Siapa sih yang nggak tahu bahwa Jenius itu produk perbankan?
BANYAK.
It surprised me waktu di satu wag saya mention Jenius ketika bahas ‘nabung tanpa buku tabungan’ dan dibalas ‘tapi Jenius kan dompet elektronik, bukan tabungan’.
Tiga tahun dan ternyata belum cukup menyosialisasikan bahwa Jenius itu, ya, tabungan. Masalah orang belum join atau jadi nasabah Jenius, sih, lain perkara, ya. Tapi setidaknya orang tahu dulu bahwa Jenius itu produk perbankan.
In a different level.
The digital level.
Ini kenapa saya merasa perlu emphasize #JeniuslyBanking.
Bahwa banking sudah nggak ribet.
Bahwa banking sudah nggak buang waktu.
Bahwa banking [with Jenius] is a Jenius way to bank.
Pointing out fitur-fitur Jenius dalam berbagai tulisan dan sharing tentang Jenius sudah sangat oke. Bahkan terlalu oke sampai orang teralihkan bahwa Jenius bukan sekedar e-wallet. It’s way over that dan bahkan salah satu fiturnya sebagai tabungan adalah mudahnya top up e-wallet via Jenius.
Jadi, setelah tiga tahun embracing Gen C, mengapa nggak mulai mencoba menyolek nasabah tradisional?
Mereka pakai gadget juga, kok, sekarang.
Mereka sudah melek digital juga, kok.
Mereka juga mau, kok, banking dengan mudah, cepat, ga ribet, ga pakai antri, dan bisa lebih banyak pegang kontrol atas fitur-fitur perbankan mereka.
Mengapa nggak coba mengenalkan terms seperti ‘tabungan Jenius’, atau ‘rekening Jenius’, atau ‘transfer antar bank dengan Jenius’ dan semacamnya. Intinya, pakai istilah perbankan tradisional untuk lebih memperkenalkan Jenius kepada mereka yang masih banking in traditional way.
Sudah waktunya mereka ikut the hype of #JeniuslyBanking.