Traveling itu bikin candu. Sejak pertama kali ‘mengenal’ tiket promo di tahun 2014, aku putuskan untuk harus rutin traveling setiap tahun, baik di dalam maupun luar negeri. Demi niat teguh ini, aku pun merelakan potongan budget hura-hura ke bioskop atau kafe cantik, bahkan menahan diri untuk nggak beli baju lucu di online shop; sebagai gantinya, tabunganku terus mengembung untuk jadi modal traveling. Nggak apa-apa lah dibilang “kuper” atau “anak rumahan”, asalkan aku bisa terus melihat daerah dan negara baru, dengan keindahannya yang memukau.
Namun, beberapa kali traveling bersama teman-teman atau sendiri, aku jadi merenung, “Kapan ngajak orang tua untuk merasakan kekaguman yang sama ketika melihat dunia luar?” Akhirnya kuputuskan, setiap tahun aku harus mengajak si Mama, orang tua tunggalku, untuk traveling berdua. Pokoknya beliau jadi prioritasku. Traveling with purpose bagiku adalah melihat wajah bahagia Mama saat kuajak ke tempat-tempat eksotis yang selama ini hanya dilihatnya lewat layar kaca atau, seperti celotehan Mama, di gambar kalender! Pokoknya… her happiness is my ultimate purpose.
Awal musim semi tahun 2018 ini, aku mengajak Mama keliling Prancis, Belanda, dan Finlandia. Wah, persiapannya riuh sekali: mulai dari menyiapkan visa hingga memborong jaket dan mantel supertebal, maklum kami besar dan lahir di kota pinggir pantai, jadi paling nggak kuat sama udara dingin.
Mama saat di taman Versailles, Perancis.
“De, Mama mesti nukar uang Euro berapa ya?” tanya Mama kepadaku, 1 minggu menjelang keberangkatan. Menukar uang memang jadi rutinitas kami, karena kami memang punya pengalaman kurang menyenangkan saat traveling di negara-negara sebelumnya. Beberapa kali kartu kredit/debit milikku dan Mama tidak bisa digunakan untuk bertransaksi di ATM, tak peduli logo Visa atau Mastercard terpampang besar di mesinnya.
“Tenang Ma kita bawa uang tunai sedikit aja, karena di Eropa kebanyakan pakai cashless transaction. Kayak mesin-mesin tiket subway dan tram, seringnya enggak menerima uang tunai, jadi kita pakai kartu debit aku aja ya.”
Mama sempat meragu, “Nanti kartunya nggak bisa transaksi lagi kayak dulu.”
“Mama tenang saja, kartu Jenius dari SMBC Indonesia sudah terjamin kok.” Aku menenangkan beliau dengan berbagai pengalamanku memakai Jenius sejak akhir tahun 2017 lalu. Begitu juga cerita teman-temanku yang sudah membawa kartu Jenius-nya traveling ke luar Indonesia.
Dan… benar saja. Kartu Jenius-ku dapat digunakan di seluruh mesin ATM dan merchant di Prancis, Belanda, serta Finlandia. Dari yang biasanya aku membawa 3-4 kartu untuk jaga-jaga karena takut transaksinya ditolak, kini aku cuma bermodal satu lembar kartu ajaib nan Jenius. Semakin enaknya pakai Jenius, aplikasinya sangat real time. Baru beberapa detik yang lalu aku menggesek kartu untuk membeli karcis subway, transaksinya langsung dilaporkan di fitur In & Out aplikasi. Sungguh memudahkan aku yang memang senang mencatat transaksi pengeluaran saat traveling.
Nah, kali ini mama berpose dengan latar belakang Menara Eiffel, Perancis.
Di Paris, aku dan Mama hanya memiliki waktu 2 hari. Pertama-tama kuajak Mama melihat simbol negara Prancis yang paling ternama itu: Menara Eiffel. Wah, nggak tergambarkan lagi deh gimana cerianya Mama (dan aku, tentunya, hahaha) berpose dengan latar belakang menara setinggi 324 meter itu. Dari Menara Eiffel, kami lalu melintasi Taman Trocadero, menyeberang Sungai Seine dari Pont d’Iéna, lalu melipir foto-foto sebentar di Carrousel de la Tour Eiffel. By the way, aku terlambat mengetahyi kalau di sisi lain Menara Eiffel ada spot foto yang sangat menarik dengan ranting-ranting Pohon Magnolia yang sudah berbunga cantik. Hari kedua di Paris, kami bangun pagi untuk melihat megahnya Chateau de Versailles. Puas menikmati jardine alias kebunnya yang terhampar luas di belakang istana, kami kembali ke pusat kota Paris untuk singgah sebentar di Champs-Elysées, Louvre Pyramid, dan Arc de Triomphe.
Uang tunai jadinya hanya terpakai untuk jajan Crepe di Point Alexandre III.
Malamnya aku dan Mama naik kereta menuju destinasi selanjutnya, Negeri Kincir Angin. Di destinasi kedua ini lah kami akan menghabiskan waktu liburan paling lama, yaitu 5 hari. Ini karena menurut kami tempat-tempat wisata di Belanda lebih menarik dan sesuai selera (contoh: kanal Amsterdam dan bunga tulip!). Ditambah lagi, kami punya sanak saudara di sini yang kemudian mengajak kami bertamasya bahkan tinggal bersama mereka di kota Arnhem.
Tak terasa sudah 3 hari di Belanda, kami ternyata sudah banyak melakukan petualangan seru: 3 jam tur kanal dan jelajah kota Amsterdam, makan di Pancake Amsterdam, melihat bianglala di Zaanshe-Schans, berfoto dengan kostum tradisional Volendam, ‘berlakon’ sebagai raksasa di Madurodam, trekking di hutan Landgoed (Estate) Mariëndaal, mengunjungi Openlucht Museum, bahkan main bowling dengan keluarga Belanda kami.
Menemukan air terjun saat trekking di hutan Landgoed (Estate) Mariendaal.
Astaga! Aku lupa belum check-in online dan membeli bagasi! Maskapai yang akan kami pakai besok ke Finlandia adalah low cost carrier tanpa bagasi, maklum traveling-nya irit. Untunglah aku pakai Jenius, jadi tak perlu ribet untuk membayar transaksi di situs maskapai. Cukup buka fitur Send It di aplikasi Jenius, masukkan nomor rekening, pilih bank, masukkan nominal yang diinginkan, lalu konfirmasi. Mudah banget! Say goodbye deh ke segala token atau PIN yang dikirim lewat SMS, pakai Jenius kita cukup mengetik kata sandi atau kode PIN aplikasi. (Psstt! Dengan Jenius, kita bisa melakukan transfer antarbank bebas biaya lho!) Hanya 10 menit, check-in online sudah terlaksana dan bagasi sudah dibeli. Saatnya istirahat!
Hari ke-4 di Belanda, aku akhirnya membawa Mama ke tempat wisata impiannya sejak dahulu kala. Taman bunga tulip di Keukenhof. Sebenarnya rencana utama traveling kali ini adalah mewujudkan impian Mama yang gemar berkebun dan cinta tanaman. Tahun lalu beliau kuajak melihat Bunga Sakura di Jepang, tahun ini adalah giliran Bunga Tulip.
Sebagai penutup rangkaian Europe traveling kali ini, aku dan Mama singgah ke Finlandia untuk 1 malam. Kenapa Finlandia? Karena, sebagaimana telah kujelaskan di awal bahwa semua kisah traveling-ku selalu bermula dengan tiket promo, maka kali ini tiket promo kami memiliki rute aneh: Jakarta-Paris dan Helsinki-Singapura. Tak apa lah. Justru dengan ‘transit’ di Helsinki, aku berkesempatan menunjukkan salju pada Mama yang memang belum pernah merasakan salju.
“Makasih ya De udah bawa Mama jalan-jalan ke Eropa. Nggak nyangka akhirnya bisa main salju, bukan cuma lihat di TV doang!” kulihat mata Mama berbinar-binar.
Mama, my ultimate purpose
Ah, hatiku rasanya membuncah. Penuh kebahagiaan. Hatiku hangaaaaat betul, langsung lupa bahwa kami lagi dikerubungi hawa dingin 1° Celsius-nya Helsinki. Bodo amat! Selama bisa lihat sukacita Mama seperti ini, sih, Kutub Selatan pun pasti kusambangi!
Tapi pertama-tama, aku harus mulai menabung lagi nih. Tiket pesawat, akomodasi, dan transportasi di benua Eropa aja udah mahal BUANGETS, gimana di Kutub Selatan sana ya. Eh, yakin nih Lin mau ke Kutub Selatan? Wong kamu di ruangan ber-AC cuma dengan suhu 16° Celsius aja udah menggigil!
Apalah artinya nonton bioskop dan hangout ngopi, ketimbang melihat sukacita orang tua.
Sudah, sudah… destinasi tahun depan mah urusan nanti. Yang penting nabung dulu! Nabung pakai Dream Saver di aplikasi Jenius mudah banget, cukup tentukan target jumlah tabungan dan deadline, nanti biarkan Jenius yang setiap hari ‘memotong’ saldo kita untuk ditabung. Nggak akan sadar deh, tahu-tahu udah punya Rp5 juta aja di akhir tahun. Asyik! #jalan2jenius ya cuma sama aplikasi & kartu Jenius!
Artikel ini sebelumnya diikutsertakan pada Co.Create Blog Competition beberapa waktu lalu. Baca artikel asli Erlinel, di sini.
Comments ( 0 )