ingin bergabung tapi ada gak daerah medan
Setiap orang pasti memiliki rumah impian. Suatu waktu, agar hunian terasa semakin nyaman, banyak pula yang memutuskan untuk merenovasi rumah. Mulai dari skala kecil hingga yang harus mengubah seluruh tampilan rumah. Selain budget, ada hal lain yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan renovasi rumah.
Tentukan kebutuhan dan keinginan
Tia saat menceritakan konsep renovasi rumahnya.
Melihat inspirasi desain memang diperlukan agar membantu penentuan konsep desain renovasi rumah. Namun kadang, inspirasi ini bisa mengaburkan batas antara kebutuhan dan keinginan. Beda keluarga tentu beda kebutuhan. Ada yang membutuhkan dapur yang besar karena si ibu senang memasak. Ada pula yang lebih membutuhkan ruang kerja ketimbang dapur atau ruang tamu. Tia menganjurkan untuk mendahulukan kebutuhan sebelum mencari inspirasi desain yang sesuai.
Bagi mereka yang sudah berkeluarga, komunikasi dengan pasangan juga penting. Sebab, masing-masing punya kebiasaan dan kebutuhan berbeda.
“Mereka pasti punya kebutuhan terkait hobi yang mungkin saja kita gak tau”
Memang awalnya mungkin akan terasa sangat clueless, namun seiring diskusi yang berkelanjutan, kebutuhan dan keinginan tersebut akan tampak jelas. Nanti tinggal menentukan apakah kebutuhan tersebut akan tetap sama atau berubah dalam periode 10 tahun. Kalau kebutuhannya akan bertambah, maka sebaiknya buat satu ruangan yang fleksibel. Misalnya, saat ini dipakai untuk ruang kerja, nanti ketika anak lahir, ruangan tersebut bisa dipakai untuk kamar anak.
“Pokoknya yang terpenting tentukan dulu kebutuhannya apa dan jadikan prioritas”
Keluarga Tia sendiri misalnya, meski ingin memiliki studio dan rooftop, Tia dan keluarga tetap mengedepankan prioritas kebutuhan hunian tinggal. Dengan konsep rumah tumbuh, Tia berencana membangun dan merenovasi rumahnya secara bertahap sesuai dengan skala prioritas yang ia tentukan bersama suami di awal.
Menemukan arsitek yang tepat
Menurut Tia, setidaknya ada 4 hal yang perlu dipersiapkan untuk renovasi.
Setelah kebutuhan dan keinginan ditentukan, mulai terjemahkan keduanya ke dalam design brief. Menurut Tia, design brief berguna sebagai panduan dalam merenovasi. Design brief ini nantinya yang akan dibawa dan ditujukan ke arsitek. Bahkan Tia juga menganjurkan untuk membawa moodboard.
“Jadi sudah kebayang oleh si arsitek. Biar dia yang menilai mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu diganti”
Bila kebutuhan dan design brief sudah jelas, arsitek akan lebih mudah merumuskan material yang dibutuhkan.
Poin yang perlu diperhatikan adalah, tidak semua kebutuhan renovasi memerlukan jasa arsitek. Untuk skala yang lebih kecil, misalnya memperbesar dapur tanpa mengubah seluruh layout, kamu gak perlu jasa arsitek. Namun, bila renovasi tersebut harus mengubah seluruh layout dan perlu peninjauan ulang struktur bangunan, tentu kamu memerlukan bantuan seorang arsitek.
Tukang atau kontraktor?
Untuk renovasi atau membangun sebuah bangunan, kamu punya pilihan untuk menyewa tukang atau menggunakan jasa kontraktor. Bila arsitek yang memilih material, kontraktor inilah yang akan membantu kamu membeli semua material yang dibutuhkan. Biasanya ada tim yang mengawasi kegiatan pembangunan. Sebaliknya untuk sewa tukang, harga yang kamu keluarkan memang jauh lebih sedikit, tapi kamu harus siap sedia mengawasi kegiatan pembangunan. Selain itu, menurut Tia, tidak semua tukang mampu membaca gambar desain arsitek.
“Kebanyakan tukang itu akan tanya dulu sebelum mereka mulai kerja. Memang jauh lebih murah, tapi lebih banyak effort-nya”
Siapkan dana darurat
Membangun atau merenovasi rumah tentu membutuhkan biaya yang gak sedikit. Semakin besar kebutuhan dan skala pembangunan, memang akan semakin besar pula biaya yang diperlukan. Tapi sebetulnya, bila kebutuhan sudah ditetapkan dengan jelas, kamu bisa menyesuaikan pembangunan atau renovasi rumah dengan kemampuan finansialmu. Jadi ketika berdiskusi dengan arsitek, kamu bisa mengutarakan budget yang kamu miliki dan gak perlu khawatir budget tersebut bertambah.
“Kalau kebutuhannya sudah jelas, budget-nya gak akan bengkak”
Terkait budget, Tia menganjurkan untuk menyisihkan 20 persen dari total budget sebagai dana darurat. Meski budget kamu terbatas, dana darurat ini penting untuk mengantisipasi kenaikan harga material bangunan. Meski sifatnya seperti dana tambahan, bukan berarti kamu langsung menggunakannya bila ada kenaikan harga di luar rencana.
“Cari dulu solusinya biar gak langsung ambil dana darurat. Jadi dana tersebut buat pegangan saja”
Sebelum sharing session bersama Tia dimulai, Dwinanda Yanzi Putra, lebih dulu menjelaskan tentang Jenius Co.Create.
Astri, salah satu peserta juga ikut berbagi cerita saat menjalani proses renovasi rumahnya.
Suasana saat tanya jawab bersama Tia berlangsung.
Sharing session bersama arsitek Yudi Puspa Tia ini merupakan bagian dari kokreasi Jenius bersama Living Loving. Acara kedua yang bertajuk “Home Renovation 101” ini diselenggarakan pada 29 September lalu di salah satu Jenius Co.Create Space, The Goods Café Street Gallery. Gak mau ketinggalan event selanjutnya? Punya ide lain untuk disalurkan? Bagikan idemu di sini.
Comments ( 1 )