jadi menuju pada keabadian dan akhir dari perjalanan.

Kata orang, pergi yang jauh, pergi yang lama, pergi ke pada apapun yang ingin dikunjungi dan dijelajahi, pada akhirnya pulang jadi satu-satunya cara yang senantiasa menerima bagaimanapun wujud rupa manusianya. Sebab hidup adalah perjalanan pergi untuk pulang.

Pulang…

Merupakan suatu moment yang ditunggu-tunggu ketika sedang di tanah rantau, se-mewah dan senyaman apapun Kamar Kost akan kalah dengan Kamar dirumah yang sangat sederhana. Tidur jadi lebih pulas dan relax meringankan beban pikiran saat di tanah rantau. Ketika sudah lelah dengan semua aktivitas di tanah rantau, pulang akan menjadi energi baru untuk membangkitkan semangat untuk menjalani aktivitas lainnya.

Hal yang sangat dirindukan ketika pulang kerumah, bisa makan bersama-sama dengan keluarga walaupun sederhana tapi sangat terasa istimewa. Kemudian bertemu dengan teman-teman untuk bertukar cerita dan pengalaman yang didapat.

Dinginnya suasana luar, pulang akan menjadikan kehangatan untuk kita semua:) Sehat selalu untuk semua yang membaca, semoga kita selalu diberikan banyak rejeki untuk dapat merasakan hangatnya suasana dirumah.

Pulang?

Bagiku pulang itu ya kembali ke tempat ternyaman, tentunya berkumpul dengan orang-orang terkasih yang membuat kita bisa nyaman jadi diri kita.

Haii 🖐

Pulang menurut aku adalah momen yang paling banyak feelnya. Bahagia karna kembali ke tempat dimana kenangan indah pernah tercipta. Bertemu dengan orang-orang yang dikasihi. Melakukan banyak kegiatan yang ga bisa dilakukan di kota. Bercengkrama, masak bareng, ke sawah, kumpul bareng tetangga, mengunjungi banyak tempat yang waktu kecil sering banget dikunjungi. Meskipun diakhir bakal ada sedih karna perpisahan, pulang tetap jadi suatu hal yang ditunggu-tunggu

Pergi sejauh dan selama apapun, tetap, pulang adalah suatu kebanggaan dan momen yang bakal selalu dinantikan 🙂

Pulang adalah sebuah kata yang memiliki makna sangat dalam bagiku , selalu bikin aku gak tidur, excited  dan gak sabar kalau memikirkan kata kata pulang..

Bagiku yang seorang anak rantau , kata2 pulang itu sama dengan berada di pelukan ibu kembali , melihat senyum ibu , mendengar omelan ibu , bercangkrama dg keluarga , dan merasakan hangatnya berada di tengah2 keluarga .

Awal tahun ini aku sangat bahagia, karena dilebaran tahun ini adalah jatah cutiku , aku yang bekerja sebagai tenaga mmedis pullang  di saat lebaran , berkumpul dg keluarga adalah hal yg ssangat langka  dan luar biasa . Tapi tuhan berkata lain , tahun ini aku tidak diiznkan pulang berkumpul bersama keluarga , karena pandemic yg sdg kita hadapi 🙁 . Semoga semua ini cepat berlalu dan aku bisa pulang merasakan hangatnya pelukan seorang ibu 🙂

P u l a n g

Pulang memurut KBBI memiliki makna kembali ke tempat asal atau pergi ke rumah. Saya setuju akan hal itu. Karena definisi pulang menurut saya adalah ‘kembali ke keluarga’. saya menganalogikan keluarga adalah rumah saya. Tempat saya kembali, tempat saya beristirahat, tempat saya mencurahkan isi hati, tempat saya melepas atribut apapun dan kembali menjadi apa adanya saya.

Karena menurut saya keluarga adalah rumah tempat saya pulang dengan apa adanya saya, tak peduli sepayah apa saya kala itu, selelah apa kala itu, sepatah apa kamu saat itu, sekeliru apa kala itu. Pulang adalah kembali menemui arti, bahwa diri kadang tak perlu sekuat ini, kadang lelah hanya butuh istirahat bukan berhenti. Pulang berarti kembali mengisi energi untuk terus melanjutkan hari, untuk berjalan lalu kembali berlari mengejar mimpi untuk diraih tanpa kata henti 🙂

Pulang adalah tujuan akhir kita dalam hidup, ketika semua pencapaian telah selesai. Pulang bukan hanya suatu bentuk aktivitas fisik, melainkan juga merupakan suatu aktivitas jiwa dan pikiran. Ketika waktu itu tiba , Pulanglah dengan bahagia … 

Pulang ke Rumah

Arti Pulang menurut saya seperti menelaah kembali arti “rumah” yang sesungguhnya.

Rumah merupakan tempat pertama dan terakhir setiap orang, yang memunculkan perasaan nyaman saat pulang dan singgah. Karena makna rumah menurut saya sangat dalam. Arti pulang juga mempunyai kesan tersendiri dalam hati saya.

Pertama kali dalam hidup, saya merantau untuk memiliki pengalaman kerja yang lebih baik. Sudah delapan bulan lamanya saya tidak bertemu “rumah” saya. Hal itu yang membuat Hari Raya merupakan hari yang saya nantikan.

Menabung dengan target maksimal di Dream saver, dengan harapan bisa membahagiakan adik dan orangtua pada saat hari itu tiba. Tapi siapa sangka semua yang sudah ditabung tidak bisa direalisasikan di waktu dekat ini karena pandemi corona yang semakin “menakuti” kami.

Pandemi mengingatkan saya lagi bahwa arti pulang bukan berarti kita harus hadir di    depan keluarga kita. Arti pulang yang sebenarnya adalah saat tahu kapan dan dimana kita harus pulang ke “rumah”.

Karena tidak bisa bertemu langsung dengan keluarga saya di Hari Besar ini. Saya memutuskan untuk bertemu secara virtual dan membeli makanan secara online untuk keluarga saya dari hasil menabung untuk pulang kampung tahun ini.

Semua menjadi terasa mudah untuk dimengerti saat kita memiliki definisi arti pulang yang benar. Pada akhirnya keluarga merupakan arti pulang ke rumah yang sesungguhnya.

pulang adalah kata dengan berbagai macam perasaan saat dikatakan. banyak org yg terpaksa meninggalkan rumah dan keluarganya untuk bekerja/mengejar pendidikan.

bagi mereka pulang adalah kembali. kembali ke rumah, kembali ke keluarga, kembali ke kenangan masa kecil.

dan bagi keluarga yg ditinggalkan pulang berarti bertemu dengan sosok yg diharapkan kedatangannya.

mungkin saat kita berkata pulang. akan ada rasa sedih, bahagia, haru, dam mendebarkan yg menyeruak di dada.

karna pulang adalah satu hal yg sangat dinantikan oleh semua org, KEMBALI BERKUMPUL BERSAMA.

Menurut saya, pulang merupakan momen yang paling ditunggu tunggu oleh semua anggota keluarga. Dimulai saat saya kecil, saya sangat menunggu kedatangan ayah sepulang ia bekerja. Rasa bahagia tersebut diiringi oleh bawaan yang selalu ayah bawa yaitu jajanan. Jajanan tersebut memanglah tidak spesial, yang membuat spesial ialah keikhlasan ayah untuk memberikan jajanan tersebut.

Mulai saya beranjak remaja, saya sering beradu mulu dengan orang tua saya. Ya memang saat itu saya sangat tidak nurut, seringkali saya cabut sekolah untuk bermain. Padahal, yang orang tua inginkan ketika anaknya pulang ialah ilmu yang bermanfaat, tetapi saya melawan keinginan orang tua saya.

Memasuki usia dewasa, saya sudah mulai pisah dengan orang tua. Saya mulai menimba ilmu di kota yang terkenal dengan kultur yang sangat kental, Yogyakarta. Sudah dua tahun saya berpisah dengan orang tua, karena jarak, kita hanya bisa mengobrol via video call. Terlihat sudah banyak perubahan dari orang tua, ingin sekali rasanya melihat perubahan tersebut secara dekat. Namun, mungkin tahun ini pertemuan itu belum bisa direalisasikan, karena sebuah bencana menjadi penghalang untuk kita bertemu. Semoga bencana ini cepat selesai supaya kita semua dapat menemui orang kita sayang.

Saya seorang perawat di rumah sakit rujukan covid. Untuk saat ini bagi saya kata pulang dan rumah saat ini adalah satu hal yang diinginkan tapi tak ingin.

“Pulang adalah kembali dalam pelukan orang terkasih. Sekedar mengucapkan terimakasih dan Alhamdulillah. Kembali untuk menerima dan diterima."

Kali ini lebih baik disini saja, semoga pandemi ini segera usai.

#JanganMudik:)

Saya seorang perawat di rumah sakit rujukan covid-19, saat ini kalimat pulang dan rumah adalah sesuatu yang sangat saya inginkan tapi tak ingin.

“Bagiku pulang adalah kembali dalam pelukan orang terkasih, sekedar mengucapkan terimakasih dan Alhamdulillah"

Kali ini lebih baik disini saja, semoga pandemi ini segera usai.

#JanganMudik

Pulang

Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Tinggal bersama kedua orang tua dan juga adik saya. Sebelum pandemi ini ada, semua sibuk dengan urusan masing-masing. Ayah, ibu, dan saya bekerja, adik saya kuliah. Biasanya setiap hari rumah selalu sepi, dan saya adalah orang pertama yang pulang lebih awal dari yang lainnya. Tapi, pulang disini belum seutuhnya pulang bagi saya karena dirumah hanya menemui kucing peliharaan yang selalu menyambut kedatangan saya. Rasanya seperti hampa saja pulang tapi rasanya belum pulang.

Tapi karena pandemi ini ada, setidaknya saya merasakan arti pulang yang sebenarnya. Ayah saya diliburkan selama kurang lebih dua bulan lamanya karena bekerja di sektor pariwisata, ibu saya juga libur karena tempat beliau bekerja semua karyawan diliburkan juga otomatis ibu saya tidak ada pendapatan kalau tetap dipaksa bekerja, adik saya belajar dirumah, dan hanya saya yang masih keluar rumah untuk bekerja karena saya bekerja di fasilitas kesehatan.

Saya merasakan setidaknya pandemi ini tidak memberi efek yang terlalu buruk bagi keluarga saya. Ada sisi negatif tapi juga ada sisi positif.
Sisi negatifnya penghasilan dikeluarga menjadi berkurang derastis, dan hanya saya yang meskipun hanya sedikit tapi bisa membantu memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Tapi saya tidak khawatir karena rezeki pasti sudah diatur, jadi saya percaya pasti kami tidak akan kekurangan selama mensyukuri rezeki yang ada sekarang. Oiya balik lagi tentang ‘pulang’. Tadi sudah saya sampaikan sisi negatif, sekarang sisi positifnya ya. Sisi positif dari pandemi ini adalah saya jadi mengerti apa arti pulang sebenarnya.

Pulang adalah setiap hari sampai di rumah ada yang menyambut hangat, membukakan pintu, nyuruh cuci tangan, ganti baju, memasakkan makanan, dan membangunkan tidur. Hari hariku seperti hidup kembali. Ibu setiap hari memasak untuk kami sekeluarga, ayah juga membantu meringankan pekerjaan ibu dirumah, adik pun juga tidak keluyuran main. Rumah serasa hidup kembali. Setiap malam bisa berkumpul bersama keluarga meskipun hanya menonton tv. Dan momen berkumpul seperti ini yang selalu aku artikan sebagai pulang. Berkumpul bersama keluarga kecil yang masih utuh dan harmonis. Meskipun hanya makan seadanya dan sederhana tapi setiap detik yang dilewati bersama keluarga adalah momen terbaik dalam hidup.

Jadi, meskipun pandemi ini memiliki sisi negatif tapi juga memiliki sisi positif. Sisi positifnya saya jadi tahu apa arti pulang yang sempat menghilang sejak lama. Kenyamanan bersama keluarga dan waktu bersama keluarga adalah arti pulang yang sebenarnya. Saya sangat bersyukur karena masih bisa merasakan hangatnya keluarga, kasih sayang kedua orang tua, dan kebersamaan dalam keluarga saya.

Ini adalah arti pulang menurut saya, menurut kamu pulang itu apa sih?

Setelah 6 tahun merantau walaupun hanya 8 jam perjalanan darat, arti pulang bagi ku adalah tempat ternyaman setelah kosan.

Pulang, waktunya merecharge diri, energi terlebih gizi, makan menjadi lebih teratur, yang biasa di kos bisa bisa makan cuma sekali.

Pulang waktunya bertemu orang tua, orang orang yang dirindukan, peliharaan yang dirindukan

Walaupun terkadang malas pulang, karena nnti setelah lama dirumah bakal susah dan sedih balik ke kota perantauan, tetapi setiap tahun pasti menyempatkan diri untuk pulang karena ada yang dirindukan.

Arti pulang untukku sangat sederhana, yaitu saat aku kembali berkumpul dengan keluarga, saat itulah aku benar-benar merasa pulang….

Terhitung sudah hampir 7 tahun aku merantau ke Kota Pelajar demi menimba ilmu. Masa-masa SMA hingga saat ini (tahun ke-4 di perguruan tinggi) aku habiskan di sana. Momen pulang baik untuk libur semester maupun libur lebaran sangatlah berarti bagiku, karena akhirnya aku bisa kembali berada di rumah, karena akhirnya aku bisa kembali menyantap masakan Ibu yang terasa amat lezat di lidahku, karena akhirnya aku bisa rehat sejenak dari penatnya sekolah.

Tapi aku mungkin terlalu taking this going home thing for granted, karena saat pemerintah mengumumkan pasien COVID-19 pertama di Indonesia pertengahan Maret lalu yang membuat akses ke kampus dibatasi secara maksimal dan mengharuskan kita untuk sebisa mungkin #dirumahaja, saat itulah aku sadar betapa berharganya berada di rumah bersama orang-orang terkasih.

Seminggu pertama sejak diberlakukannya campaign stay at home, aku masih bisa bertahan di kamar kos dengan memesan ojol untuk delivery makanan atau pergi ke warung dekat rumah kos saat jam makan. Tetapi pada minggu kedua aku mulai putus asa. Rasanya ingin sekali pulang ke rumah, karena kalau di rumah aku tidak perlu pusing memikirkan mau pesan makan apa lagi, tetapi kalau aku pulang menggunakan kereta akan terlalu berisiko membawa virus bagi keluarga di rumah. Kebetulan saat itu, adik sepupuku yang berada di pesantren diwajibkan untuk dijemput orang tuanya pulang ke rumah masing-masing, saat itu juga aku ikut dijemput untuk pulang.

Sekarang alhamdulillah aku sudah berada di rumah selama kurang lebih satu bulan, menjalani bulan Ramadhan di rumah dari awal yang baru aku rasakan lagi setelah 7 tahun, bisa lebih banyak membantu pekerjaan rumah, dan tentunya tidak usah pusing memikirkan esok hari pesan makanan apa lagi.

Thank God I’m home.

PULANG

“Kapan pulang nak?"

Satu kalimat yang selalu diucapkan Mama ketika kami sedang berkomunikasi via telfon. Saya mulai merantau untuk melanjutkan studi kuliah yang sedang saya tempuh sekaligus bekerja. Merantau menjadi opsi saya untuk membuat keluarga saya bahagia dan berkecukupan.

Sebelumnya, saya selalu bergantung dengan rumah dan keluarga. Perasaan ketika sudah merantau selalu muncul rasa kangen. Selalu ingin pulang.

Arti pulang bagi saya menjadi sangat dalam, karena pulang membuat saya tahu bahwa saya punya tempat untuk beristirahat, bahwa pulang menjadi satu-satunya ketika dunia bukan lagi tempat untuk bernaung. Pulang bagi saya adalah keluarga. Pelukan mereka menjadi kekuatan saya untuk bisa bertahan dan memiliki alasan untuk hidup.

pulang?

menurutku, pulang itu pergi ke rumah atau kembali ke tempat asal.

pulang juga bisa didefinisikan berbeda ketika ada kalimat setelahnya.

misalnya, pulang kampung. yaitu kembali ke kampung halaman.

pulang kerumah. adalah kembali kerumah “walau bukan rumah dikampung"

pulang kerja. kembali ke tempat kediaman.

dan pada dasarnya, pulang memiliki definisi yg berbeda-beda. namun memiliki satu arti yaitu kembali.

kalau sekarang, aku lagi pulang dari tempat dimana aku kuliah. walau gak pulang kampung halaman, tapi aku pulang dimana orang tua berada.

dan nanti, aku juga akan pulang. pulang setelah jatah hidupku didunia sudah berakhir. pulang kembali kepada sang pencipta kita.

hakikatnya kemanapun kita pergi, akhir dari perjalanan kita adalah untuk kembali.

Dulu, saya adalah seorang anak yang mudah jatuh sakit. Saya sering demam tinggi ketika masih bayi, hingga membuat orang tua saya panik. Sehari-hari saya terbiasa bermain di sekitar rumah saja, berlibur ke luar kota pun terbilang jarang. Untunglah ayah selalu membelikan saya buku, dari fiksi hingga ensiklopedia. Hobi membaca membuat saya ingin berkeliling dunia.

Menginjak dewasa, saya memutuskan untuk berkuliah di luar kota.Tidak puas hanya berkuliah saja, saya juga ingin mengikuti berbagai kegiatan internasional agar bisa mengeksplorasi dunia. Awalnya orang tua kurang menyetujui, namun pada akhirnya mereka bisa memahami. Selepas kuliah, saya mendapat pekerjaan impian di bidang pertanian. Orangtua sudah mengerti, anaknya akan kembali jauh dari rumah karena harus mendampingi banyak petani.

Meski sering jauh dari rumah, saya tahu bahwa mereka selalu berdoa di setiap malam. Doa mereka seperti sayap tambahan, yang selalu menjaga dan mendorong saya tetap terbang meski di saat-saat kelam. Suara mereka di setiap telepon selalu menjadi penyemangat sekaligus pelipur kerinduan.

Bagi saya, Pulang adalah ungkapan rasa terima kasih untuk kedua orang tua yang telah memperjuangkan saya. Dari seorang bayi yang mudah jatuh sakit, menjadi pribadi yang bisa mencapai impiannya.

Sesibuk apapun, saya selalu menyempatkan waktu untuk Pulang. Karena ke manapun kita pergi, Pulang adalah tujuan yang pasti kita rindukan.

Pulang buat saya adalah kondisi dimana membawa saya ke tempat untuk pemulihan diri.

Ketika lelah, pulang menjadi hal yang dinantikan karena pulang membawa kita ke tempat beristirahat.

Ketika saya mengalami hal yang berat, hal yang menyakitkan dan hal yang tidak menyenangkan, pulang menjadi hal yang begitu diinginkan..

Terima Kasih

Pulang.

Buatku pulang itu kembali ke tempat yang memberikan kita rasa nyaman. Menjadi mahasiswa yang tinggal di perantauan terasa sekali arti dari pulang itu sendiri. Biasanya selesai kuliah ya pulang ke kosan, disambut kehampaan. Tapi saatnya libur dan bisa pulang ke rumah, rasanya nikmat. Disambut pelukan dan senyuman hangat yang melepas penat.

Apalagi bulan ramadhan gini, biasanya baru bisa pulang beberapa hari menjelang lebaran. Sebenernya patut disyukuri sih, dibalik musibah yang menimpa negeri, pandemi jadi rezeki untuk aku yang rindu hangatnya rumah.

Hal lain lagi yang perlu disyukuri ya karena aku masih kuliah kedokteran, aku masih punya kesempatan untuk pulang. Jauh lebih beruntung dibanding tenaga kesehatan yang masih harus berjuang. Kujadikan momen pulang ini sebagai bentuk syukurku karena masih bisa berkumpul sama orang tua di rumah.

“ketika kamu lelah berjuang, berhenti sejenak dan pulang"

Pulang adalah momen untuk kembali, mengisi ulang energi yang habis terbagi pada hal-hal yang disadari atau tidak disadari. Pulang tidak selalu menuju masa lalu atau hal-hal yang sudah terlewati waktu dahulu, pulang bisa jadi menuju pada keabadian dan akhir dari perjalanan.

Kata orang, pergi yang jauh, pergi yang lama, pergi ke pada apapun yang ingin dikunjungi dan dijelajahi, pada akhirnya pulang jadi satu-satunya cara yang senantiasa menerima bagaimanapun wujud rupa manusianya. Sebab hidup adalah perjalanan pergi untuk pulang.

Pulang bagiku seperti meledaknya rasa rindu bagi orang terkasih. Aku kasih puisiku untuk ngehibur temen2 semua yang rindu sama orang terkasih tapi karena kasih dan sayangnya juga memilih untuk ga pulang dulu:

Matahari Malu-Malu

Jangan malu,

Ini aku,

Pemujamu di kala rindu.

Kenapa malu,

Bukan kamu yang mau,

Apalagi aku,

Aku dan kamu pasti bertemu, 

Segera setelah ini berlalu.

Pulang……

“Pulang bagiku adalah bukti cinta dan kasih sayang untuk keluarga, karena sejatinya tujuan orang untuk merantau adalah mencari alasan untuk pulang (lagi)".

Ini tahun ke-3 ku untuk tak bisa pulang berkumpul bersama keluarga menikmati serunya berbuka puasa, sahur bersama, bahkan taraweh dan tadarusan di kampung halaman yang suasananya begitu sejuk.

2 tahun sebelumnya karena terbentur biaya transportasi udara yang terbilang 3 kali lipat kenaikannya akhirnya menyurutkan niat untuk tak pulang dulu dengan harapan tahun ini dapat berkumpul bersama dengan keluarga, namun Allah berkehendak lain. Tahun ini malah menjadi Tahun terberat buat saya, disamping sud bekerja keras mengumpulkan pundi pundi rupiah agar bisa pulang malah terbentur dengan adanya wabah Covid 19 ini, niat pulang pupus sudah tahun ini.

Sejujurnya sedih, tetapi tidak pulang dulu adalah cara terbaik saat ini karena bentuk cinta dan sayangku terhadap keluargaku, terutama Ibu dan Bapak.

Dimasa sulit seperti saat ini, saya percaya bahwa sebaik-baiknya rencana kita, rencana Allah lah yang lebih baik.

Jika pandemi ini berkakhir, percayalah Pulang adalah tujuan utamaku.

Pulang untuk Ibu dan Bapak.

Pulang untuk menambah kenangan manis setelah semua yang pahit di lewati.

Jadi apa arti versimu?

Regrads

Taslim

#jenius #jeniuscoccreate #lifeatjenius

Pulang

Ketika merantau untuk memimba ilmu,  dan sebagai anak muda, pasti banyak kegiatan yang diikuti,  merasa punya banyak energi. Namun setelah beberapa saat,  pasti merasa lelah. Bukan lelah fisik, namun hal lain yang tidak bisa dijelaskan

Istirahat tidak membantu,  bermain bersama teman2 sudah tidak mempan lagi. Mencoba untuk video call dengan keluarga juga sudah di lakukan. Tapi, rasanya jenuh, bete,  bosan.

Dan saat itulah pulang adalah pilihan.  Suasana rumah,  makanan rumah,  saudara kandung dirumah,  bahkan hewan peliharaan dirumah. Kamar sendiri, tempat kita tidur,  bukan kamar kos. Tidak memikirkan apa yang berhubungan dengan kuliah

Pulang adalah berenti sejenak,  berenti dari semua kegiatan yang kita jadikan rutinitas,  dan kembali dalam kehangatan yang seringkali kita abaikan, yaitu keluarga

Itu arti pulang bagi saya,  terimakasihh

Hai, cerita saya tentang pulang.

Hidup diperantauan di kota besar memang sulit. Kerasnya kota besar membuat saya semakin kuat, setiap hari melawan macet, deadline, omelan boss itu menjadi asupan pokok setiap hari. bekerja dalam sehari, seminggu dan akhirnya setahun. Saya kuat melawan kerasnya hidup di kota besar. Tapi saya lupa, jiwa saya masih blm kuat, ibu dan bapak yang selalu ku rindukan di setiap doa ku. pulang kerumah yang kurindukan, inginku merefresh kembali jiwa ini dengan bertemu ibu dan bapak ku serta keluarga besar ku yg lainnya. Saat pulang itulah jiwa ku kembali kuat untuk kembali lagi ke kota perantauan. Pulang yang kutunggu adalah rumah.

Arti kata pulang bagi saya sangat simple.. ketika kita kembali ke orang tua dan rumah kita setelah lama sekian lama merantau.. memang bagi saya tidak mudah untuk pulang karena saya sudah merantau dari kuliah sampai sekarang kerja.. Tapi ketika liburan dan pulang ke rumah itu merupakan hal yang sangat dinantikan karena bertemu dengan keluarga dan teman" bahkan hewan peliharaan di rumah sungguh semua sangat menyenangkan..

Kalau baca kisah teman-teman Co.Creator di atas, pulang maknanya sangat sentimentil dan personal ya. Jadi ingat penggalan lirik salah satu lagu favorit saya, “.. dan lalu, sekitarku tak mungkin lagi kini, meringankan lara, bawa aku pulang: rindu, segera!"

Buat yang tidak tahu, itu penggalan liriknya diambil dari lagunya Float berjudul ‘Pulang’. Saat sekitar tak mungkin lagi meringankan lara, ke mana lagi kita menuju selain pulang? Setelah menjelajah ke dunia yang rupa-rupa, bertemu bermacam-macam manusia, mengunjungi tempat-tempat, pergi menaklukkan dunia — entah berujung bahagia atau memberi pembelajaran, selalu ada kisah yang dibagi saat kita pulang. Yang baik-baik. Yang buruk-buruk.

Pulang adalah momen berbagi kisah, pada yang paling kita kasihi. Pada yang paling ingin mendengar kisah-kisah kita: Ibu, Bapak, keluarga di rumah.

Setelah cukup, jangan lupa pergi lagi. PP. Pulang. Pergi. Kita pergi hanya untuk pulang kembali, tapi dengan diri yang jauh lebih berisi, lebih dewasa, lebih memahami.

p.s. Mmmm. Jadi sentimentil begini. Maklum, sudah berminggu-minggu terkurung di kos, hehe. Lebih dua bulan bisa-bisa jadi filsuf yang filosofis saya ini. Hahaha. Salam, ya!

Pulang…

Menurutku pulang berarti melepas semua beban, kepenatan, serta rehat dari semua kegiatan yang dilakukan…

Pulang tidak melulu soal kembali ke kampung..

Disamping istirahat secara fisik, pulang juga dapat berarti istirahat secara batin dan rohani, yaitu melepas kerinduan serta mengingat dan mengulang kembali semua peristiwa indah di rumah..

Walaupun tahun ini tidak bisa pulang kembali ke kampung halaman, do’a ku akan selalu kupanjatkan untuk keluarga di kampung halaman.. Karna kepulanganku dapat membawa musibah bagi orang-orang yg kusayang, jadi ku urungkan niatku untuk pulang…

“Pulang"

Bagi sebagian orang mungkin itu kata yang biasa, tapi bagi anak rantau, pulang adalah sebuah kata yang penuh makna..

Pulang, ialah sebuah momen yang sangat ditunggu-tunggu, momen untuk kembali, kembali pulang ke sebuah istana..

Istana kecil, namun dilimpahkan penuh kebahagian kehangatan disekelilingnya. Istana kecil itu adalah rumah, rumah di mana orang tua tinggal.

Sejauh apapun kita pergi, sehabat apapun di negeri rantau, rumahlah tempatku kembali.

Sebelum menjadi anak rantau, aku selalu pergi keluar rumah dan paling malas berada di rumah, dan tidak ingin pulang. Namun, setelah aku menjadi anak rantau aku jadi lebih mengerti betapa berharganya waktu untuk di rumah bersama keluarga, membuat banyak momen berharga bersama keluarga. Berkumpul bersama, dan berbagi kisah tentang perantauan.

Pulang, menjadi semangatku untuk terus berjuang di negeri rantau, berjuang untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan pulang dengan membawa kebahagiaan, dan kabar gembira bagi kedua orang tua.

Aku berharap, tahun ini bisa pulang, sungguh aku rindu momen bersama keluarga.

Semoga Tuhan, mengabulkan doa-doa anak rantau, anak rantau yang sedang merindukan rumahnya di mana kedua orangtuanya tinggal, dan begitu juga kedua orang tua yang ingin melihat anaknya pulang dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.

Pulang menurut saya itu

Melepas rindu yang tersirat tapi tidak tersurat

Membagi cerita cerita yang tak terucap

Berbagi kebahagiaan dan duka yang terpendam

Pulang untuk menyayangi dan disayangi

Pulang. Bagi kebanyakan orang kata “pulang" bukan hanya sekadar kata kerja, tapi juga melibatkan berbagai macam emosi didalamnya. Ada yang memaknainya dengan penuh suka cita, ada juga yang memaknainya dengan rasa pilu. Ya, akhir-akhir ini rasanya kata “pulang" jadi lebih sensitif dari biasanya. Tapi, apa sebenarnya makna kata “Pulang" itu sendiri? Bagi saya, arti kata pulang sesederhana kembali kepada tempat kita berasal. Bukan hanya kembali ke tempat tinggal asal, atau tempat kita lahir. Bukan. Lebih esensial lagi. Yaitu tempat kita bermula: Tuhan Yang Maha Esa.

Pulang, pulang adalah kata ternyaman dan terindah setelah penantian dari setiap perjalanan. Yang pergi nantinya akan pulang.

Waktunya pulang. Seakan itu bentuk tujuan dari semua perjalanan ini. Kita pergi untuk pulang.

Pulang adalah sebuah momen setelah perjalanan dan penantian. Semua memori yang akan engkau bawa pulang.

Pulang bisa jadi suka cita maupun duka cita. Pulang menjadi kebahagiaan maupun kesedihan. Tergantung waktunya, tergantung kondisinya, tergantung takdirnya.

Makna pulang bagiku ialah akhir penantian, menunggu orang terkasih, menemui orang tercinta. Pulang berarti sudah cukup, aku ingin berjumpa, aku ingin kembali, aku ingin pulang.

Hati-hati dalam perjalanan pulang. Semoga kepulangan ini adalah hal yang baik. Pulanglah dengan semestinya. Jangan paksakan kepulanganmu.

Aku telah merantau 4 tahun kuliah dan 2 tahun bekerja jadi totalnya 6 tahun di rantauan. Pergi jalan-jalan kemanapun memang asik! tapi, gak akan pernah bisa sebahagia pulang ke rumah 😁

Why?

1. Perjalanan pulang ke rumah terasa lebih singkat dan cepat

2. Tiba di rumah selalu disambut hangat keluarga

3. Belum duduk sudah ditawarkan makan sama mama

4. Selesai makan, diajak ngobrol dan berbagi pengalaman

5. Tidur di kamar menyenangkan sekali, bebas di kamar manapun di rumah

6. Urusan makan dan cemilan pasti gak perlu dikhawatirkan, karena pasti di standby kan mama. Makanannya yang khas di lidah membuat hati bahagia

Jadi aku selalu bersyukur tiap kali “Pulang ke Rumah". Dan aku bersyukur sekali selama pandemi Covid19 aku WFH hehe

Pulang adalah kata terakhir untuk penat pikiran yang rumit seperti dunia yang tak pernah ada ujungnya… Pulang menjadi tempat paling nyaman ketika hati dan pikiran yang tidak menjadi sejalan… Karna pulang kerumahlah keluarga yang akan memberikan energi positif ke kita… Pulang adalah tempat paling enak, nyaman dan makan enak. Pulang adalah alasan terakhir orang untuk beristirahat dan kembali ke energi yang baru… Pulang adalah kata yang sering di ucapkan ibu untuk kembali kedekapannya dan pulang adalah sangat berarti untuk mencari tempat yang paling nyaman….

Pulang adalah kembali menjadi tenang, beristirahat dari berusaha dan melepas segala lelah.

Selama masa pandemi, pulang menjadi candu. Rindu masakan ibu, tapi sumpah profesi tetap menunggu. Ingin merasakan peluk tulang yang menghangatkan, yang dalam doanya semoga dilindungi dalam setiap tengadah tangan.

Menjadi garda depan menjadi risiko yang harus di emban, pulang menjadi kata sakral. Takut menularkan dan juga bertanggung jawab memberikan pasien pelayanan kesehatan.

Dan aku pasti pulang karna tempat tujuanku tidak pernah menghilang.

Pulang (ke kampung halaman)

Yang dulu bisa kapan saja sesuai keinginan, kali ini harus banyak bertahan

Yang dulu bisa berkunjung ke sanak saudara, kali ini harus lewat pesan singkat

Yang dulu selalu berebut tiket lebaran, kali ini harus rela refund

Hidup di tanah rantau emang tidak segampang yang dipikirkan orang. Keluarga? Pasti merindukan kehadiran kita untuk mengisi canda tawa di ruang-ruang kebersamaan. Tapi aku yakin akan ada waktu dimana semua itu akan kembali normal, bahkan lebih baik.

Pulang. Satu kata yang ingin aku wujudkan.

#lawancovid19 #wujudkanpulang #familytime

Pulang, Pulang adalah dimana saya tidak sedang bersama orang yang saya cintai dan saya sayangi.. Untuk sekarang Ibu masih menjadi tujuan saya untuk pulang..

Dimanapun kita berada sekarang, kita bisa Pulang dengan arti yang sesungguhnya jika tempat dimana kita akan pulang ada orang yang Di Sayangi.. (:

Pulang.. 

Satu kata dengan banyak makna, menggambarkan setumpuk perasaan yang bercampur aduk dalam indahnya kenangan..

Pulang itu.. 

Membuat perasaan yang betumpuk menjadi lega ketika kita melihat indahnya desa di selimuti suasana riang gembira..

Pulang itu bagiku.. 

Ketika aku bisa melihat kembali keluarga, teman masa kecil, desaku yang tercinta pada saat aku kembali dari sebuah perjalanan kehidupan yang membuatku jauh dari semua yang ada di desa. Dengan penuh tatapan haru dan suasana hati yang gembira aku kembali di pertemukan oleh sang waktu, waktu dimana aku berlarian tanpa alas kaki, bermain layangan, mengelilingi sawah dan ketika matahari mulai terbenam aku di panggil ibu disuruhnya pulang, itulah hal yang paling aku rindukan saat ini..

Ibu adalah jawaban dari pulang ku hari ini..

Pulang adalah waktu dimana kita bisa beristirahat sejenak dan menepi dari rutinitas yang pelik. Dalam pulang kita menemukan adanya kehangatan, kenyamanan, dan cinta yang tulus dari orang yang kita kasihi. Kita bisa kembali menuju tempat yang dinamakan rumah. Dimana tempat tersebut penuh dengan cerita, kenangan, dan cinta.

Pulang,

aku anak perempuan yang sudah 6 tahun lamanya merantau di 2 tempat yang berbeda, awalnya aku kira makna pulang itu tidak terlalu istimewa karna memang hampir semua anggota keluarga aku merantau meninggalkan rumah tersebut termasuk ibu.

pulang jadi hanya sekadar pulang untuk menumpang istirahat, tidak ada canda gurauan, pertengkaran kecil dengan saudara yang ada hanya suara tv dan kebisingan suara mesin di luar.

namun belakangan ini makna pulang jadi lebih istimewa, karena semua sudah berkumpul di rumah, makna pulang jadi lebih terasa hangat dan selalu aku nantikan, ibu yang selalu menanyakan mau masak apa ke anak-anaknya setiap hari, makan bersama, bertengkar karna hal kecil dengan adik, bercerita, bercanda. Aku sadar makna pulang yang  dicari adalah bukan hanya sekedar pulang tapi ikatan emosi dengan orang-orang dirumah yang membuat aku ingin pulang. 

Namun dimasa pandemi ini hanya aku anggota keluarga yang tidak bisa pulang, sudah 2 bulan berlalu sampai ramadhan tiba. Tentu sedih hanya bisa melihat menu masakan berbuka puasa ibu lewat pesan gawai. Berbuka puasa sendirian dengan menu seadanya, namun aku juga bersyukur ibu sangat mengerti keadaan ini dan hanya inginkan anaknya terhindar dari penyakit.

Aku juga memahami itu dan berdoa semoga pandemi ini segera berakhir, supaya aku bahkan mungkin teman-teman aku seperantauan bisa pulang ke rumahnya masing-masing melapas lelah dan kangen kembali menjadi anak, kembali menjadi istri/suami atau bahkan kembali menjadi orang tua saat dirumah. Merajut kembali emosi antara satu sama lain, Membuat cerita baru yang akan di kenang.

Beruntung banget sih saya tak pernah terlalu lama jauh dari keluarga. Paling jauh cuma KKN. Maka makna pulang bagi saya simpel: di rumah. Masak gudeg sama Ibu, mmm, teman Co.Creator musti coba soal gudeg buatan Ibu yang nomor satu di dunia! Ibu saya suka memasak makanya saya juga demikian. Bersyukur, karena saat pandemi ini berlangsung  bisa menghabiskan waktu lebih banyak lagi bersama keluarga. Bikin buka puasa bersama, sahur bersama, bikin es buah. Alhamdulillah, bisa dapat kemewahan mengajar di SD dekat rumah. Jadi bisa terus bersama dengan keluarga di rumah. Hehe.

Pulang ..

Kembali ketempat ternyaman yang pernah ada..

Kembali bertemu orang-orang tertulus..

Kembali merasakan dan mengulangi moment terindah..

Kembali menjadi diri sendiri 🙂

Pulang itu..

keramaian yang sangat terindah.. karena ramainya canda tawa bareng orang tua dan saudara kandung adalah kebahagiaan yang tiada duanya di dunia..

Pulang itu..

untuk melepas semua segala kerinduan yang terpendam.! (bukan lirik lagu. ini seriusan) .

Pulang …

Ini soal perkara rindu yang harus segera dituntaskan. Tidak cukup hanya sekedar saling tatap via layar smartphone.Rasanya ada yang aneh kalau menyapa tapi gak dibarengi sama hangatnya pelukan ibu, ayah, dan adik-adik. Rumah udah jadi obat paling sebenar-benarnya buat melepas kangen.

Sekarang momennya Ramadhan dan sebentar lagi Idul Fitri. Rencana untuk pulang udah dijadwalkan bahkan dari akhir tahun lalu. Tapi, karena pandemi covid-19 ini, dengan berat hati niat ini harus diurungkan. Nggak ada lagi suguhan opor ayam dan kue lebaran paling enak sedunia buatan ibu haha. Tapi dipkir-pikir, kesehatan keluarga lebih mahal. Takut saya jadi pembawa virus ini.

Semoga pandemi ini cepat berakhir agar bisa atur jadwal untuk pulang, membalas pertemuan yang tertunda. Rumah dan keluarga jadi tempat paling hangat dan nyaman karena pada dasarnya mereka adalah yang pertama menyambutku sejak aku lahir. Tidak sempurna memang tapi setidaknya, jika saya sedang kalut, saya tahu harus kemana.

Kamu gimana ? Bagaimana makna pulang versimu ?

Mungkin berbeda dengan teman-teman semua, saya bukanlah anak rantau. Saya dibesarkan dan tinggal di kota metropolitan. Memang, mungkin itu merupakan suatu privilege yang tidak semua orang dapat nikmati dan tentu saya mensyukuri hal tersebut. Tetapi, di lain sisi, hidup di tengah kompleksnya perkotaan membuat saya pribadi memaknai arti kata ‘pulang’ dengan berbeda.

Pulang adalah sebuah zona nyaman, ketenangan, dan penemuan diri.

Pulang adalah ketika saya bisa mengambil sedikit dari kesibukan saya untuk berbagi dengan diri sendiri. Seseuatu hal yang terkadang saya pribadi lupakan demi mengejar mimpi. Memang pengorbanan menjadi sebuah hal yang niscaya ketika hidup di tengah masyarakat kota. Tetapi, seringkali korban tersebut adalah diri saya sendiri.

Oleh karena itu, di tengah bulan yang kompleks ini, saya ingin kembali memaknai arti pulang bagi diri saya sehingga saya bisa menemukan kembali rasa bahagia dan kehangatan tersebut di dalam diri saya.

Terkadang kita tidak perlu teman yang banyak, keluarga yang utuh, kado yang mewah, dan makanan buka puasa lengkap untuk merasakan arti “pulang”.

Apa arti pulang untuk kalian?

Dulu untuk saya “pulang” itu hanya kegiatan rutinitas dan formalitas setor muka dengan keluarga.

Tapi saat ini “pulang” menjadi hal yang speasial dan dirindukan.saya ingin pulang berbagi cerita,tawa,kekesalan dengan keluarga saya.saya ingin pulang mendengar teriakan mereka atau bertengkar dengan mereka tapi bisa melihat mereka sehat.

saya ingin pulang berkumpul bersama teman teman dan menciptakan kenangan indah untuk dikenang.

Pulang adalah dimana kita berada ditempat yang paling kita sayangi dan membuat kita bahagia.

Stay safe and healthy ☺️

Pulang menjadi semacam tren saat ini, apalagi di tengah pandemi seperti ini. Banyak orang yang ingin pulang ke kampung halaman masing-masing.

Jujur saya, awalnya saya merasa tidak ingin pulang saat pandemi ini mulai menjalar ke berbagai area. Saya juga masih kekeuh tidak ingin pulang saat saya tahu ada yang positif di provinsi tempat saya menimba ilmu. Lagipula, saya merasa aman-aman saja dan tidak ada yang perlu ditakutkan dari kehidupan perantauan saya.

Banyak akhirnya yang mengajak saya pulang, atau minimal menyarankan. Tentu saja, yang mengajak merupakan orang yang asalnya satu kota dengan saya. Bahkan, tante saya ingin membelikan tiket untuk saya agar saya dapat pulang bersama, satu pesawat dengan sepupu saya. Akan tetapi, entahlah, entah rasa malas pulang atau saya yang terlalu jemawa karena merasa bisa baik-baik saja di sana.

Hari itu akhirnya datang, membuktikan bahwa saya salah dalam kejemawaan saya. Pukul 12 malam saat pergantian hari, badan saya terasa amat sangat panas. Sepertinya demam tinggi. Saya langsung mengompres dan meminum air agar suhu saya turun. Ketika melanjutkan tidur, tentu saja tidak nyenyak. Saya terbangun dari “tidur ayam" pada pukul 6 pagi dan merasakan pegal di sekujur tubuh. Plus, rasa mual yang teramat sangat berlebihan.

Setelah dicek suhu saya ternyata mencapai 40,1 derajat Celcius. Tentu saja, dengan tambahan mag yang kembali kambuh. Dokter bahkan mengatakan kepada saya untuk mewaspadai DBD. Sial, ternyata perkiraan saya meleset tentang tidak pulang.

Saat itulah, saya berpikir. Di masa pandemi ini saja banyak tempat makan yang tutup, ditambah lagi keadaan saya yang mual terus tentu akan menghambat saya dalam memasak. Seperti ada dorongan di dalam diri saya yang mengatakan kepada saya untuk pulang.

“Pulang, pulang, dan pulang. Andai aku sudah pulang, tentu aku tidak akan sakit semenderita ini," begitu pikirku.

Akhirnya ditutuplah keputusan itu dengan pemesanan tiket pesawat yang dilakukan seminggu setelah mag dan demam terjadi. Dan akhirnya, aku pun pulang.

“PULANG"

Sebuah kata sederhana untuk kembali pada tempat yang akan menerima kita secara utuh. Disaat hati rapuh, disaat semua tak menerima keberadaan kita, ada tempat yang akan selalu membuka pintu menerima kita yaitu keluarga. Tak ada tempat dan jiwa yang akan setulus keluarga untuk menerima kita pulang.

Saat kita merantau, keluarga senantiasa menunggu kita pulang. Bukan sekadar ingin bertatap muka. Melainkan ingin berkumpul rangkul dalam sebuah senyum bersama. Bercerita dan makan bersama.

Pulang…. Begitu dalam maknanya. Namun tak semua sadar, pulang yang paling dekat adalah…. Pulangnya kita bertemu Tuhan sang pencipta.

Assalammualaikum Wr. Wb.

Perkenalkan saya Lauren dari kota Semarang.

Saya memang bukan anak kos ataupun anak yg jauh dari keluarga, karena dari lahir sampai sekarang saya masih tinggal bersama keluarga. Berbeda dengan kakak saya yg sudah merantau sejak lulus SMA karena melanjutkan studinya di Jakarta. Dari lahir saya tinggal di kota kecil diantara Solo dan Yogya, yaitu kota Klaten Bersinar.

Namun setelah lulus SMA, saya dan keluarga memutuskan untuk merantau ke kota Semarang, karena ayah bekerja disana dan saya diterima di salah satu kampus negeri di kota Semarang.

Saat itu lah saya baru merasakan rasanya merantau. Bagaimana rasanya hidup dan beradaptasi di kota orang, dan rasanya rindu kampung halaman.

Dan arti pulang menurut saya adalah hal yg sangat prioritas bagi saya pribadi. Mengapa menjadi hal yg sangat prioritas bagi saya? Karena di kampung halaman masih ada eyang yg sudah sepuh dan saudara yg harus saya kunjungi, ada teman-teman saya yg harus saya jaga silaturahimnya. Maka dari itu, saya sebisa mungkin menyempatkan waktu untuk pulang waluapun hanya sebantar itu sudah mengobati rasa rindu saya. Namun, saat ini bukan waktu yg tepat untuk pulang. Bukan karena tidak ada waktu, tapi karena situasi dan kondisi yg sedang tidak kondusif. Tapi saya tetap bersyukur karena saat ini ada teknologi yg canggih untuk berkomunikasi dengan orang-orang yg saya sayangi yg berada jauh dengan saya. Jadi walaupun tidak bisa pulang untuk saat ini, saya masih bisa berkomunikasi dengan mudah bersama mereka semua 🙂

Intinya, tetap bersyukur apapun keadaan yg sedang kita hadapi saat ini. Berdoa selalu kepada Tuhan, semoga badai ini cepat berlalu dan kita dapat pulang dan berkumpul dengan keluarga 🙂

Semangat!

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Pulang.

Sekarang, saya sudah melewati dari seperempat abad hidup saya. Lebih dari setengahnya, saya habiskan dengan mandiri, atau kadang mau tidak mau mandiri. Menempuh pendidikan dari bangku SMP hingga lulus kuliah dan bekerja, di luar kota.

Selama perjalanan itu, saya menjumpai, bertemu, merasakan, dan mengalami banyak peristiwa. Namanya hidup, yang selalu dirasa adalah yang pahit-pahit. Sampai kadang lupa, bahwa juga bahagia dan menerima banyak berkat. Sampai kadang, ketika diberi bahagia, rasanya takut bahwa akan diambil juga.

Tapi, toh perjalanan harus dilalui dan diselesaikan seorang diri. Mencari apa yang perlu dimaknai. Sehingga, di satu waktu, rasanya begitu lelah dan kehilangan jati diri. Rasanya, selalu menyalahkan diri sendiri, kenapa begini atau kenapa begitu.

Itu terus berulang bagai sebuah siklus. Hingga di satu titik, saya jatuh sejatuhnya dan mati-matian berusaha bangkit kembali.

Maka pulang, bagi saya adalah menemukan. Menemukan kembali makna akan perjalanan dan nilai pada diri sendiri. Pulang adalah kembali mempercayai dan mencintai diri sendiri. Pulang adalah menjadi sahabat terbaik bagi diri sendiri. Pulang adalah menjadi bahagia dengan eksistensi diri sendiri. Saya pulang pada hidupku dan yang memberiku hidup.

Menghargai dan menjadi nyaman dengan diri sendiri adalah sepulang-pulangnya, pulang.

Hakikat Sang Perantau

Pulang adalah pencarian seorang perantau, sejauh manapun dia mengembala pada hakikatnya sang perantau akan kembali juga ke kampung halamannya, tempat di mana pertama sang perantau berwujud.

Sebenarnya, sadar maupun tidak, setiap manusia yang ada di dunia adalah perantau, namun kebanyakan orang tidak sadar mengenai hal ini. Semua manusia mengembala di dunia ini, mencari bekal untuk pulang, pulang ke kampung halaman tempat di mana semua keindahan terpancar.

Tak ada satupun yang tidak pulang, semua manusia akan pulang, cepat maupun lambat semua akan pulang. Namun, bagiku seorang perantau pulang adalah jalan terakhir mengembalaku.

Ramadhan ini adalah salah satu jalan untuk pulang, jalan yang akan mempertemukanku dengan Sang Kekasih di kampung halaman. Bekal yang aku persiapkan hanyalah amal, oleh-oleh untuk bersua dengan Sang Kekasih.

Seperti biasanya setahun sekali kita pulang ke rumah, yang mana semua sanak-saudara menunggu kepulangan kita, adik-adik bahkan keponaan. Saat kita pulang adik kita atau keponaan pasti mengejar kita meminta oleh-oleh buat mereka.

Begitu juga dengan Sang Kekasihku, meminta oleh-oleh apa yang aku bawakan dari perantauan. Ketika satu langkan kita ingin menghampiri-Nya, sementara Dia berlari menghampiri kita.

Alhasil, apakah kita sudah memiliki bekal untuk pulang kekampung halaman?.

arti kata pulang bagiku adalah kembali pada pelukan hangat yang damai, rumah ternyaman untuk menetap.

wahyupm_

Pulang itu kembali dr tmpt yg jauh, baik kembali stlah kuliah atau merantau bekerja, yg pasti suatu saat nnti akan pulang.

Pulang mnrtku selalu membuat bahagia dan deg2an krn gk sabar bertemu, bgmn tdk stelah satu tahun bahkan lebih tdk bertemu orang tua, saudara, teman, saat pulang kita bisa bertemu mereka dan bercerita berbagi pengalaman.

Pulang juga menjadi tujuan akhir saat hidup di perantauan tdk baik2 saja, spt apapun keadaan kita, pasti orang tua kita pasti menerima kita kembali dgn segala keadaan kita.

Makna pulang adalah….. 

hai, aku mau cerita. Sejak SMA aku udah ga tinggal di rumah bersama keluarga. Aku harus menempuh pendidikan yang jaraknya harus ditempuh selama 3 jam pakai mobil untuk kembali pulang. Di kelasku dari 30 siswa hanya 10 orang yang berKTP setempat. Sedangkan sisanya adalah perantau jadi 20 orang ini tinggal di asrama termaksud aku. Nah, disinilah makna pulang itu sangat membahagiakan. Setiap jumat selalu ramai nih asrama karena selalu ada yang teriak “ayo pulang ayo pulang, selamat pulang warga asrama". Setelah itu kita pulang, menyempatkan waktu untuk cerita kepada orang tua, adik dan kakak tntng kegiatan yang dilakukan diperantauan dan otomatis melepas rindu. Lalu hari minggu sore, kita semua sudah tiba di asrama lagi dengan membawa senyuman tak lupa bingkisan dari orang tua selalu jadi santapan bersama. Rasanya pulang menjadi hal paling membahagiakan untuk diri sendiri dan orang asrama. I miss this moment.

Tapi, setelah beranjak masuk dunia kampus (ofc merantau lagi di kota yang lebih besar tapi hanya ditempuh 1 jam saja). “pulang" menjadi bahan olok olokan teman teman kampus. Mereka bilang “apaan sih pulang terus? Mentang mentang deket ya? Ah gaseru kamu orangnya suka pulang". Dalam hatiku berpikir “kenapa orang orang ini ga suka pulang sih?". Usut punya usut. Ternyata rumah mereka tidak menyenangkan. Ada yang broken home, ada yang sudah ditinggal orang tua, ada yang selalu ditanya prestasi ketika pulang, ada yg ditanya calon jodoh. Dan pulang ternyata adalah sebuah beban untuk mereka. Ketika aku harus menceritakan apa yang harus membuatku pulang nampaknya terlalu pamer untuk mereka. Tambah dewasa ternyata pulang memiliki artian berbeda beda.

Jadi, begitulah makna “pulang". Tujuan kamu pulang ternyata ada pada kedamaian diri dan hati. Entah itu dengan siapa. 

Terima kasih sudah mau membaca 😊

Pulang.

menurutku pulang itu bukan hanya tempat, tapi juga perasaan.

setiap kali aku berkata “aku ingin pulang” atau “aku rindu untuk pulang” , sebenarnya aku ingin kembali ke tempat dan perasaan yang membuatku nyaman, bahagia, ringan, dan bisa tidur nyenyak.

Tempat untuk pulang pasti berbeda-beda untuk setiap orang. Beberapa orang yg beruntung, menemukannya dengan mudah di rumah keluarga, saat bersama pasangan, atau berkumpul bersama teman dan komunitas.  Beberapa orang yang “kurang beruntung” belum menemukan dan masih tetap mencari tempat mereka untuk pulang.

aku?
aku menemukan tempat pulangku pada saat berada di kamarku sendiri, atau saat bersama teman dekat yang mengerti. Tempat dan momen disaat aku merasa bisa bebas menjadi diri sendiri, tanpa takut di judge. Tempat dan momen disaat aku bisa berbicara apa saja dan bebas bengong dan melakukan aktivitas yang aku suka.

tempat pulang setiap orang berbeda. Kamu tidak boleh menjudge tempat pulang setiap orang selama itu tidak merugikan siapa pun.

ramadhan kali ini aku ingin pulang. Aku ingin ke tempat ternyamanku lagi dan merapihkannya, atau mungkin membuat tempat baru untuk pulang. Aku akan berusaha memperbaiki tempatku untuk pulang.
Pasti sulit untuk memperbaiki tempat untuk pulang, tapi bukankah hakikat bulan ramadhan adalah untuk saling memaafkan dan menjalin silaturahmi? Aku yakin pasti akan selalu ada tempat pulang untuk aku dan semua orang lainnya

love,

ria

Pulang…

Pulang berarti kembali ke rumah…
Rumah tempat ku menitipkan hati agar aku memiliki alasan untuk kembali.
Pulang ada hal yang sangat ingin aku lakukan setelah sejauh apapun aku pergi. Pergi menuntut ilmu, menata masa depan, dan merasakan kerasnya kehidupan.
Pulang menjadi caraku untuk melepas lelah, menumpahkan rindu, mengumpulkan cinta, menceritakan kisah dan menikmati tawa bersama.
Seindah apapun hari yang aku lalui, senikmat apapun masakan yang aku makan, dan sebagus apapun hunian yang aku tempati. Rumah menjadi tempat ternyaman untukku kembali. There is no place like home.

Maaf saat ini adek belum bisa pulang…

PULANG

Gue sebagai seorang perantau dari zaman kuliah sampai saat ini bekerja di Ibu Kota, “PULANG” adalah hal yang ditunggu-tunggu. Betapa senengnya kalau kita denger kata “PULANG”, sebegitu senengnya seperti saat kita sekolah SD dulu waktu Bapak/Ibu guru bilang waktunya “PULANG” dan kita semua bersorak gembira sambil beresin buku-buku untuk dimasukin ke tas. “PULANG” menurut gue punya beberapa makna, di sini gue bakal jelasin:

Pertama,  “PULANG” adalah kembali. Kembali ke kampung halaman mengenang segala masa-masa yang pernah diri ini lalui selama di kampung halaman. Sejauh apapun kaki ini melangkah, tempat terbaik adalah kembali ke rumah.

Kedua, “PULANG” adalah bersimpuh. Bersimpuh di hadapan Ayah Ibu (di makam), meminta maaf dan berterimakasih atas apa yang sudah diberikan selama ini sampai diri ini bisa jadi seperti saat ini dan tak lupa doa terucap untuk kedua orang tua yang telah tiada.

Ketiga, “PULANG” adalah recharge. Me-recharge semangat diri dari segala kepenatan pikiran, keletihan tenaga selama kita berada di tanah rantau.

Keempat, “PULANG” adalah bersyukur. Bersyukur atas apa yang kita peroleh di tanah rantau untuk dapat berbagi dengan keluarga secara langsung di rumah.

Terakhir, “PULANG” adalah berpulang. Berpulang ke hadapan-Nya untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita berbuat selama singgah di Bumi milik-Nya ini.

Sedih rasanya, dengan kondisi yang terjadi saat ini. Banyak orang yang nggak bisa “PULANG”. Banyak orang yang sudah mempersiapkan untuk “PULANG” tapi gagal. Meskipun begitu, “PULANG” tetap dinanti semua orang. Seperti yang udah gue bilang diatas, “Sejauh apapun kaki ini melangkah, tempat terbaik adalah kembali ke rumah”, “Selama apapun kita di tanah rantau, “PULANG” adalah tujuan akhir perjalanan kita”. Stay Save, Stay Health. Keluarga Tetap Menunggu di Rumah.

Pulang…

Seperi dendam, rindu pun harus dibayar lunas.

Pulang…

Sejauh apa pun kapan berlayar, dermagalah tujuannya.

Pulang…

Kutemui kenanangan masa kecilku.

Pulang…

Kutemui seluruh hidupku.

Pulang itu seperti lembar terakhir sebuah buku.

Banyak cerita telah dilalui.

Kalimat demi kalimat, lembar demi lembar, bab demi bab.

Ketika sampai pada lembar terakhir, akan utuhlah sebuah isi rangkaian cerita kehidupan.

Bagiku pulang adalah kembali ke masa lalu. Pulang berarti pergi ke tempat yang dapat mengkoneksikan diri kepada kenangan-kenangan indah di masa lalu. Bukan kenangan yang mewah, meriah, dan gemerlap yang sering kita rasakan sekarang ini. Tapi justru kenangan yang sederhana dan apa adanya yang selalu membawa diri ini ingin pulang.

Di usia kerja sekarang ini, dimana keseharian hanya dipenuhi dengan hal-hal materiil, menciptakan kenangan indah yang sederhana dan tulus menjadi semakin sulit. Mungkin saat ini akses ke segala tempat hiburan begitu mudah dan dekat, tapi sifatnya hanya instan dan tidak memberikan bekas apa-apa yang layak untuk dikenang.

Oleh karena itu, bagiku tempat pulang, tempat yang dapat membawaku kembali ke kenangan-kenangan indah masa lalu, adalah kampung halamanku. Karena disanalah tempat hangatnya suasana rumah orang tuaku berada. Lalu hamparan sawah, gedung-gedung sekolah, masjid, hingga pos ronda yang dulu sering menjadi tempat kumpul rasanya tetap sama, walaupun secara fisik ada sedikit perubahan. Terlebih teman-teman masa kecilku yang lugu dan lucu serta tetangga-tetangga yang ramah masih banyak yang tinggal disana.

A house is not a home

Ketika kuliah, saya tinggal di rumah kos. Rumah kos memenuhi syarat sebagai rumah, atau house, tapi bagi saya bukan “rumah" dalam arti home. Setiap akhir minggu tiba di pikiran saya cuma satu, pulang. Pulang ke tempat saya merasa nyaman. Pulang ke tempat yang bisa saya sebut “rumah"

Bagi saya, pulang adalah kembali ke tempat di mana rasa aman, nyaman, dan tenang dapat diperoleh. Ketiga hal tersebut dapat saya rasakan ketika kembali ke tempat orangtua berada.

Ya, saat ini arti pulang bagi saya adalah kembali ke tempat Ibu saya menanti. Kembali duduk di dalam pelukannya. Merasakan kehangatan yang memecah kerinduan.

Bagi saya, itulah makna pulang yang terdalam.

Kita semua pasti tau bahwa pulang adalah hal yang menyenangkan. Kenapa? Karena pulang adalah kegiatan meredakan semua sesak, melepas penat, mendapatkan kehangatan yang hilang. Terutama pulang ke rumah, apalagi lengkap dengan ayah dan ibu yang masih ada.

Bagi sebagian orang, terutama yang harus berada jauh dari rumah demi mencari rejeki pun menuntut ilmu, ritual pulang adalah hal yang akan diceritakannya dengan penuh semangat kepada kolega walau masih h-2 bulan untuk pulang. Apa yang diceritakan? Ya tentang kegiatan yang akan dilakukan saat sampai dirumah. Mengenai makanan apa yang akan dilahapnya, setelah berbulan bulan tidak dijumpai di daerah rantauan. Mengenai obrolan apa ya yang akan ditanyakan keluargaku nanti, pun tetangga yang penuh senyum saat melihat kita pulang.

Kita pasti setuju, pulang adalah ritual yang sangat ingin kita lakukan, selagi masih bisa diupayakan dengan penuh.Tidak ada satupun yang bisa menggantikan hangatnya pertanyaan ayah dan ibu di meja makan, barangkali yang selama ini hanya ditanyakan via telpon. Pun candaan dengan saudara yang selama ini sibuk dengan kehidupan masing masing.

Pulang, akan selalu membahagiakan.

Pulang ke kampung halaman, serasa mengistirahatkan diri dari banyak hal. Makan makanan buatan mama, menghirup udara yang lebih segar dari kota tempat kerja, langit malam yang lebih gelap, sampai suasana yang lebih tenang, menjadi tempat yang benar-benar menenangkan. Tunggu dulu, bukannya bisa kita pergi ke suatu tempat yang menawarkan hal yang sama? Tentu berbeda, karena kampung halaman adalah tempat dari mana kita berasal. Ketika kita pergi liburan ke suatu tempat kita masih mempunyai pikiran kalau kita ‘di tempat orang lain’. Berbeda dengan kampung halaman yang serasa ‘semua milik kita’ karena di setiap sudut pasti memiliki fragmen kenangan kita. Di tempat liburan ketika kita melihat pohon kita tidak pernah membayangkan kita pernah memanjatnya bersama kawan-kawan lainnya. Sebaliknya di kampung halaman kita mungkin akan sedikit tertawa ketika mengingat salah satu kawan kita bentol-bentol karena tidak sengaja bersinggungan dengan ulat ketika memanjat pohon. Pulang ke kampung halaman, pulang ke mana darah berasal.

Pulang…

Pulang versi ku adalah ketika pahit serta kejamnya kehidupan sudah membawa kita kejalan yang tidak disukai Allah, maka pulang menjadi jalan terbaik, agar batin kita tenang yaitu kembali kejalan yang benar, yang di ridhoi oleh Allah SWT.

Jalan pulang tentunya sulit, selalu ada rintangan yang harus dihadapi, entah itu rintangan berupa kesalahan-kesalahan di masa lalu yang menguap kembali, atau bisikan-bisikan yang mengajak kita kembali kearah yang tidak benar.

Dan pulang yang sebenarnya adalah ketika kita benar- benar menyesal dengan kesalahan yang telah kita perbuat, dan kita mau serta memiliki niat untuk kembali kejalan yang benar, mampu mengatasi segala rintangan yang ada, dan yakin tidak akan melakukan kesalahan yang sama atau kesalahan lainnya.

Dan bulan Ramadhan kali ini, semoga kita semua bisa pulang dan kembali kejalan yang benar, jalan yang sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing.

Terimakasih.

Bagiku pulang bukan hanya perihal kemana tapi juga kepada siapa

Kepada siapa kita berbagi cerita yang terlewat selama kita pergi

Pulang adalah waktu untuk merebahkan segala keluh kesah atau menularkan tawa kebahagiaan kepada orang-orang tersayang

Menjadi diri sendiri adalah makna pulang buat diriku. Sebagai anak muda yang lahir tahun 80-an akhir dan di labeli oleh masyarakat sebagai generasi Milenial, sesuatu yang baru dalam teknologi begitu menarik bagiku, salah satunya Digital Banking.

Sebagai anak muda Milenial tentunya Cashless adalah bagian dari gaya hidup yang tidak terpisahkan dalam keseharianku, mulai dari pesan makan, berangkat kerja, sampai transaksi keuangan semua dalam satu genggaman.

Dan Jenius telah mewujudkan ekspektasiku untuk menjadi generasi yang akrab dengan Cashless, sehingga ketika bepergian tak terlepas dari yg namanya Cashless, dan uniknya Jenius pun dilengkapi dengan kartu yg multifugsi, jadi aku bisa bagi-bagi mana kebutuhanku yang penting, mana kebutuhanku yang bisa ditunda dulu, dengan kartu x-card jenius.

Dengan gaya hidup Cashless ku yang kemana-mana tidak bawa uang tunai dengan digital banking jenius, teman-temanku pun tertarik untuk mengikuti gaya Cashless milenialku, maka teman-teman sebayaku yang notabene generasi Milenial ikut-ikutan pulang dengan menerapkan gaya hidup Cashless.

Terimakasih jenius yang telah menjadi bagian dalam gaya hidup Milenial, sehingga makna pulang bagiku begitu berarti, dengan inovasi jenius yang selaras dengan gaya hidup Milenial.

PULANG bukan hanya sebatas memiliki makna rindu, berkumpul dan bertemu. Tapi jauh dari itu, ada hal yang tidak bisa untuk diungkap kan, Namun bisa dipastikan setiap orang mampu merasakan.

PULANG = RUMAH

PULANG…. Agar kamu bisa meluapkan perihnya hidup yang sudah kamu jalani

PULANG…. Agar kamu benar-benar merasakan kasih sayang yang terasa hangat dari orang-orang penting dihidupmu

PULANG… Agar kamu bisa melepaskan sejenak seluruh hal yang berkaitan dengan beban pekerjaan,masalah dan hal lain yang menghampiri hidupmu".

Jauh dari itu lagi, Bukankah pada akhirnya PULANG Adalah proses akhir kita menuju rumah yang abadi dan menetap kelak disana.

PULANG bukan hanya sebatas memiliki makna rindu, berkumpul dan bertemu. Tapi jauh dari itu, ada hal yang tidak bisa untuk diungkap kan, Namun bisa dipastikan setiap orang mampu merasakan.

PULANG = RUMAH

PULANG…. Agar kamu bisa meluapkan perihnya hidup yang sudah kamu jalani

PULANG…. Agar kamu benar-benar merasakan kasih sayang yang terasa hangat dari orang-orang penting dihidupmu

PULANG… Agar kamu bisa melepaskan sejenak seluruh hal yang berkaitan dengan beban pekerjaan,masalah dan hal lain yang menghampiri hidupmu".

Jauh dari itu lagi, Bukankah pada akhirnya PULANG Adalah proses akhir kita menuju rumah yang abadi dan menetap kelak disana.

Secara fisik, sudah lama saya tidak “pulang". Sejak tahun 2014, tepatnya. Tahun itu saya kehilangan ibu saya, di bulan Ramadhan pula. Serasa dapet tonjokan keras di ulu hati. Mungkin karena masih ada rasa gak rela kehilangan Mama di usia beliau yang 48 tahun.

Alasan saya untuk tidak “pulang" semakin besar karena rumah keluarga saya juga harus dijual karena kakek dan nenek yang semakin tua. Tidak ada yang menemani mereka di rumah setelah Mama gak ada. Nenek dan kakek saya akhirnya tinggal di rumah anaknya yang lain.

Beberapa tahun ini, akhirnya saya menyadari, “pulang" tidak harus secara fisik. Bukan melalui teknologi video call, ya.

Saya kangen Mama. Saya pengen dipeluk Mama. Yang saya lakukan, sholat malam. Hanya ada saya dan Tuhan. Berdoa kepada Tuhan, karena saya tahu Tuhan akan sampaikan kepada Mama. Iya klise banget, tapi ini “jalan pulang" saya menuju pelukan Mama yang saya rindukan.

Walau sekarang saya tinggal dengan keluarga kecil saya, makna “pulang" bagi saya tetap ke pelukan Mama. Cuma bisa memeluk dalam doa, saya sudah merasa saya “pulang".

Pulang menurut saya adalah menjadi diri kita sendiri apa adanya, tanpa jaim, tanpa pura2, tanpa terpaksa. Pulang … tujuan yg ingin kita tuju dengan rasa bahagia menggebu-gebu dan melepas segala penat. Di dalamnya, kita full menjadi diri kita sendiri, tanpa ada batas ini itu. Tidak ada topeng atau penampilan seperti yg hrs kita tunjukkan di tmpt kerja, di tmpt umum, dan lainnya.

Pulang selalu menyenangkan dan melegakan karena tidak hanya fisik, namun juga hati kita yg beristirahat sekaligus mendapat energi kembali.

💙

Ku rindu pulang :’)

PULANG UNTUKKU, UNTUKMU

Adalah rindu yang dibiarkan mengadu beribu waktu tertahan inginkan temu.

Adalah raga yang dipaksa bersabar tertahan inginkan peluk pelik itu.

Adalah rupa yang terbayang pada setiap kebersamaan yang tertahan.

Segala hal yang pernah terucap namun ditahan, segala rintik sedu dibiarkan menahan. Bersyukur bisa berkumpul di tahun ini, kembali dengan cerita saat bertaruh dengan nyawa selama menjadi relawan di RS Darurat Penanganan Corona, Wisma Atlet Kemayoran. Marhaban Yaa Ramadhan.

-Pulang-

Pulang is about where heart is.

Pasti membuat nyaman, tenang, dan betah.

Saat ini, ‘pulang’ menjadi sesuatu yang sangat sensitif. Banyak yang tak bisa pulang, bertemu ‘hati’ sesungguhnya.

Padahal Pulang adalah penawar mental paling kuat.

Bayangkan bekerja di Jakarta, namun ‘hati’ berada di Bandung.

Stress pekerjaan satu minggu, bisa ditawar dengan ‘pulang’ di akhir pekan.

Bayangkan bekerja di Jakarta, namun ‘hati’ tak bisa dijangkau dengan waktu akhir pekan saja. Maka lebaran menjadi penawar dan momen yang paling ditunggu. Sayangnya kini tak bisa seperti itu lagi.

Pulang is about where heart is.

Mari ambil positifnya, makna ‘pulang’ kini juga mengalami perubahan dan perkembangan. Selagi berjauhan kini lebih baik dibanding berdekatan, maka ‘pulang’ dan bertemu hati masing-masing secara daring menjadi solusi.

Menerima video call setiap hari, saat ini, merupakan penawar paling kuat atas rindu yang menggebu.

Pulang, is about when we could meet our heart, in any way.

pulang itu,

berhenti sejenak dari rutinitas sehari-hari.

Kembali dari tempat rantau ke tanah kelahiran,

menyapa sanak saudara untuk melepas yang namanya rindu 🙂

#PulangBerartiKembaliKeTempatAsal.

Buat anak rantau seperti aku, kata ‘pulang’ mungkin sesuatu hal yang sangat ditunggu.

kenapa sangat ditunggu?

Karna ada keluarga yang aku rindukan dan ingin aku temui.

Keluarga yang merindukan ku dan selalu menunggu kabar kepulangan ku.

Untuk sekedar kumpul, mengingat masa lalu dan saling berbagi cerita sesaat setelah berpisah.

oh ya, buat saya, setiap orang yang bijak hatinya akan selalu ingat untuk pulang.

#pulangSetelahPandemiBerlalu

Pulang bagiku bermakna kembali…

Kembali ke rumah…

Kembali fitri setelah Ramadhan berakhir…

Kembali menjadi pribadi yang baru nan jauh lebih baik…

Namun seperti esensi kata pulang itu sendiri…

Suatu hari kita sebagai manusia kan pulang keharibaan Sang Pencipta…

Pertanyaannya adalah sudahkah kita siap jika panggilan untuk pulang itu tiba?

Apa bekal yang kita bawa untuk pulang manakala Sang Khalik memanggil…

Pulang sejatinya kembali…

                   Rumah dan pulang

Pagi itu dering handphone membangunkanku dari tidur lelap, suasana pagi ini terasa sedikit berbeda dari biasanya. Dengan segera beliau bertanya " Lebaran ini kamu bisa pulang nak?" Ibu berkata.

Kata-kata itu sampai sekarang masih saya ingat, sudah lebih dari 7 tahun saya merantau berpindah dari rumah satu kerumah lain. Rumah bagiku hanya tepat singgah dan berteduh sementara sebelum akhirnya harus berpindah lagi ke rumah lain karena alasan pekerjaan atau kegiatan yang saya ikuti.

Namun, pulang merupakan kata yang berbeda pulang bagi saya adalah tempat dimana kita di terima, dibutuhkan, dan dianggap ada sebagai seorang manusia. Pulang menurut saya adalah kebutuhan jiwa untuk mendapatkan tempat yang nyaman bagi hati.

Seperti kata bung Fiesa Besari.

rumah adalah tempat kita menaruh hati. Untuk pulang, ikuti hati. ia takkan membawa kita ke tempat yang salah.

Apa arti pulang menurut saya?

Pulang itu menurut saya adalah rumah sebagai tempat tinggal, kamar sebagai tempat istirahat dan keluarga sebagai tempat berbagi keluh kesah dan kebahagiaan.

Pulang juga berarti kita bisa melepas penat dan lelah, lalu mengisi energi untuk melakukan kegiatan selanjutnya di hari itu atau di esok harinya.

Atau yang dapat saya simpulkan, pulang adalah kembali kepada kenyamanan yang sudah kita rindukan bahkan semenjak kita beranjak keluar

Pulang berarti kembali ke pelukan hangat keluarga yang tidak pernah bisa tergantikan oleh apapun. Semewah apapun kehidupan di perantauan tak akan bisa menggantikan hangatnya pelukan orangtua saat kita kembali ke rumah. Hanya pelukan Ibu yang bisa menghilangkan lelah dan mengobati rindu. Hanya suara Ayah yang menyejukkan hati. Pulang sangatlah berarti untukku.

Di masa pandemi ini berat rasanya ketika tidak bisa pulang ke pelukan hangat orangtua, berbagi cerita dan kehangatan manis bersama mereka. Tapi aku tidak boleh egois, harus bersabar menunggu waktu untuk pulang yang tepat. Bersabar memupuk rindu untuk memeluk Ibu dan Ayah.

Pulang…

Satu kata yang sangat mendebarkan dan dirindukan oleh perantau di tanah rantauan. Entah itu karena kerja, kuliah, atau memang tinggal di luar kota.

Tahun kemarin jadi pertemuan terakhir betemu dengan orang-orang terkasih (orang tua, saudara, teman lama) karena tahun ini tidak bisa pulang sebab pandemi covid belum berakhir. Meskipun bisa melepas rindu dengan video call, tetap saja rasanya berbeda karena berbeda tempat, beda kesibukan, tidak bisa bercanda secara langsung, berpelukan dan terbatas oleh waktu dan kuota :’)

Terlebih lagi, ramadhan dan hari fitri kali ini nantinya akan menambah rasa rindu untuk pulang dan bercengkrama dengan keluarga :’)

Semoga pandemi ini segera berakhir, yang jauh didekatkan, yang sakit disehatkan, yang rindu segera pulang 🙂

Pulang

Bagi saya, makna pulang adalah kembali ke asal-usul kita. Kembali ke tempat dimana kita dilahirkan. Kembali bertemu dengan orang kita cintai dan sayangi. Kembali ke tempat yang nyaman dan kembali ke tempat dimana kita bisa jadi diri kita seutuhnya.

Pulang adalah momentum mahal yang tak pernah bisa dibayar dengan apapun. Karena dibalik makna pulang, ada jutaan kebahagiaan yang tersimpan dan tersirat.

Ibu, aku sudah pulang! ^_^

Pulang bagiku adalah kembali ke sebuah tempat di mana aku merasa nyaman untuk beristirahat dari rutinitas yang panjang dan melelahkan, tempat di mana aku dapat bertemu dan menghabiskan waktu bersama dengan orang tersayang, pasangan hidupku tentunya.

Pulang juga berarti berada di dalam perjalanan menuju tempat di mana memori-memori kehidupan bersama orangtua dan adik tercinta terbentuk selama puluhan tahun, yang pastinya akan selalu aku rindukan saat sudah tinggal jauh dari mereka seperti sekarang ini.

Rumah adalah tujuan kita.

Rumah adalah tempat tersimpannya memori kehidupan.

Rumah adalah tempat ternyaman, tempat berlindung.

Rumah bagiku tempat pulang.

Pulang ke rumah adalah tujuan kita.

Pulang ke rumah untuk mengenang memori kehidupan semasa kecil dan membentuk memori yang akan datang nantinya.

Pulang ke rumah untuk menghilangkan lelah dan bertemu orang-orang tersayang di tempat ternyaman.

“Nothing is better than going home to family and eating good food and relaxing.” – Irina Shayk

Pulang itu dimana…

aku menemukan ketenangan hati dan tidak perlu bersusah-payah menahan dan menutup-nutupi diri. Lantas aku dapat merasa bebas dan hidup kembali. Di saat-saat ini pula aku bisa berdamai dengan diri sendiri.

Pulang itu…

berbeda maknanya bagi tiap orangAda yang menemukan “pulang" di rumahnya di kota dimana dia bisa belajar meracik kopi ataupun sekadar menulis buku. Ada pula yang menemukan “pulang"nya lewat mengabdi di daerah pelosok sebagai tenaga medis ataupun tenaga pengajar.

Beberapa orang mungkin belum bertemu dengan “rumah" pada perjalanan pulangnya.

Pulang bagiku adalah saat…

aku bisa bertemu kembali dengan mereka. Mereka yang mencintai, menerima, dan merindukanku. Mereka juga yang membuatku sadar bahwa di dunia ini aku tidak sendiri. Mereka pula orangtuaku, tuhanku, sahabatku, dan kekasihku.

Dan itulah pulang terbaik bagiku.

“PULANG"

kata “pulang" bagi ku berarti kembali ke tempat dimana kita merasa nyaman dan tenang untuk beristirahat setelah seharian penuh lelah dengan hiruk pikuk dunia dan juga kembali ke tempat dimana kita bisa menjadi diri kita sendiri sepenuhnya.😊😊😊

PULANG

Menurut saya, pulang memberikan definisi yang berbeda. Pulang adalah berkumpul, mengakhiri kesendirian yang harus dihadapi sebagai seorang perantau di pulau seberang.

Jarak yang memisahkan dan moment yang banyak terlewatkan membuat moment pulang menjadi sangat dramatis dan tentu saja melankolis.

Pulang adalah berkumpul, melepaskan kelelahan yang selama ini harus ditanggung sendiri. Melihat senyum kedua orangtua dan keluarga, pulang adalah obat dari segalanya.

Saya senang berkumpul, saya selalu merindukan pulang.

“KETIKA PULANG

“Pulang" memilki banyak sekali makna bagi setiap orang. Bagi sebagian orang pulang adalah tempat untuk beristirahat dan bertemu dengan orang yang tersayang, sebagian mengatakan bahwa pulang adalah tempatmu kembali setelah bepergian jauh seperti merantau misalnya. Namun, menurut saya sendiri makna pulang sedikit berbeda. Pulang adalah ketika kamu bisa menemukan kenyamanan dalam dirimu dan berdamai dengan situasi yang menghalangimu selama beberapa kurun.

Analogi sederhana untuk mengilustrasikan makna pulang bagi sanagt sederhana. Sesederhana ketika Anda dipaksa untuk pergi menuju suatu tempat, tetapi hati dan perasaan anda tidak mengizinkan pada akhirnya anda tersesat. Saat Anda tersesat, lika-liku perjalanan sangatlah besar dan penuh resiko. Jika, hati saja sudah tidak setuju, akan susah untuk melanjutkan perjalanan itu. Namun, akan selalu ada jalan untuk pulang, dimana anda akan menemukan diri anda dengan kenyamanan dan rasa tenang tanpa paksaan dari siapapun.

Jadi, dalam kehidupan ini memang banyak sekali pilihan yang di dalamnya terdapat rintangan. Namun, usahakan untuk tidak membuat dirimu merasa tertekan dengan pilihan itu, agar tidak tersesat dalam perjalananmu nanti. Kalaupun pilihanmu salah dan kamu merasa tersesat atau terjebak dalam suatu pilihan itu, ingat kamu bisa kembali, kamu masih bisa pulang untuk kembali nyaman dan menemukan tenang.

By: Selfi Nurcholifah

Pulang < Nyaman

Bagi sebagian besar orang bertemu keluarga adalah tempat pulang sesungguhnya. Namun bagiku tidak, aku tidak nyaman dirumah ku. Bagiku pulang adalah mencari tempat ternyaman untuk berbagi segala hal. Pulang dengan tujuan menenangkan diri kadang bukan suatu yg mudah jika itu dirumah. Yaaa rumah orangtua ku. Bagiku rumah yg sudah sejak 25 tahun menjadi tempat ku tumbuh hingga saat ini bukan lah tempat ternyaman untukn ku. Aneh memang, tapi aku berusaha untuk berdamai dengan dirisendiri.

Kalau orang bilang jalanan tempat yang tidak nyaman buat ku disana aku belajar. Belajar tentang kehidupan, mengenal senang,sedih, kecewa, toleransi, berbagi, menghargai, marah, bahkan jatuh cinta. Mama (budeh ku) tempat aku mencurahkn sisi dimana aku egois, dimana aku merasa dimanja (walaupun orangtua ku kadang memanjakn aku tapi tidak sepengertian mama). Aku pulang ke mama tempat tenyaman ku berbagi tentang hidup ku. Aku akan pergi ke mama saat aku merasa sedih dan kecewa serta bahagia.

Semua orang menuntut ku dengan kesempurnaan, sampai pada titik aku marah pada kenyataan, aku bingung, aku takut, dan kecewa dengan diri sendiri. Saat itu sebenarnya aku tahu mama marah karena aku menyiksa diri ku sendiri dengan selalu menyalahkan diriku atas kegagalan yg ku dapatkan. Aku tidak bisa menerima kenyataan, sampai mama selalu ada disisi ku, dari tanya kabar tiap hari, mama ingetin aku ini itu, tanya aku bahagia atau engga..kadang risih tapi aku tahu itu bentuk dari perhatian mama. Kenyamanan itu selalu ada saat aku disisi mama. Aku merasa pulang ke diriku sendiri. Tidak perlu drama, tidak perlu menjadi oranglain.

Pulang

Pulang adalah cara untuk menghilangkan rindu,

Rindu pada keluarga, rindu akan masakan rumah, dan rindu bercengrakama, dan berbagi suka cita

Bukan hanya kesukseskan yang hendak disampaikan , tapi arti cerita panjang diluar sana yang hendak diceritakan

Sekedar bercerita, saya selalu merasa bangga dan bahagia jika bisa pulang dan bertemu kembali dengan bapak dan ibu. Meskipun terkadang bapak berkata : Kalau, masih ada kegiatan dan ngak bisa di tinggalkan dikampus lebih baik ngak usah pulang. Ibu pun mendukung nasihat bapak, padahal aku mengerti dalam hati ibu adalah orang yang paling ngak bisa jauh dari anaknya ini. Dan ibu pun turut berkata : ya, sebaiknya kamu belajar saja di sana, jangan sering pulang daripada buang" waktu dijalan hanya untuk pulang.

Jarak rumahku dengan kota rantau ku saat ini adalah kurang lebih 2 jam untuk perjalanan darat, dan saya seing memanfaatkan momen pulang dengan kendaraan motor , tapi kadang juga naik bus. Sabtu malam, entah minggu pagi kadang saya menyempatkan pulang ke kota ku, dan minggu sore harus sudah balik lagi ke kota rantau untuk menimba ilmu. Meskipun pulang hanya sebentar, tapi melepas rindu selama 6 hari tidak bertemu itu sebuah kebahagian yang memang luar biasa senangnya. Lambat laun , kepulangan ku tidak seminggu sekali, melainkan 1 bulan sekali bahkan 1 bulan lebih baru pulang, banyak kegiatan yang aku ikuti menjadi salah satu penyebabnya , hari sabtu mingguku tidak bisa ku gunakan untuk bertatap muka secara langsung dengan ayah dan ibu. Ya, meskipun kata-kata mereka berupaya memendam rindu juga , tapi hati kecil ini masih butuh untuk selalu berada dalam rumah kecil bersama mereka.

Setiap orang wajib berbahagia,

Bahagia yang hendak saya bagi adalah ketika bulang bertemu sanak saudara,

Jika rindu sudah tak terbendung, baiknya pulang melepas rasa,

Jangan kata pulang membuat duka, karena itu hanya firasat saja,

Mari bersama kita meluangkan waktu untuk mereka ,yang menunggu kita di depan pintu.

Kapan pulang kak?

Pulang itu asyik karena…

Punya peluang ketemu berulang dengan orang-orang tersayang

Bagiku pulang itu…

Sebuah kata kerja yang memberi kesempatan untuk bayar hutang family time

Setelah ditinggal pergi berjuang merawat pasien Covid-19 di RS Rujukan

Karena bagi tenaga medis, Pantang pulang sebelum menang melawan Covid-19

Biarkan pulang jadi jeda,

Biarkan pulang jadi energi,

Sebelum kembali berjuang melawan si tak kasat mata, Covid-19

ketika bagi kebanyakan orang pulang itu bermakna menyelesaikan, bagi saya, pulang itu berarti memulai. memulai kembali dari awal.

…..

setelah selama 7 tahun pergi merantau ke luar negeri, saya pulang kembali ke rumah dengan seribu tanya.

…..

Saya hanya umat yang masih jauh dari taat,

lalu ketika semakin menjauh dari tanah air,

muncullah beribu pertanyaan

pernahkah bertanya kenapa babi dan arak diharamkan

pernahkah bertanya kenapa aurat ditutupi

pernahkah bertanya kenapa solat menghadap Kabah

pernahkah bertanya kenapa adzan dikumandangkan

pernahkah bertanya kenapa tatto dilarang

pernahkah bertanya kenapa kita muslim

mereka benar, saya sepatutnya bertanya.

…..

di sisi lain, agama memang bukan untuk dipertanyakan

bahkan kadang saya bertanya, apa Tuhan punya agama?

apa agama hanya sekedar sarana untuk memperkenalkan Tuhan yang tidak beragama?

saya hanya umat yang masih jauh dari taat

tidak pernah membanggakan diri sebagai seorang muslim

tidak pernah tidak mengulang surat pendek waktu solat dalam sehari

tidak pernah sengaja datang dengan menggebu-gebu ke masjid

tidak pernah tidak melewatkan solat subuh karena kadang terlalu asik tidur

…..

tetapi di tempat saya merantau jauh, saya belajar untuk beragama tanpa paksaan

tak ada orang lain yang mengingatkan ketika saya lalai beribadah

saya harus jadi orang pertama yang menguatkan diri saya sendiri

sungguh, banyak jalan untuk melakukan dosa yang beralasan, tak ada waktu solat, arak di hadapan meja, pandangan rendah orang lain jika tidak melakukan, dan kebohongan-kebohongan yang bisa dibuat karena mereka tidak tau.

Tuhan sungguh memberi kemudahan untuk berpaling dari-Nya

tapi seiring dengan itu, Ia juga menganugrahkan kekuatan yang baru

…..

maka pertanyaan-pertanyaan pun dijawab dengan sendirinya.

pernahkah kamu sebegitu terkejut mendengar salam dari sesama muslim?

pernahkah kamu merasa benar-benar merindukan takbir saat idul fitri?

pernahkah kamu sungguh-sungguh merasa bersalah ketika sadar terlambat solat?

pernahkah kamu berada dalam titik dimana bersyukur saja tidak cukup?

pernahkah kamu tersadar bahwa terjemahan Al-Quran itu benar-benar indah?

pernahkah kamu diam setelah solat dan merasa butuh sajadah yang lebih besar?

pernahkah kamu merasa bangga mengenakan baju koko yang tidak lagi baru?

pernahkah kamu sebegitu senangnya sewaktu perjalanan meraih masjid?

…..

saya hanya umat yang masih jauh dari taat.

sepulang saya dari merantu, saya kini tengah berbenah diri.

semoga Ramadan 2020 menjadi titik berpulangnya kita, memulai kembali lagi dari awal menjadi manusia yang baru.

setidaknya mencoba menjadi yang terburuk dari yang terbaik.

W.

Pulang : Recharge My Soul and My Body

Menurutku, pulang adalah satu-satunya momen aku bisa mengisi ulang kembali dayaku dari segala kepenatan yang kualami. Pulang adalah waktu dimana aku bisa kembali ke kampung halamanku dan tidur dibawah satu atap dengan ayah ibuku.

Setiap masalah yang kualami dan ketika aku sungguh membutuhkan motivasi untuk bangkit dan berjuang kembali atas pengalaman pahit entah di dunia perkuliahan dan lainnya, pulang ke rumah orang tuaku adalah pilihan yang sangat tepat untuk menenangkan jiwaku dan memberikan aku tenaga lagi. Rasanya sangat hangat dan nyaman ketika bisa kembali ke kampung halaman dan bertemu orang tuaku kembali setelah sekian lama merantau.

Samosir adalah kampung halamanku. Terdapat Danau Toba yang begitu jernih dan tenang. Langit disinipun masih begitu jernih. Udaranya pun segar. Mungkin itu sebabnya tempat ini menjadi tempatku mengisi ulang dayaku, alamnya yang begitu menakjubkan. Bahkan hanya dengan beberapa langkah dari rumahku, aku bisa mendapatkan pemandangan yang begitu indah. Lingkungan disini juga tenang, karena ya memang begitulah pedesaan. Ini benar-benar tempat yang sangat luar biasa, tempat dimana aku selalu merasa ingin pulang hanya untuk sekadar memberi diriku istirahat dan menghirup udara segar.

Jenius

Kangen tidak kangen kamu harus pulang, 

Di hati seseorang, ada yang melihatmu hanya sebagai bayang.

Akibat lama tak bertemu, 

nyaris lupa apa itu rasa sayang. 

Jangan sampai, suatu saat kau tinggallah nama yang cuma bisa dikenang

<p><p class=”p1″ style=”margin: 0px 0px 3px; font-stretch: normal; font-size: 18px; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s1″ style=”font-weight: bold;”>Jenius</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ngomongin soal pulang, bicara tentang banyak hal dari berbagai sudut pandang. </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang ingin pulang karena rindu yang begitu besar</span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang ingin pulang untuk menceritakan keluh kesah yang dirasakan</span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang ingin pulang setelah berhenti berpetualang</span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang ingin pulang setelah menunggu kepastian dan berharap cemas akan kesembuhan. Dan lain sebagainya</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Namun ada juga yang keraguan untuk tidak pulang dengan berbagi alasan, mungkin karena rasa dendam, terlalu sibuk dengan pekerjaan, dan sebab lain yang membuatnya tak memiliki alasan untuk tetap tinggal. </span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Terlepas dari itu semua baik keinginan atau keraguan yang beralasan, semua itu tergantung bagaimana cara pandang kita dalam memaknai arti pulang yang sesungguhnya. </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Namun satu yang pasti, pada akhirnya kita semua akan pulang kembali kepada-Nya. </span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang bilang :</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″> </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>“</span><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>Kangen tidak kangen kamu harus pulang, </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>Di hati seseorang, ada yang melihatmu hanya sebagai bayang.</span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>Akibat lama tak bertemu, </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>nyaris lupa apa itu rasa sayang. </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>Jangan sampai, suatu saat kau tinggallah nama yang cuma bisa dikenang</span><span class=”s2″>”</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Mari kita pulang untuk keluarga, untuk diri kita, dan sang pencipta</p> <p>Sehat selalu untuk kamu dan keluarga ♥️</span></p></p>

Jenius

Kangen tidak kangen kamu harus pulang, 

Di hati seseorang, ada yang melihatmu hanya sebagai bayang.

Akibat lama tak bertemu, 

nyaris lupa apa itu rasa sayang. 

Jangan sampai, suatu saat kau tinggallah nama yang cuma bisa dikenang

<p><p class=”p1″ style=”margin: 0px 0px 3px; font-stretch: normal; font-size: 18px; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s1″ style=”font-weight: bold;”>Jenius</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ngomongin soal pulang, bicara tentang banyak hal dari berbagai sudut pandang. </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang ingin pulang karena rindu yang begitu besar</span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang ingin pulang untuk menceritakan keluh kesah yang dirasakan</span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang ingin pulang setelah berhenti berpetualang</span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang ingin pulang setelah menunggu kepastian dan berharap cemas akan kesembuhan. Dan lain sebagainya</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Namun ada juga yang keraguan untuk tidak pulang dengan berbagi alasan, mungkin karena rasa dendam, terlalu sibuk dengan pekerjaan, dan sebab lain yang membuatnya tak memiliki alasan untuk tetap tinggal. </span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Terlepas dari itu semua baik keinginan atau keraguan yang beralasan, semua itu tergantung bagaimana cara pandang kita dalam memaknai arti pulang yang sesungguhnya. </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Namun satu yang pasti, pada akhirnya kita semua akan pulang kembali kepada-Nya. </span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang bilang :</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″> </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>“</span><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>Kangen tidak kangen kamu harus pulang, </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>Di hati seseorang, ada yang melihatmu hanya sebagai bayang.</span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>Akibat lama tak bertemu, </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>nyaris lupa apa itu rasa sayang. </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>Jangan sampai, suatu saat kau tinggallah nama yang cuma bisa dikenang</span><span class=”s2″>”</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Mari kita pulang untuk keluarga, untuk diri kita, dan sang pencipta</p> <p></span></p><br /> Sehat selalu untuk kamu dan keluarga</p>

Jenius

Kangen tidak kangen kamu harus pulang, 

Di hati seseorang, ada yang melihatmu hanya sebagai bayang.

Akibat lama tak bertemu, 

nyaris lupa apa itu rasa sayang. 

Jangan sampai, suatu saat kau tinggallah nama yang cuma bisa dikenang

<p><p class=”p1″ style=”margin: 0px 0px 3px; font-stretch: normal; font-size: 18px; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s1″ style=”font-weight: bold;”>Jenius</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ngomongin soal pulang, bicara tentang banyak hal dari berbagai sudut pandang. </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang ingin pulang karena rindu yang begitu besar</span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang ingin pulang untuk menceritakan keluh kesah yang dirasakan</span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang ingin pulang setelah berhenti berpetualang</span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang ingin pulang setelah menunggu kepastian dan berharap cemas akan kesembuhan. Dan lain sebagainya</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Namun ada juga yang keraguan untuk tidak pulang dengan berbagi alasan, mungkin karena rasa dendam, terlalu sibuk dengan pekerjaan, dan sebab lain yang membuatnya tak memiliki alasan untuk tetap tinggal. </span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Terlepas dari itu semua baik keinginan atau keraguan yang beralasan, semua itu tergantung bagaimana cara pandang kita dalam memaknai arti pulang yang sesungguhnya. </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Namun satu yang pasti, pada akhirnya kita semua akan pulang kembali kepada-Nya. </span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Ada yang bilang bahwa :</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″> </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>“</span><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>Kangen tidak kangen kamu harus pulang, </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>Di hati seseorang, ada yang melihatmu hanya sebagai bayang.</span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>Akibat lama tak bertemu, </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>nyaris lupa apa itu rasa sayang. </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s3″ style=”font-style: italic;”>Jangan sampai, suatu saat kau tinggallah nama yang cuma bisa dikenang</span><span class=”s2″>”</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; min-height: 16.7px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Mari kita pulang untuk keluarga, untuk diri kita, dan sang pencipta</p> <p></span></p><br /> Sehat selalu untuk kamu dan keluarga</p>

Pulang itu sederhana

Kembali, udah gitu aja.

Dan pulang itu adalah kembali kepada orang- orang yang kita cintai. Kembali pada rindu yang terbayarkan. Kembali pada titik ternyaman.

Meski pada satu waktu pulang itu tidak harus kembali namun sesederhana menitipkan do’a pada sang Maha untuk orang-orang tercinta diseberang sana.

Makna Pulang Bagiku..

Tahun ini menjadi tahun yang berbeda bagiku dan yang lainnya.

Tak bisa pulang dan berkumpul dengan keluarga.

Kata pulang sudah berganti makna, dulu bagiku, pulang itu artinya bisa kembali pada keluarga, menyentuh tangan ibunda, dan bertatapan muka.

Sekarang, pulang sudah bergeser makna. Bagiku, sekarang pulang tak harus kembali kepada keluarga di kampung halaman nun jauh di sana, sekarang makna pulang bagiku cukup bisa mendengar suara ibu lewat telepon genggamku untuk melepas rindu.

Atau bertatapan lewat panggilan video.

Pulang

Pulang menurut aku itu nyaman

Pulang buat aku yang anak rantau tak selamanya harus didefinisikan dengan pulang ke kampung halaman atau mudik. Pada waktu ramadhan gini, memang pulang selalu identik dengan pulang kampung halaman; akupun selalu pulang ke kampung halaman, pulang ke Ibu, pulang ke keluarga. Pulang ke kenyamanan dimana ada Ibu, dan keluarga yang selalu menerima dengan tangan terbuka dan merangkulku dengan rindu.

But sometimes, my messy small room juga bisa menjadi tempatku pulang. Ketika sudah capek, penat dengan tumpukan kerjaan, maka kamar kecil dengan beberapa tempelan di dinding, koleksi album, figure, atau beberapa barang berserakan menjadi tujuanku pulang untuk mencari kenyamanan.

Ibu, keluarga ataupun my messy small room itu adalah tempat nyamanku untuk pulang.

Pulang.

Tahun ini mungkin ragaku belum sepenuhnya pulang.

Tapi doa dan harapanku selalu kuhaturkan untuk semua keluarga dikampung halaman.

Salam untuk bapak ibuk dirumah,

Anakmu kangen.

Ngomongin soal pulang, bicara tentang banyak hal dengan berbagai sudut pandang.
Ada yang ingin pulang karena rindu yang begitu besar.ada yang ingin pulang untuk menceritakan keluh kesah yang dirasakan, ada yang ingin pulang setelah lelah berpetualang, dan ada yang ingin pulang setelah menunggu kepastian dengan berharap cemas akan kesembuhan dan lain sebagainya.

Namun ada juga yang enggan pulang dengan berbagai alasan, mungkin karena rasa dendam, terlalu sibuk dengan pekerjaan, dan sebab lain yang membuatnya tak memiliki alasan untuk tetap tinggal.

Terlepas dari itu semua baik keinginan atau keraguan yang beralasan, semua itu tergantung bagaimana cara pandang kita dalam memaknai arti pulang yang sesungguhnya. Namun satu hal yang pasti, pada akhirnya semua akan pulang kembali kepada-Nya

Ada yang bilang :

“ Kangen tidak kangen kamu harus pulang, di hati seseorang, ada yang melihatmu hanya sebagai bayang

Akibat lama tak bertemu, nyaris lupa apa itu rasa sayang. 
Jangan sampai, suatu saat kau tinggallah nama yang cuma bisa dikenang “

Mari kita pulang untuk orang tersayang, untuk diri kita, dan sang pencipta

Sehat selalu buat kamu dan keluarga ♥️

Menurutku pulang itu ya kembali, kembali ke rumah dimana orang-orang terkasih berada, dimana pelukan hangat dan cinta kasih selalu berlimpah, dan dimana masakan-masakan lezat mama selalu tersedia. Mau kemanapun dan sejauh apapun kita pergi, kita akan selalu membutuhkan rumah untuk pulang. Karena rumah adalah dimana kita selalu diterima dan rumah adalah tempat ternyaman yang kita miliki.

Di bulan ramadhan kali ini sedih juga ketika mendengar kabar kalau bakal banyak saudara-saudara kita yang nggak bisa pulang karena pandemi yang sedang terjadi. Tapi dengan adanya pandemi ini juga jadi banyak orang termasuk aku yang makin sadar, kalau pulang itu adalah moment yang berharga dan merupakan hal terbaik untuk dilakuin.

Disetiap kepergian akan selalu ada kepulangan. Dari kata pulang itulah menjadi hal yang selalu ditunggu-tunggu. Pulang untuk kembali mengisi ruang kosong yang sudah lama ditinggalkan. Pulang untuk menjadi suatu bagian utuh dalam keluarga.

Arti pulang tahun ini mungkin berbeda tapi dengan adanya teknologi semua terasa begitu dekat, entah kapan waktu “pulang" yang tepat akan datang. Disini ku setia menunggunya dengan selalu berdoa semoga keadaan kembali normal dimana tidak ada jarak yang dapat memisahkan antara satu dan yang lainnya.

Jarak begitu pedih tapi untuk melindungi orang terkasih semua menjadi kewajiban yang harus dipegang teguh dengan menahan kepulangan yang selama ini sudah ditunggu.

Semoga dari semua hal yang terjadi baik atau buruknya dapat saling menerima dan percaya bahwa semuanya akan dipersatukan kembali dengan cara yang baik.

PULANG menjadi kata terindah ketika lelah, penat dan suntuk datang menghampiriku.

Rumah menjadi tempat PULANG terbaikku. Rumah tidak hanya bangunan dimana aku tumbuh dewasa, tapi rumah menjadi tempat dimana aku mendapatkan rasa dicintai, kenyamanan, dan rasa aman 💕

Karena rumah adalah tempat PULANG terbaikku, maka keluarga adalah tempat ternyamanku untuk menitipkan rindu ini agar ada alasan untuk aku bisa PULANG.

Walaupun saat ini ‘WaktunyaPulang’ menjadi salah satu hal yang tidak bisa dilakukan semua orang, percayalah makna PULANG tidak sesempit “bertemu" keluarga saja.

Karna jika bagimu makna PULANG adalah keluarga, maka ‘WaktunyaPulang’ mungkin bukan menjadi hal yang baik untuk saat ini, tetapi percayalah, kamu yg memilih tidak PULANG telah memaknai arti PULANG yang sesungguhnya. Karena itu berarti kamu menyingkirkan rindumu sementara untuk memastikan  keluargamu tetap baik-baik saja.

Itulah makna PULANG yang lebih luas menurut akuu 😊

Dan moment ‘Waktunya pulang’ pasti akan tiba ketika pandemik ini berakhir dan waktunya akan tepat untuk menyatakan rindu yang sudah meminta dirinya untuk dilepaskan..

Tenang saja, karena “Waktunya pulang" akan tiba pada waktu yang tepat untukku, untukmu dan untuk kita semua 💕💕

“SESUNGGUHNYA PULANG"

“Pulang yuk!", “Pulang dulu ya", “Udah sana pulang", “Pulangnya hati-hati" dan sebagainya.

Kata sederhana yang terucap mudah, sering dan menjadi biasa. Tidak ada yang salah jika mengganggapnya demikian, karena dalam situasi normal kata tersebut memang biasa saja.

Tapi, hampir 4 tahun yang lalu, kata “pulang" memiliki arti yang lebih mendalam untuk saya secara pribadi. Hal tersebut karena Ayah saya berPULANG. Beliau pulang dan benar-benar pulang. Bisa dikatakan bahwa Beliau SESUNGGUHNYA PULANG.

Bagi saya, kondisi tersebut menggambarkan kata pulang yang sebenarnya. Tanpa pamit, tanpa pesan, tanpa diperintah, tanpa direncanakan dan tanpa kembali.

Sehingga, Pulang = Balik ke asal.

PULANG

Pengertian pulang menurut KBBI versi online adalah pergi ke rumah atau ke tempat asal. Kalau pengertian pulang diambil dari bahasa Inggris adalah go home.

Jadi menurut saya pulang bisa diartikan kembali ke rumah.

Rumah adalah dimana tempat tinggal orang-orang yang saya kasihi dan mengasihi saya. Di rumah saya tempat melepaskan rindu, lelah, tempat untuk berbagi, bercanda, menjadi diri sendiri, terdapat banyak kenangan, berlindung, beristirahat dan banyak hal lainnya bisa saya lakukan.

Keseharian saya setiap hari pasti pulang ke rumah (saya tinggal bersama orang tua). Setiap hari selalu ada kerinduan untuk pulang dan bertemu seluruh orang yang tinggal di rumah, walaupun jarak rumah dari tempat kerja memakan waktu sekitar 40 menit.

Pandemi covid-19 telah mengubah rutinitas kegiatan sehari-hari. Saya tidak dapat lagi melakukan kegiatan pekerjaan seperti sebelumnya. Sehingga aktivitas yang saya lakukan kebanyakan berada di rumah. Saya bersyukur masih bisa beraktivitas di rumah meskipun dengan situasi dan kondisi seperti sekarang ini. Tetap tenang, tidak kuatir dengan apa yang akan terjadi dan memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan pemerintah saat ini.

Dalam rangka lebaran tahun ini saya boleh memanfaatkan teknologi untuk menjalankan silaturahmi dengan erat bisa dilakukan dengan online, tanpa harus ketemu dengan fisik. Dan biarlah semuanya berakhir dengan manis dan berharap badai segera berlalu. Amin.

#pulang #gohome #stayathome #dirumahaja #btpnjenius

mungkin sudah terlalu banyak makna pulang yang sudah terlonta oleh teman-teman diatas.

aku hanya ingin mengutarakan cara yang mungkin agak sedikit berbeda.

P     Pikiranku saat ini kacau, gundah dan resah.

U    Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluargaku

L     Lalu memberikan THR kepada orangtuaku

A    Apa yang harus kulakukan? sungguh aku tak tau.

N    Namun aku yakin, semua akan baik baik saja.

G    Ga semua kebutuhan adalah tentang uang. kebutuhan juga tentang kebersamaan.

semoga dengan #dirumahaja ga melulu tentang pengeluaran, tapi juga tentang #kebersamaan.

 ~Seuntai kata ~

     Pulang…..

“nak kapan pulang?"

“nak sudah buka puasa?"

“nak kamu baik-baik saja kan?"

“nak ibu kangen!."

Bu dengan raga ini aku sangat merindukanmu….sungguh…bu…

Dimana, raga menginginkan kehadiran keluarga yang hangat nan nyaman, dimana tidak perlu merasakan perihnya kerinduan,hati bergejolak ingin memelukmu ibu.

namun……namun……namun…..

keadaan. iya. keadaan yang memaksaku untuk diam dari memandang wajahmu, yang sudah berkorban selama ini seorang diri, tanpa sosok ayah.

Aku ingin pulang…..pulang…..pulang…

Menceritakan semua keluh kesah, bahagia bersamamu, iya. Disampingmu, didalam dekapanmu, aku ingin bermanjaan disampingmu ibu.

Doakan aku bu, yang kini berada di ibu kota berjuang untukmu.

semoga aku bisa segera pulang bertemu denganmu.

pulangku sangat berarti katamu bu.

pulangku sangat dirindukan katamu bu.

pulangku akan disambut makanan kesukaanku katamu bu.

semoga pulangku disemogakan….

Aamiin ✨

#2020lekasmembaik

#artipulanguntukmuibu

“Pulang"

adalah sebuah kata yang cukup sentimental untuk dibicarakan, banyak emosi yang terbesit hanya dengan mendengar satu kata itu apalagi harus membayangkan sosok-sosok dibaliknya.

Ibu.. Bapak.. seluruh anak harus bertemu dengan mereka bagaimana pun caranya, kalau tidak, bisa habis energi terkuras pandemi ini, terkuras kondisi yang semakin hari tidak pasti, bisa hilang jati diri, malah mengikis kewarasan setiap orang.

‘pulang’ kali ini memang sangat berbeda, mungkin aku tidak bisa menyentuh dan merasakan hangatnya pelukan ibu atau nasihat bapak yang menyejukkan. Tapi bukan berarti aku tidak bisa bertemu mereka sama sekali, setidaknya aku masih bisa melihat wajah sendu mereka di layar ponsel canggihku yang sedikit banyak mengobati rinduku walaupun belum sepenuhnya melegakan hatiku

momen pertemuanku kali ini menjadi cara ‘pulang’ yang langka dan berharga.

Tapi tidak hanya itu, ‘pulang’ saat ini memberiku banyak pelajaran untuk mensyukuri dan menghargai lebih banyak hal, bahwa yang berharga akan jauh lebih berharga kalau hal tersebut sulit untuk dijama maka bukan hanya berharga tapi ‘pulang’ kali ini menjadi kata yang ‘istimewa’ dengan caranya sendiri.

Pulang, banyak orang mengatakan bahwa pulang adalah kembali ke rumah, tapi menurutku, pulang merupakan akhir bahagia dari penantian panjang sebuah mimpi-mimpi, tempat untuk melepaskan segala keluh kesah, beban, maupun suka cita.

Moment yang paling terindah dari segalanya ketika berkumpul bersama keluarga bercanda tawa, berbagi cerita, hingga kisah² dalam perjalanan hidup.

Tapi, karena pandemi corona ini,

arti pulang menurut aku bukan berarti harus berkumpul bersama keluarga, tetapi bagaimana membuat mereka terasa aman, nyaman, dan tetap dalam kondisi sehat.

Tidak pulang selama pandemi merupakan kasih sayang besar kepada keluarga.

Masih banyak cara untuk membuat mereka tetap bahagia, salah satunya dengan komunikasi lewat sosial media dengan memberi kabar bahwa kita masih baik-baik aja.

Pulang,

Kulakukan ketika hati rindu pada hangatnya rumah.

Menjadi kegiatan ketika raga lelah setelah bekerja.

Alasan untuk terus berjuang setelah meninggalkan keluarga.

Dua belas tahun lamanya aku telah pergi merantau, jauh dari sebuah rumah yang penuh kasih sayang keluarga yang hangat, tempat berpulang setelah raga lelah bekerja setiap harinya. Di setiap tahunnya, selalu ada kesempatan untuk ‘pulang’, namun selalu saja ada yang terasa kurang. Aku telah lupa rasanya kumpul bersama dengan keluarga secara lengkap. Selalu saja kesempatan itu kurang sesuatu, entah itu karena kurang si bungsu, entah itu karena si tengah lagi ada urusan, atau karena aku sebagai si sulung yang memang tidak dapat kembali.

Mengutip tulisan adikku, dia merasa sedih, pedih, perih rasanya, foto keluarga yang diunggah setiap tahun, selalu kehilangan komponennya. Tak terucapkan memang, selalu berlindung dibalik ungkapan “yang penting bukan bentuknya, tapi esensinya”.

Suatu kesempatan, si sulung, tengah dan bungsu memutuskan untuk mengorbankan ego-nya masing-masing, mengosongkan jadwal mereka masing-masing untuk dapat berkumpul bersama bapak dan ibu bersama. Karena si sulung berada di Jakarta, si tengah berada di Tangerang, si bungsu berada di Bandung, serta sang orang tua berada di Pekanbaru, maka akhirnya diputuskan bukan sang anak yang kembali, melainkan orang tua yang diajak untuk datang.

Kami pun berhasil membawa kedua orang tua untuk mau ‘pulang’ ke Bandung, tinggal di sebuah rumah yang kami sewa untuk bermalam bersama. Rumah tempat rindu berkumpul, tempat melepas lelah akibat aktivitas rutin sehari-hari.

Pada akhirnya, pulang bagiku adalah kegiatan kembali kepada mereka yang menyayangiku.

Pulang tidak dapat diukur dengan dimensi lokasi, tetapi di dalamnya terkandung kasih yang menunggu kita untuk kembali.

Setahun yang lalu, pulang bagiku adalah menyerah…

5 September 2011, pertengkaran hebatku dengan Ibu yang berujung aku meninggalkan rumah dan bertekad untuk tidak pernah kembali. 

8 tahun kemudian, kekecewaan itu masih sama, luka itu tak pernah sembuh. Tapi waktu membuktikan bahwa cinta dan sayang Ibu tak pernah berubah dan berkurang untukku. Ibu selalu menjadi orang pertama yang ku telpon saat mengalami kesulitan di rantau. Ibu adalah orang pertama yang kuminta doa saat interview-interview kerja. Ibu tak pernah berubah, selalu menyayangiku tanpa syarat.

Setelah berpikir beberapa tahun, aku memutuskan untuk pulang dan berdamai dengan semua luka dan perasaan kecewa karena aku juga sangat menyayangi Ibu. Pulang bagiku adalah menyerah, membuang ego dan kekecewaan. Karena aku sadar waktu tak pernah sebanyak yang aku rencanakan.

Pulang…

Memiliki arti bahwa sejauh apapun kita melangkah, entah itu untuk pergi ke sekolah, kerja, merantau, travelling, dan lain sebagainya. Pasti tujuan akhir kita selalu ‘rumah‘, entah itu rumah keluarga, rumah sanak saudara di kampung halaman.

Pulang ke rumah setelah kita melangkah dari suatu tempat.

Memang merupakan hal yang paling bikin kita semangat.

Untuk bisa segera bertemu dan berkumpul bersama keluarga terdekat.

Sebab, terasa hangat.

Dan bisa melepas penat.

Menyambut hari yang Fitri.

Seharusnya orang-orang sedang mempersiapkan diri.

Untuk pulang ke kampung halaman bersama orang terkasih.

Demi menjumpai keluarga ataupun sanak saudara yang dicintai.

Tapi…

Semua itu harus sirna dan membuat kita harus menunggu pada hal yang tak pasti.

Karena kita semua sedang dihadapkan pada situasi melawan pandemi.

Kalau kita tidak pulang.

Perasaan rindu semakin bertambah pada orang yang disayang.

Tapi, kalau kita semua memaksakan untuk pulang.

Mau sampai kapan pandemi ini akan hilang ?

Ah, ya sudah lah.

Demi kebaikan bersama.

Sebaiknya kita patuhi aturan dan himbauan yang ada.

Tunda dulu keinginan kita.

Menjauh untuk menjaga.

Karena cepat atau lambatnya wabah ini sirna,

juga tergantung dari kita.

Doakan yang terbaik untuk Indonesia.

Percaya dan yakinlah.

Bersama, kita mampu kalahkan Corona !

Pssttt…

Kalau Corona sudah hilang.

Barulah kita pulang.

Untuk menjumpai orang yang disayang.

Stay safe and stay healthy !

Kali itu tahun 2011 untuk pertama kalinya aku merantau jauh dari orangtua, ke pulau seberang. Aku diantar oleh Ayahku ke bandara untuk pertama kalinya. Perjalanan dari rumah ke bandara yang menempuh waktu hingga 7 jam membuat kami harus menginap semalam di rumah kerabat.

Aku tahu raut muka Ayahku sedih saat itu karena harus merelakan anaknya merantau sendiri di tanah orang. Tapi Ayahku berusaha menunjukkan muka yang biasa saja. Ibukku apalagi, beliau memelukku erat dan menangis sebelum aku pergi.

Satu bulan pertama. Nyaris hampir setiap hari aku menangis. Aku rindu Ibuk di kampung halaman. Aku rindu masakan Ibuk. Aku rindu dibangunkan setiap pagi oleh Ayah. Aku rindu dibuatkan sarapan setiap pagi. Aku rindu momen ngopi sore bersama keluarga di rumah sambil bercengkerama. Aku rindu dibangunkan sahur sama Ayah. Aku rindu dibuatkan mie instan paling enak sama Ayah. Aku rindu semua itu.

Tapi semakin ke sini aku semakin terbiasa, terbiasa untuk tidak merasakan kenyamanan yang ada di rumah. Menahan.

Saat pulang dan mudik lebaran, aku mencium aroma itu. Pernah juga kan kamu mencium aroma koper dan baju-baju yang kamu lipat? Aroma jalanan kota, kesibukan di bandara dan stasiun, melihat orang-orang tampak bahagia karena akan bertemu orang yang tersayang. Rasa rindu yang sudah mereka tahan. Itulah yang aku rasakan setiap aku pulang.

Bahwa pulang adalah hal yang patut kita apresiasi untuk diri kita dan orang yang kita sayang. Diri kita yang bersabar dan mampu menahan rindu untuk tidak bertemu. Pulang adalah time capsule yang membawa kita pada momen-momen berharga bersama keluarga. Kamu akan merindukan segala hal yang awalnya kau benci dahulu. Apalagi hal yang manis, sudah pasti kamu rindu.

Dengan kita pulang juga membuat kita sadar, bahwa rumah adalah muara dari segala rasa. Rumah adalah tempat ternyaman untuk kita berlabuh dan bercerita.

Maka pergilah, hingga kau merasakan bagaimana rasanya ‘pulang’.

Pulang

<p><p class=”p1″ style=”margin: 0px 0px 3px; font-stretch: normal; font-size: 22px; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s1″ style=”font-weight: bold;”>Pulang</span></p><br /> <p class=”p2″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 17px; line-height: normal; min-height: 20.3px; -webkit-text-size-adjust: auto;”></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 17px; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Pulang itu menurut aku adalah perjalanan kembali ke tempat dimana kita selalu merasa di terima, tempat kita selalu merasa nyaman untuk menjadi apa adanya walopun terkadang sering merasa bukan siapa-siapa. Tapi pulang selalu membuat kita akhirnya merasa aman, aman dari hal-hal yang kita anggap buruk dan kita takutkan. </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 17px; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Pulang adalah pelepasan rasa rindu dan pilihan pertama ketika merasa lelah. </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 17px; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Pulang adalah perasaan lega ketika kita tau masih ada banyak hal untuk di perjuangkan dan selalu ada alasan untuk terus berjuang. </span></p><br /> <p class=”p3″ style=”margin: 0px; font-stretch: normal; font-size: 17px; line-height: normal; -webkit-text-size-adjust: auto;”><span class=”s2″>Karna hakikatnya pulang adalah kembalinya kita kepada orang-orang tersayang.</span></p></p>