Comments ( 37 )Write Response

imamadyan

Hai Kak, mau tanya donk terkait pengembangan aplikasi. Untuk pembuatan satu fitur di Jenius, kira-kira memerlukan waktu berapa lama? dan bisa tolong dijelasin stages/langkah yang perlu ditempuh dalam membuat fitur baru di Jenius?
Makasih sebelumnya

<p>Hai Kak, mau tanya donk terkait pengembangan aplikasi. Untuk pembuatan satu fitur di Jenius, kira-kira memerlukan waktu berapa lama? dan bisa tolong dijelasin stages/langkah yang perlu ditempuh dalam membuat fitur baru di Jenius?<br /> Makasih sebelumnya</p>

23 July, 2019 Like ( 3 )

• 

  virginanda

  Hi, Kak Imamadyan!

   

  Terima kasih ya, sudah menulis pertanyaan di forum diskusi Jenius Co.Create. Tim SQA Jenius akan membantu buat menjawab pertanyaan kamu, jam 16.00 WIB.

   

  Ditunggu ya!

  <p>Hi, Kak Imamadyan!</p> <p> </p> <p>Terima kasih ya, sudah menulis pertanyaan di forum diskusi Jenius Co.Create. Tim SQA Jenius akan membantu buat menjawab pertanyaan kamu, jam 16.00 WIB.</p> <p> </p> <p>Ditunggu ya!</p>

  23 July, 2019 Like ( 4 )
• 

  setiatir

  Hi CoCreators,

  Perkenalkan saya Tia dari tim SQA Jenius.

  Untuk pembuatan/development (dan testing) satu fitur waktunya tergantung dari besar kecilnya fitur tersebut. Kalau fitur nya tidak terlalu besar, bisa 1-2 sprint >> sekitar 2-4minggu. Tapi kalau fitur nya besar bisa 2-3 bulan bahkan lebih 🙂

  Proses untuk membuat dan menentukan fitur ini di lakukan dan ditentukan oleh Chapter/team lain. Secara garis besar, ide-ide dari para Product Owner akan di godog dan ditentukan mana yang layak naik dengan melihat perkembangan finansial saat ini. Tentunya ada prioritas fitur mana yang akan di dahulukan.

  Kalau dari sisi SQA, untuk launch satu atau beberapa fitur, kami biasanya melakukan Functionality Test yang kami istilahkan dengan BBQ test, compatibility test untuk memastikan fitur tersebut aman di multi platform dan versi serta melakukan sanity check untuk memastikan fitur ini tidak ‘menyenggol’ fitur lain.

  Terima kasih atas pertanyaannya, semoga ini menjawab pertanyaan nya ya

  <p>Hi CoCreators,</p> <p>Perkenalkan saya Tia dari tim SQA Jenius.</p> <p>Untuk pembuatan/development (dan testing) satu fitur waktunya tergantung dari besar kecilnya fitur tersebut. Kalau fitur nya tidak terlalu besar, bisa 1-2 sprint >> sekitar 2-4minggu. Tapi kalau fitur nya besar bisa 2-3 bulan bahkan lebih 🙂</p> <p>Proses untuk membuat dan menentukan fitur ini di lakukan dan ditentukan oleh Chapter/team lain. Secara garis besar, ide-ide dari para Product Owner akan di godog dan ditentukan mana yang layak naik dengan melihat perkembangan finansial saat ini. Tentunya ada prioritas fitur mana yang akan di dahulukan.</p> <p>Kalau dari sisi SQA, untuk launch satu atau beberapa fitur, kami biasanya melakukan Functionality Test yang kami istilahkan dengan BBQ test, compatibility test untuk memastikan fitur tersebut aman di multi platform dan versi serta melakukan sanity check untuk memastikan fitur ini tidak ‘menyenggol’ fitur lain.</p> <p>Terima kasih atas pertanyaannya, semoga ini menjawab pertanyaan nya ya</p>

  23 July, 2019 Like ( 4 )

yunanpras

Hai SQA team Jenius,

mau tanya nih teknologi atau software yang digunakan untuk QA apa ya? tidak mungkinkan secara manual, nah berkaitan dengan jobdesk dan fitur yang ada di jenius pertanyaan saya lagi di jenius ada fitur tarik topup uang untuk ditabung nah kalau transaksi kita nyangkut begitu apakah problem tersebut kewenangan pihak QA juga yang harus bertanggung jawab?

 

Terima kasih

<p>Hai SQA team Jenius,</p> <p>mau tanya nih teknologi atau software yang digunakan untuk QA apa ya? tidak mungkinkan secara manual, nah berkaitan dengan jobdesk dan fitur yang ada di jenius pertanyaan saya lagi di jenius ada fitur tarik topup uang untuk ditabung nah kalau transaksi kita nyangkut begitu apakah problem tersebut kewenangan pihak QA juga yang harus bertanggung jawab?</p> <p> </p> <p>Terima kasih</p>

23 July, 2019 Like ( 2 )

• 

  setiatir

  Hi kak Yunanpras,

  Perkenalkan saya Tia, dari Tech SQA Jenius. Saya coba bantu jawab ya

  Kalau saya baca ada dua pertanyaan ya, satu tentang software untuk Manual testing dan satu lagi tentang kewenangan SQA terkait issue production (misal tarik tunai/topup amount).

  Untuk pertanyaan pertama, Manual testing di SQA Jenius menggunakan software juga, namanya Testrail. Gunanya, untuk maintain test cases.  bisa di reuse dan terintegrasi juga dengan automation script.

  Fitur Report dari Testrail juga bermanfaat, langsung kelihatan mana test cases yang failed dan mana yang passed.

  Terkait issue production, ada team sendiri yang bantu mengurus issue-issue production. Issue-issue tersebut akan di cek, jika memang ada kesalahan dari sisi aplikasi, maka issue tersebut akan di highlight di masing-masing squad yang bertanggung jawab untuk di perbaiki dan di test oleh tim SQA. Jadi tanggung jawabnya bukan hanya tim SQA saja, melainkan keseluruhan tim yang terkait dengan fitur yang ada issue tersebut.

  Semoga terjawab yaa… terima kasih kak Yunanpras atas pertanyaannyaa 🙂

  <p>Hi kak Yunanpras,</p> <p>Perkenalkan saya Tia, dari Tech SQA Jenius. Saya coba bantu jawab ya</p> <p>Kalau saya baca ada dua pertanyaan ya, satu tentang software untuk Manual testing dan satu lagi tentang kewenangan SQA terkait issue production (misal tarik tunai/topup amount).</p> <p>Untuk pertanyaan pertama, Manual testing di SQA Jenius menggunakan software juga, namanya <strong>Testrail. </strong>Gunanya, untuk <em>maintain test cases</em>.  bisa di <em>reuse</em> dan terintegrasi juga dengan <em>automation script</em>.</p> <p>Fitur<em> Report</em> dari Testrail juga bermanfaat, langsung kelihatan mana test cases yang <em>failed</em> dan mana yang passed.</p> <p>Terkait issue production, ada team sendiri yang bantu mengurus issue-issue production. Issue-issue tersebut akan di cek, jika memang ada kesalahan dari sisi aplikasi, maka issue tersebut akan di highlight di masing-masing squad yang bertanggung jawab untuk di perbaiki dan di test oleh tim SQA. Jadi tanggung jawabnya bukan hanya tim SQA saja, melainkan keseluruhan tim yang terkait dengan fitur yang ada issue tersebut.</p> <p>Semoga terjawab yaa… terima kasih kak Yunanpras atas pertanyaannyaa 🙂</p>

  23 July, 2019 Like ( 4 )

Ardy

Halo kak saya mau nanya nih.. sebagai QA Enginer apakah ada case case yang kira kira susah di test oleh QA Enginer? contohnya seperti apa ya? dan untuk pengetesan di QA Enginer biasanya make tools apa ya kalau boleh tau. terima kasih

<p>Halo kak saya mau nanya nih.. sebagai QA Enginer apakah ada case case yang kira kira susah di test oleh QA Enginer? contohnya seperti apa ya? dan untuk pengetesan di QA Enginer biasanya make tools apa ya kalau boleh tau. terima kasih</p>

23 July, 2019 Like ( 2 )

• 

  setiatir

  Halo kak Ardy,

  Perkenalkan saya Tia dari SQA Jenius.

  Yang paling sulit bagi SQA adalah test yang menggunakan third party tool. Misalnya, ketika registrasi new customer. Agar customer tersebut bisa melakukan transaksi, di perlukan akses ke tool lain untuk menjadikan aktif customer.

  Kebayang kan, pindah-pindah tool untuk memastikan registrasi berjalan dengan benar.

  Tools yang kami gunakan, Selain Testrail sebagai management test cases nya, ada juga katalon dan cucumber.

  Thanks kak Ardy atas pertanyaannya 🙂

  <p>Halo kak Ardy,</p> <p>Perkenalkan saya Tia dari SQA Jenius.</p> <p>Yang paling sulit bagi SQA adalah test yang menggunakan third party tool. Misalnya, ketika registrasi new customer. Agar customer tersebut bisa melakukan transaksi, di perlukan akses ke tool lain untuk menjadikan aktif customer.</p> <p>Kebayang kan, pindah-pindah tool untuk memastikan registrasi berjalan dengan benar.</p> <p>Tools yang kami gunakan, Selain Testrail sebagai management test cases nya, ada juga katalon dan cucumber.</p> <p>Thanks kak Ardy atas pertanyaannya 🙂</p>

  23 July, 2019 Like ( 3 )

Abi Ardhillah

Halo, Kak! Mau tanya dong, pernah ngga sih ngalamin kesulitan untuk mendapatkan environment yang optimal pas mau testing? Kalo misalnya ada, pas di fitur apa? Hehe

<p>Halo, Kak! Mau tanya dong, pernah ngga sih ngalamin kesulitan untuk mendapatkan environment yang optimal pas mau testing? Kalo misalnya ada, pas di fitur apa? Hehe</p>

23 July, 2019 Like ( 3 )

• 

  setiatir

  Halo kak Abi,

  Haha, ini maksudnya environment test nya kan ya? Sering kok. Percaya deh, banyak banget issue-issue environment yang terjadi saat kami melakukan testing.

  Misal nya karena ada login issue. impact nya semua test run jadi failed. Malah kami tidak bisa login sama sekali ke App testing kami.

  Atau ada lagi, sudah SQA sudah melakukan transaksi banyak, tapi ternyata data Transaction History tidak turun di In & Out. Padahal testnya adalah untuk melakukan pengecekan data.

  Hehe, tapi seru.. kalau udah seperti ini, group-group yang terkait testing akan ramai dengan comment dari para SQA. 😀

  Terjawab kan ya pertanyaan dari Kak Abi..

  <p>Halo kak Abi,</p> <p>Haha, ini maksudnya environment test nya kan ya? Sering kok. Percaya deh, banyak banget issue-issue environment yang terjadi saat kami melakukan testing.</p> <p>Misal nya karena ada login issue. impact nya semua test run jadi failed. Malah kami tidak bisa login sama sekali ke App testing kami.</p> <p>Atau ada lagi, sudah SQA sudah melakukan transaksi banyak, tapi ternyata data Transaction History tidak turun di In & Out. Padahal testnya adalah untuk melakukan pengecekan data.</p> <p>Hehe, tapi seru.. kalau udah seperti ini, group-group yang terkait testing akan ramai dengan comment dari para SQA. 😀</p> <p>Terjawab kan ya pertanyaan dari Kak Abi..</p>

  23 July, 2019 Like ( 4 )
• 

  Abi Ardhillah

  Kak Tia, makasih banyak atas jawabannya. Seru banget ya Kak kerjaanya, tapi pernah ngga sih Kak ada test cases atau sanity check yang kelewat pada saat fitur tersebut udah launch? yang akhirnya nyenggol sama sistem/fitur lainnya? Misalnya kayak kejadian yang kemarin tiba-tiba ada notif anonymous login itu? hehe

  <p>Kak Tia, makasih banyak atas jawabannya. Seru banget ya Kak kerjaanya, tapi pernah ngga sih Kak ada test cases atau sanity check yang kelewat pada saat fitur tersebut udah launch? yang akhirnya nyenggol sama sistem/fitur lainnya? Misalnya kayak kejadian yang kemarin tiba-tiba ada notif anonymous login itu? hehe</p>

  24 July, 2019 Like ( 3 )
• 

  setiatir

  Hai hai kak Abi,

  Failed login attempt itu ya? Kalau itu bukan dari sanity check yang terlewat, melainkan ada mekanisme dimana Jenius akan mengirim kembali notifikasi yang sebelumnya pernah gagal terkirim.

  Improvement yang Jenius ambil terkait issue tersebut, Jenius tidak akan mengirimkan notifikasi yang gagal, let say 24 jam sebelumnya. Sehingga tidak akan menimbulkan kepanikan kepada nasabah.

  Semoga terjawab yaaa.. thank you!

  <p>Hai hai kak Abi,</p> <p>Failed login attempt itu ya? Kalau itu bukan dari sanity check yang terlewat, melainkan ada mekanisme dimana Jenius akan mengirim kembali notifikasi yang sebelumnya pernah gagal terkirim.</p> <p>Improvement yang Jenius ambil terkait issue tersebut, Jenius tidak akan mengirimkan notifikasi yang gagal, let say 24 jam sebelumnya. Sehingga tidak akan menimbulkan kepanikan kepada nasabah.</p> <p>Semoga terjawab yaaa.. thank you!</p>

  24 July, 2019 Like ( 3 )
• 

  Abi Ardhillah

  Terjawab banget kak Tia, Terima kasih banyak yaa. Have a nice day!

  <p>Terjawab banget kak Tia, Terima kasih banyak yaa. Have a nice day!</p>

  25 July, 2019 Like ( 3 )

Elvina Taher

Mbak Tia, untuk jadi seorang QA, ada gak sih tes tertentu saat rekrutmen? Kalau ada tesnya secara umum seperti apa ya? Lalu penilaian dia lolos rekrutmen itu apa aja?

<p>Mbak Tia, untuk jadi seorang QA, ada gak sih tes tertentu saat rekrutmen? Kalau ada tesnya secara umum seperti apa ya? Lalu penilaian dia lolos rekrutmen itu apa aja?</p>

23 July, 2019 Like ( 1 )

• 

  setiatir

  Iyes kak Elvina,

  Pasti ada dooong, secara umum kandidat SQA harus tahu tentang Software Quality Assurance, jenis-jenis testing, cara bikin test cases dan sebagainya yang berhubungan dengan Software testing.

  Penilaian supaya lolos nya lumayan banyak, ga cukup tau tentang technical saja melainkan juga harus cocok juga secara culture. Iya, culture nya Jenius tentunya 😀

  Semoga terjawab ya kak Elvina

  <p>Iyes kak Elvina,</p> <p>Pasti ada dooong, secara umum kandidat SQA harus tahu tentang Software Quality Assurance, jenis-jenis testing, cara bikin test cases dan sebagainya yang berhubungan dengan Software testing.</p> <p>Penilaian supaya lolos nya lumayan banyak, ga cukup tau tentang technical saja melainkan juga harus cocok juga secara culture. Iya, culture nya Jenius tentunya 😀</p> <p>Semoga terjawab ya kak Elvina</p>

  23 July, 2019 Like ( 1 )

RioPurcahyanto

Hi kakak² team SQA,

Developing aplikasinya itu native atau cross platform ? Boleh tau pake bahasa apa ?

Biasanya tiap IDE ada testingnya, misal android studio ada unit dan instrumentation test, berarti team SQA mainnya di bagian itu dan Program Testing khusus ya ?

Alurnya dari developing sampai production itu gimana sih ka?

Terima kasih

<p>Hi kakak² team SQA,</p> <p>Developing aplikasinya itu native atau cross platform ? Boleh tau pake bahasa apa ?</p> <p>Biasanya tiap IDE ada testingnya, misal android studio ada unit dan instrumentation test, berarti team SQA mainnya di bagian itu dan Program Testing khusus ya ?</p> <p>Alurnya dari developing sampai production itu gimana sih ka?</p> <p>Terima kasih</p>

23 July, 2019 Like ( 1 )

• m

  malisa

  Hai Kak Rio,

  Perkenalkan saya Malisa dari Jenius.

   

  Developing aplikasi nya pake React Native, pemogramannya menggunakan Java Script yg support cross platform.

  Buat unit dan instrument test dilakukan dalam proses developing oleh developer. Naah developer harus memastikan unit test nya berhasil sebelum masuk testing by SQA.

   

  Alur developingnya, jadi SQA harus menguji di environment SIT, jika di env SIT sudah OK dan tidak ada issue lalu kita lanjut ke environment UAT, naah di UAT, SQA jg mengharuskan testing end to end berdasarkan user perspective dan jika di UAT sudah tidak ada issue next nya kita persiapan naik prod.

   

  Semoga terjawab ya Kak Rio 🙂

   

   

   

  <p>Hai Kak Rio,</p> <p>Perkenalkan saya Malisa dari Jenius.</p> <p> </p> <p>Developing aplikasi nya pake React Native, pemogramannya menggunakan Java Script yg support cross platform.</p> <p>Buat unit dan instrument test dilakukan dalam proses developing oleh developer. Naah developer harus memastikan unit test nya berhasil sebelum masuk testing by SQA.</p> <p> </p> <p>Alur developingnya, jadi SQA harus menguji di environment SIT, jika di env SIT sudah OK dan tidak ada issue lalu kita lanjut ke environment UAT, naah di UAT, SQA jg mengharuskan testing end to end berdasarkan user perspective dan jika di UAT sudah tidak ada issue next nya kita persiapan naik prod.</p> <p> </p> <p>Semoga terjawab ya Kak Rio 🙂</p> <p> </p> <p> </p> <p> </p>

  24 July, 2019 Like ( 2 )

lucky

Halo teman2 SQA jenius,

 

Gimana sih cara kalian testing aplikasi jenius itu sendiri sedangkan jenius sendiri punya banyak integrasi dengan sistem bank BTPN?

Apa saja tips n trick untuk menguji aplikasi supaya mempunyai quality yang bagus?

<p>Halo teman2 SQA jenius,</p> <p> </p> <p>Gimana sih cara kalian testing aplikasi jenius itu sendiri sedangkan jenius sendiri punya banyak integrasi dengan sistem bank BTPN?</p> <p>Apa saja tips n trick untuk menguji aplikasi supaya mempunyai quality yang bagus?</p>

24 July, 2019 Like ( 1 )

• m

  malisa

  Halo Kak Lucky,

  Perkenalkan saya Malisa dari Jenius,

   

  Jenius sendiri merupakan aplikasi yang terintegrasi dengan sistem perbankan. Sebelum SQA mulai testing, kami harus memastikan sistem yang terintegrasi dengan feature tersebut sudah siap.

  Misalnya feature ‘Send It’, ketika melakukan transfer inter/intra bank, kita harus memastikan saldo terpotong, transaksi tercatat di ‘In&Out’ dan balance di rekening tujuan bertambah sejumlah yang di kirim.

  Agar mempunyai quality yang bagus, SQA menguji aplikasi di multi platform dan multi operating system, SQA juga memastikan di screen size yang berbeda mengenai Layout dari masing2 screen.

   

  Semoga terjawab ya Kak Lucky 🙂

  <p>Halo Kak Lucky,</p> <p>Perkenalkan saya Malisa dari Jenius,</p> <p> </p> <p>Jenius sendiri merupakan aplikasi yang terintegrasi dengan sistem perbankan. Sebelum SQA mulai testing, kami harus memastikan sistem yang terintegrasi dengan feature tersebut sudah siap.</p> <p>Misalnya feature ‘Send It’, ketika melakukan transfer inter/intra bank, kita harus memastikan saldo terpotong, transaksi tercatat di ‘In&Out’ dan balance di rekening tujuan bertambah sejumlah yang di kirim.</p> <p>Agar mempunyai quality yang bagus, SQA menguji aplikasi di multi platform dan multi operating system, SQA juga memastikan di screen size yang berbeda mengenai Layout dari masing2 screen.</p> <p> </p> <p>Semoga terjawab ya Kak Lucky 🙂</p>

  24 July, 2019 Like ( 1 )

Candra

Hallo kak

Kak mau tanya dong , mengenai dana siaga / flexi cash ,untuk yang belum diacc ?

Terima kasih

<p>Hallo kak</p> <p>Kak mau tanya dong , mengenai dana siaga / flexi cash ,untuk yang belum diacc ?</p> <p>Terima kasih</p>

24 July, 2019 Like ( 1 )

• 

  setiatir

  Halo Kak Chandra,

  perkenalkan saya Tia

  ini maksudnya approval pengajuan dana di Flexi Cash ya kak? Kalau itu, ada team khusus yang melakukan penilaian kak. Ada kriteria tertentu yang harus di cek.

  Kalau tim SQA nya, melakukan testing sebelum feature dari aplikasi Jenius naik ke production.

  Semoga terjawab ya kak Chandra 😀

  <p>Halo Kak Chandra,</p> <p>perkenalkan saya Tia</p> <p>ini maksudnya approval pengajuan dana di Flexi Cash ya kak? Kalau itu, ada team khusus yang melakukan penilaian kak. Ada kriteria tertentu yang harus di cek.</p> <p>Kalau tim SQA nya, melakukan testing sebelum feature dari aplikasi Jenius naik ke production.</p> <p>Semoga terjawab ya kak Chandra 😀</p>

  25 July, 2019 Like ( 0 )

• 

  setiatir

  Hi Danims,

  Terima kasih ya sudah bertanya 😀  Jawaban saya dibawah ini yaa..

  1. Negative cases tentunya harus ada, itu termasuk di dalam bagian dari functional test cases kami. Bahkan dari awal juga sudah di tetapkan di expectation criteria nya.

  2. Untuk mendeteksi “Script Jahat", codingan para developer akan di review oleh Leads nya sebelum di gabung dengan codingan developer lain. Review ini yang kami namakan Code Review. Developer pun harus melakukan yang nama nya Unit testing. Jadi sebisa mungkin ketika masuk ke SQA, code nya sudah cukup ‘bersih’.

  3. Dengan melakukan Testing pada aplikasi Jenius, Tim SQA juga melakukan pengecekan terhadap quality code nya para developer. Kalau banyak defects, artinya quality code tersebut masih kurang. Para leads biasanya akan communicate untuk improve quality code dari para developer nya. Disini ada ruang untuk improve dan saling sharing ilmu. Yang pasti, antara SQA dan Developer serta squad team lainnya, selalu saling komunikasi untuk memperbaiki kualitas aplikasi Jenius

  Semoga terjawab ya kak Danims 😀

  <p>Hi Danims,</p> <p>Terima kasih ya sudah bertanya 😀  Jawaban saya dibawah ini yaa..</p> <p>1. Negative cases tentunya harus ada, itu termasuk di dalam bagian dari functional test cases kami. Bahkan dari awal juga sudah di tetapkan di expectation criteria nya.</p> <p>2. Untuk mendeteksi “Script Jahat”, codingan para developer akan di review oleh Leads nya sebelum di gabung dengan codingan developer lain. Review ini yang kami namakan Code Review. Developer pun harus melakukan yang nama nya Unit testing. Jadi sebisa mungkin ketika masuk ke SQA, code nya sudah cukup ‘bersih’.</p> <p>3. Dengan melakukan Testing pada aplikasi Jenius, Tim SQA juga melakukan pengecekan terhadap quality code nya para developer. Kalau banyak defects, artinya quality code tersebut masih kurang. Para leads biasanya akan communicate untuk improve quality code dari para developer nya. Disini ada ruang untuk improve dan saling sharing ilmu. Yang pasti, antara SQA dan Developer serta squad team lainnya, selalu saling komunikasi untuk memperbaiki kualitas aplikasi Jenius</p> <p>Semoga terjawab ya kak Danims 😀</p>

  25 July, 2019 Like ( 0 )

kegen2011

Hallo Tim SQA,

Terima kasih sudah memberikan kesempatan untuk kita agar dapat bertanya.

Saya ingin bertanya beberapa hal :

1. Sebelum meluncurkan satu buah fitur baru, ada berapa skenario yang biasanya dibuat oleh tim SQA untuk mengetes fitur tersebut?

2. Dalam menjadi seorang SQA, kemampuan dasar apa saja yang harus dikuasai?

Terima kasih.

<p>Hallo Tim SQA,</p> <p>Terima kasih sudah memberikan kesempatan untuk kita agar dapat bertanya.</p> <p>Saya ingin bertanya beberapa hal :</p> <p>1. Sebelum meluncurkan satu buah fitur baru, ada berapa skenario yang biasanya dibuat oleh tim SQA untuk mengetes fitur tersebut?</p> <p>2. Dalam menjadi seorang SQA, kemampuan dasar apa saja yang harus dikuasai?</p> <p>Terima kasih.</p>

24 July, 2019 Like ( 1 )

• 

  setiatir

  Hi kak Kegen2011,

  Perkenalkan, saya Tia dari chapter SQA nya Jenius.

   

  1. Untuk scenario test yang SQA buat tidak ada acuan minimalnya berapa. Justru kami harus bikin banyak sebanyak mungkin dan se-specific mungkin, terutama untuk functional testing nya ya. Let say, ada satu feature tentang money moji, inget kan.. itu lho yang bisa kirim uang dengan animasi. Saya inget banget, itu satu story tapi test cases nya mencapai lebih dari 40 test cases. Hehehe, banyak yaa

  2. Kemampuan dasar apa yang harus dimiliki seorang SQA sebenarnya simple, minimal harus teliti dan detail. Ini penting sekali agar tidak ada case-case yang terlewat untuk di buat dan di test.

  Semoga terjawab ya kak Kegen2011

  <p>Hi kak Kegen2011,</p> <p>Perkenalkan, saya Tia dari chapter SQA nya Jenius.</p> <p> </p> <p>1. Untuk scenario test yang SQA buat tidak ada acuan minimalnya berapa. Justru kami harus bikin banyak sebanyak mungkin dan se-specific mungkin, terutama untuk functional testing nya ya. Let say, ada satu feature tentang money moji, inget kan.. itu lho yang bisa kirim uang dengan animasi. Saya inget banget, itu satu story tapi test cases nya mencapai lebih dari 40 test cases. Hehehe, banyak yaa</p> <p>2. Kemampuan dasar apa yang harus dimiliki seorang SQA sebenarnya simple, minimal harus teliti dan detail. Ini penting sekali agar tidak ada case-case yang terlewat untuk di buat dan di test.</p> <p>Semoga terjawab ya kak Kegen2011</p>

  25 July, 2019 Like ( 1 )
• 

  kegen2011

  Halo Kak Tia, makasih atas jawabannya. Wow, jika test casenya banyak sekali untuk satu fitur, berarti butuh banyak sekali man power untuk semua fitur yang dimiliki Jenius.

  Apakah kesimpulan saya ini tepat?

  <p>Halo Kak Tia, makasih atas jawabannya. Wow, jika test casenya banyak sekali untuk satu fitur, berarti butuh banyak sekali man power untuk semua fitur yang dimiliki Jenius.</p> <p>Apakah kesimpulan saya ini tepat?</p>

  31 July, 2019 Like ( 0 )

Feys86

SQA itu jobdesknya apa saja dan apakah ada sistem yg mengawasi kinerja SQA

<p>SQA itu jobdesknya apa saja dan apakah ada sistem yg mengawasi kinerja SQA</p>

24 July, 2019 Like ( 1 )

• 

  eko.prabowo

  Hallo Kak Feys86,

  basically jobdesknya SQA itu memastikan quality dari product atau feature yang akan launch, seperti tertera di sini yah.

  bit.ly/techblogsqa

  link job desc lengkap soal tugas SQA

  sedangkan untuk pengawasan, Jenius Tech ada system sendiri dimana antar chapter akan saling mengawasi. Sedangkan quality dari test cases kami juga selalu di review.

  Semoga menjawab yah dan membantu kak Feys86 🙂

  <p>Hallo Kak Feys86,</p> <p>basically jobdesknya SQA itu memastikan quality dari product atau feature yang akan launch, seperti tertera di sini yah.</p> <p>bit.ly/techblogsqa</p> <p>link job desc lengkap soal tugas SQA</p> <p>sedangkan untuk pengawasan, Jenius Tech ada system sendiri dimana antar chapter akan saling mengawasi. Sedangkan quality dari test cases kami juga selalu di review.</p> <p>Semoga menjawab yah dan membantu kak Feys86 🙂</p>

  25 July, 2019 Like ( 1 )

• 

  eko.prabowo

  Hallo Kak Robbif_,

  Perkenalkan saya Bowo dari SQA team,

  Kalo Jobdesknya selain yang paling utama testing, kita membuat testcase, testcase review dan berkolabarasi dengan squad dalam membangun aplikasi untuk detailnya kita di bagi dalam dua team QA dan QE

  Untuk QA menguji aplikasi di multi platform dan multi operating system, SQA juga memastikan di screen size yang berbeda mengenai Layout dari masing2 screen dan memastikan secara funsionalitas secara manual testing

  Untuk QE seperti saya sendiri, banyaknya berscripting screnario setiap harinya, dan memang sedikit menulis code tetapi tidak berat ko, karena kita sudah membangun Framework Automation yang lebih user friendly dan mudah di gunakan bagi teman – teman, karena kami mengerti kebanyakan teman – teman SQA basicnya dari manual testing

  untuk rekomendasi website untuk belajar ada nih yang keren coba di cek yah, cari yang Automation Testing yahk….

  http://www.udemy.com

  Semoga menjawab yah dan membantu kak Robbif_ 🙂

  <p>Hallo Kak Robbif_,</p> <p>Perkenalkan saya Bowo dari SQA team,</p> <p>Kalo Jobdesknya selain yang paling utama testing, kita membuat testcase, testcase review dan berkolabarasi dengan squad dalam membangun aplikasi untuk detailnya kita di bagi dalam dua team QA dan QE</p> <p>Untuk QA menguji aplikasi di multi platform dan multi operating system, SQA juga memastikan di screen size yang berbeda mengenai Layout dari masing2 screen dan memastikan secara funsionalitas secara manual testing</p> <p>Untuk QE seperti saya sendiri, banyaknya berscripting screnario setiap harinya, dan memang sedikit menulis code tetapi tidak berat ko, karena kita sudah membangun Framework Automation yang lebih user friendly dan mudah di gunakan bagi teman – teman, karena kami mengerti kebanyakan teman – teman SQA basicnya dari manual testing</p> <p>untuk rekomendasi website untuk belajar ada nih yang keren coba di cek yah, cari yang Automation Testing yahk….</p> <p><a href="http://www.udemy.com" rel="nofollow">http://www.udemy.com</a></p> <p>Semoga menjawab yah dan membantu kak Robbif_ 🙂</p>

  25 July, 2019 Like ( 2 )

Ahmad Fadilah

Saya mau tanya kak, metode untuk menguji aplikasi apakah sudah terbebas dari bugs itu bagaimana ya? Dan berapa lama waktu yang diperlukan sampai aplikasi siap di realis ke publik?

<p>Saya mau tanya kak, metode untuk menguji aplikasi apakah sudah terbebas dari bugs itu bagaimana ya? Dan berapa lama waktu yang diperlukan sampai aplikasi siap di realis ke publik?</p>

24 July, 2019 Like ( 0 )

• 

  yafifaisal

  Hi Kak Ahmad Fadilah,

  Perkenalkan, saya Faisal dari SQA tim Jenius.

   

  Metode pengujian aplikasi Jenius menggunakan beberapa tahap. Seperti yang mbak Tia sebutkan di jawaban atas pertanyaan pertama dari kak Imamadyan, bahwa kami melakukan functional test dan compatibility test sampai Zero bug. Terlalu optimis ya, tapi setidaknya benar-benar No more bug found saat SQA melakukan testing.

   

  sedangkan untuk durasi yang di perlukan feature untuk release ke publik, itu kembali ke seberapa besar dan seberapa complex feature tersebut. untuk yang simple, bisa memakan waktu1-2 sprint (2-4minggu) tapi kalau complex, bisa mencapai 2-3 bulan atau lebih.

   

  Semoga terjawab ya

  <p>Hi Kak Ahmad Fadilah,</p> <p>Perkenalkan, saya Faisal dari SQA tim Jenius.</p> <p> </p> <p>Metode pengujian aplikasi Jenius menggunakan beberapa tahap. Seperti yang mbak Tia sebutkan di jawaban atas pertanyaan pertama dari kak Imamadyan, bahwa kami melakukan functional test dan compatibility test sampai Zero bug. Terlalu optimis ya, tapi setidaknya benar-benar No more bug found saat SQA melakukan testing.</p> <p> </p> <p>sedangkan untuk durasi yang di perlukan feature untuk release ke publik, itu kembali ke seberapa besar dan seberapa complex feature tersebut. untuk yang simple, bisa memakan waktu1-2 sprint (2-4minggu) tapi kalau complex, bisa mencapai 2-3 bulan atau lebih.</p> <p> </p> <p>Semoga terjawab ya</p>

  25 July, 2019 Like ( 2 )

mika

Hai kak mau tanya,

1. Karena pakai React Native, codebase app Android sama iOS Jenius sama kah?

2. Kalau codebase app dengan web bagaimana? Apakah sama atau beda? Kalau beda, bagaimana cara reuse kode/logic/test suites yang sama? Menimbang fungsionalitas app dengan web Jenius bisa dibilang sama persis

<p>Hai kak mau tanya,</p> <p>1. Karena pakai React Native, codebase app Android sama iOS Jenius sama kah?</p> <p>2. Kalau codebase app dengan web bagaimana? Apakah sama atau beda? Kalau beda, bagaimana cara reuse kode/logic/test suites yang sama? Menimbang fungsionalitas app dengan web Jenius bisa dibilang sama persis</p>

27 July, 2019 Like ( 0 )

• 

  eko.prabowo

  Hallo Kak Mika,

  Perkenalkan saya Bowo dari SQA team,

  yap benar sekali kak kami menggunakan React Native dan codebase sama antara android dan ios

  untuk penggunaan codebase di web, mungkin next time bisa di jawab oleh team developer frontend agar lebih detail kembali dari sisi codenya, apabila di pandang dari sudut mata testing, fungsionalitas antara mobile dan web, penulisan steps definition automation testing sendiri kami pisahkan antara mobile dan web karena memang terdapat beberapa behavior yang cukup berbeda, sebagai contoh step pada halaman login page, untuk browser tidak terdapat page pin page

   

  Semoga menjawab yah dan membantu kak Mika 🙂

  <p>Hallo Kak Mika,</p> <p>Perkenalkan saya Bowo dari SQA team,</p> <p>yap benar sekali kak kami menggunakan React Native dan codebase sama antara android dan ios</p> <p>untuk penggunaan codebase di web, mungkin next time bisa di jawab oleh team developer frontend agar lebih detail kembali dari sisi codenya, apabila di pandang dari sudut mata testing, fungsionalitas antara mobile dan web, penulisan steps definition automation testing sendiri kami pisahkan antara mobile dan web karena memang terdapat beberapa behavior yang cukup berbeda, sebagai contoh step pada halaman login page, untuk browser tidak terdapat page pin page</p> <p> </p> <p>Semoga menjawab yah dan membantu kak Mika 🙂</p>

  29 July, 2019 Like ( 0 )

setiatir

Hai hai Astghfrla,

Kenalkan saya Tia dari SQA Jenius

1. ini maksudnya tool yang di gunakan untuk testing ya? Kalau manual, kami menggunakan device ios, android dan web browser yg biasa kami sebut sebagai platform. Juga menggunakan test management untuk mengatur test cases nya.

Untuk automation, menggunakan Katalon studio dan Mobile Framework create by ourself.

Metode nya, kami menggunakan TDD test method, walau selalu ada kemungkinan untuk menggunakan BDD test method.

2. Bisa dan iya, selama kamu lolos test dan interview nya.

3. Bisa jadi karena yang sedang dibutuhkan adalah QE. Kamu pernah test di Jenius ya kak?

4. Di Jenius ada alokasi feature yang di bagi ke beberapa squad, testingnya di lakukan di masing-masing squad tersebut.

 

Semoga terjawab ya semua pertanyaannya. Terima kasih kak 😀

<p>Hai hai Astghfrla,</p> <p>Kenalkan saya Tia dari SQA Jenius</p> <p>1. ini maksudnya tool yang di gunakan untuk testing ya? Kalau manual, kami menggunakan device ios, android dan web browser yg biasa kami sebut sebagai platform. Juga menggunakan test management untuk mengatur test cases nya.</p> <p>Untuk automation, menggunakan Katalon studio dan Mobile Framework create by ourself.</p> <p>Metode nya, kami menggunakan TDD test method, walau selalu ada kemungkinan untuk menggunakan BDD test method.</p> <p>2. Bisa dan iya, selama kamu lolos test dan interview nya.</p> <p>3. Bisa jadi karena yang sedang dibutuhkan adalah QE. Kamu pernah test di Jenius ya kak?</p> <p>4. Di Jenius ada alokasi feature yang di bagi ke beberapa squad, testingnya di lakukan di masing-masing squad tersebut.</p> <p> </p> <p>Semoga terjawab ya semua pertanyaannya. Terima kasih kak 😀</p>

29 July, 2019 Like ( 0 )

• 

  Astghfrla

  Iya kebetulan pernah apply, dan baru tahap interview lalu gagal karena belum bisa Automation😅

  Semoga nnt dibuka lowongan untuk QA Manual hehe, supaya ada kesempatan untuk belajar disana 🙂

  Iya cukup jelas Kak Tia, terima kasih informasinya 🙂

  <p>Iya kebetulan pernah apply, dan baru tahap interview lalu gagal karena belum bisa Automation😅</p> <p>Semoga nnt dibuka lowongan untuk QA Manual hehe, supaya ada kesempatan untuk belajar disana 🙂</p> <p>Iya cukup jelas Kak Tia, terima kasih informasinya 🙂</p>

  29 July, 2019 Like ( 0 )